sembilan

321 76 3
                                    

Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.

Happy reading!

Lacuna

Dia kembali dalam dunia aneh ini lagi. Build rasanya ingin berteriak dengan keras hanya untuk melampiaskan kegundahan hatinya tapi sayangnya tidak dia lakukan.

Setelah satu bulan tidak lagi terbangun secara tiba-tiba dalam mimpi yang nyata Build pikir semuanya sudah berakhir. Dia sudah menganggap itu semua hanya sekedar mimpi tidak jelas yang datang karena dia terlalu banyak menghafal naskahnya. Tapi ternyata tidak. Dia ada di sini sekarang sambil membuka mulut menerima suapan dari Tankhun yang duduk di sampingnya.

Tangannya diinfus. Kamarnya begitu terasa hangat. Dia tidak dibawa ke rumah sakit, sepertinya.

Tangannya dengan pelan bergerak naik menyentuh perutnya. Rasa sakit dan tidak nyaman di sana telah menjelaskannya. Kesedihannya memuncak. Bayi itu, bayinya, bayi Pete telah tiada.

Tankhun berhenti dari kegiatannya yang sibuk memotong buah dia menoleh kearah Pete yang mengusap perutnya perlahan dengan lelehan airmata di wajah datarnya.

"Pete? Ada apa? Apa ada yang sakit?" tanyanya dengan panik. Dia meletakkan piring buah itu dan bangkit berjalan ke arah Pete.

"Tidak." Build mengeleng.

Tankhun menatap sedih Pete yang kini menghapus airmatanya perlahan. Dia meraih tubuh itu masuk kedalam pelukan hangatnya.

"Tidak apa, kau bisa menangis Pete. Tidak apa. Karena tidak ada manusia biasa yang tidak bersedih setelah kehilangan sesuatu yang berharga."

"Aku tidak apa-apa Kak, bayiku sebaiknya memang tidak pernah dilahirkan. Vegas tidak akan suka. Bayiku tidak akan bahagia." Build ingat dialog yang dia ucapkan pada Tankhun sekarang. Rasa sakit ini terlalu nyata. Seolah-olah dia benar-benar adalah Pete.

Build tidak ingin menangis lagi, tapi airmatanya tidak bisa berhenti dan malah semakin banyak. Suara isakannya semakin nyaring. Satu bulan sudah dia melupakan hal ini dan dia kembali dihantam kenyataan bahwa dia tidak bisa menyelamatkan bayi Pete saat itu.

"Bayiku..."

Tankhun mengusap pelan punggung rapuh itu. Dalam hatinya dia bertanya-tanya, kenapa kehidupan adik iparnya begitu menyedihkan. Kenapa dia harus menjadi pasangan dari adiknya yang brengsek itu?

Dia sangat ingin membantu, sangat, teramat sangat ingin membantu tapi Vegas bukan lawan yang sepadan dengannya.

"Pete!"

Pol masuk dengan terburu-buru. Dia baru saja sampai di kantornya setelah menjenguk Pete tadi. Lalu saat dirinya sampai ke kantor dia mendapatkan kabar kalau Pete sudah sadar. Tanpa pikir panjang dia langsung memutar mobilnya kembali ke kediaman Pete.

"Kenapa kau kembali lagi?" Tankhun terlihat tidak suka dengan kedatangan Pol tapi Pol sendiri mengabaikan pertanyaan sinis dari Tankhun dia lebih memilih mendekat ke arah Pete yang duduk bersandar di ranjang. Pete telah tenang setelah sebelumnya menangis dengan keras.

"Kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Tanya Pol dengan khawatir. Build hanya membalas dengan gelengan dan senyuman kecil pada Pol.

Pol mengangguk, "syukurlah."

"Sudah kan? Sekarang kau bisa kembali pergi."

Bukannya pergi Pol malah mengambil tempat duduk di samping ranjang tepat berhadapan dengan Tankhun dan dia mengabaikan Tankhun sepenuhnya tanpa repot-repot melirik. Pandangan Pol sepenuhnya tertuju pada Pete.

LACUNA [BL]Where stories live. Discover now