dua puluh

313 46 6
                                    

Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.

Happy reading!

Lacuna

Pete bukan pencuri, tapi dia ingin mencuri boneka cantik itu. Boneka yang talinya diikat dengan erat oleh si pemilik sampai-sampai boneka itu hampir rusak dibuatnya. Satu persatu tali itu, Pete potong secara diam-diam. Dia yakin pemiliknya akan marah, tapi dia begitu jatuh hati pada boneka itu sejak awal pertemuan mereka. Dia yang hanya berdiri diam tanpa senyum dengan mata yang menghadap lurus ke arah Pete seolah meminta pertolongan. Maka Pete dengan mantap berjalan menghampiri, mengeluarkan dia dari kegelapan.

"Vegas?"

Pria itu mendongak dari duduknya di pinggiran kolam. Wajah pria itu memerah, bekas pukulan itu terlihat jelas di kulit putihnya, walau cahaya agak temaran di luar sini.

"Kenapa ada di sini?" tanya Vegas, terkejut melihat siapa yang mendekat.

Beberapa bulan telah berlalu lagi, kedekatan keduanya semakin terlihat. Melanjutkan pendidikan di tempat yang sama, keduanya bahkan semakin tidak terpisahkan.

Pete berjalan mendekat, duduk di samping Vegas yang menenggelamkan separuh kakinya di air kolam.

Rumah Vegas terlihat suram, besar dan sepi. Kehidupan di dalam rumah ini begitu rusak. Kedekatan keduanya membawa Pete mengenal kakak dari Vegas, Tankhun Kornwit. Anehnya Pete dan Tankhun begitu akrab berbeda jauh dengan Tankhun dan Vegas. Mempunyai kesukaan yang sama, selain dengan Vegas, Pete sering kali menghabiskan waktu bermain dengan Tankhun, seperti hari ini, niat awalnya datang ke rumah ini untuk mengajak Tankhun menonton drama terbaru dari artis favorit keduanya namun bukan mendapati kehadiran Tankhun, Pete justru menyaksikan hal menyedihkan di depan matanya, Vegas dipukul tanpa ampun oleh ayahnya.

Pete ingin berlari menolong Vegas tapi dia sadar diri, dia bukan siapa-siapa di sini, dia tidak punya kuasa, berakhir dia menyembunyikan diri, menunggu sampai ayah Vegas menjauh dan dia bisa menghampiri pujaan hatinya itu.

"Apa ini sakit?" Pete menahan tangannya di udara, tidak sampai hati menyentuh wajah yang terluka itu, hatinya begitu sakit melihatnya.

"Kenapa ada di sini?" tanya Vegas lagi, dia menarik tangan itu, menggengamnya erat.

"Mengunjungi kak Tankhun dan tidak sengaja melihatmu."

Vegas paham maksud Pete, dia tersenyum kecil.

"Aku tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa darimananya? Kau terluka."

"Aku sudah biasa."

Tatapan mata Pete semakin redup, dia merapatkan dirinya pada Vegas. Keduanya saling menatap, dari jarak sedekat ini Pete bisa melihat wajah penuh kesedihan itu. Pete tahu betapa kejamnya ayah Vegas tapi dia tidak pernah melihat langsung bagaimana Vegas diperlakukan, hatinya sakit melihat kenyataan itu.

"Kali ini karena apa?" bisiknya pelan.

"Hanya masalah kecil."

"Vegas," panggil Pete, meski hubungan mereka telah menjadi sangat dekat tapi Pete masih merasakan jarak itu. Vegas terbiasa mengunci dirinya sendiri, membiarkan semuanya tertanam di dirinya yang perlahan-lahan akan menghancurkan jiwanya.

LACUNA [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang