sembilan belas

276 49 6
                                    

Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.

Happy reading!

Lacuna

Vegas dan Pete

Nattawin berpikir jika dia telah melakukannya dengan benar namun dunia tidak berputar hanya disekitarnya saja. Noda kecil yang tidak dia hiraukan pada akhirnya menjadi hal buruk yang merusak segalanya.

Apa dia akan selalu kalah dari orang itu?

Pria berkulit tan itu mendongak menatap langit sore hari dari atas gedung tinggi milik Mile. Angin yang menerpanya dan suara ribut dari jalanan di bawah tidak sama sekali menganggunya.

Jika dipikir sekali lagi, untuk apa dia bertindak sejauh ini?

Nattawin tertawa kecil. Ada setetes air pada sudut matanya, dihapus sebelum luruh di pipi.

Dia ingat dengan jelas wajah penuh senyum itu, seseorang yang begitu disayangi pencipta, yang selalu mendapatkan segalanya membuat dia termakan ego dan menuruti hatinya, menjadi pendendam dan merusak segalanya. Hal yang seharusnya tidak dia lakukan sebagai pelindung kehidupan.

Jika ditanya untuk apa dia bertidak sejauh ini?

Jawaban Nattawin hanya satu, untuk kepuasan hatinya.

Karena baginya, melihat kesayangan sang Pencipta itu menderita adalah kepuasan hatinya.

●●●

Saat itu usia Pete baru menginjak angka ke tujuh belas saat dia pertama kalinya bertemu dengan Vegas dalam acara pertemuaan bisnis yang keluarganya adakan. Bagi Pete, Vegas itu seperti boneka berjalan yang dipoles dengan cantik dan dipermainkan sesuka hati. Semuanya tampak palsu dan Pete tidak menyukai itu.

"Apa yang kau lakukan di sini Pete?" Pete yang sedang mengintip dari balik pot besar di dalam ruangan terkejut. Dia menoleh dan dengan ringan tangan memukul Pol yang menjulang di depannya.

"Kau membuatku kaget," katanya saat Pol mengaduh kesakitan.

"Lagipula aneh sekali melihatmu mengendap-gendap seperti itu di dalam rumah."

"Aku sedang melihat seseorang." Pete kembali mengintip dari celah daun besar itu.

"Siapa?" Pol ikutan melihat karena penasaran.

"Vegas?" tanya Pol ketika tau siapa yang diperhatikan teman kecilnya sedari tadi.

"Kau kenal?" Pete berbalik menatapnya dengan mata bulat yang penuh ketertarikan pada hal yang mereka bahas.

Pol mengangguk.

"Salah satu anak dari rekan bisnis papa."

"Bukan itu maksudku. Aku pun tau dia salah satu anak dari rekan bisnis keluargaku. Maksudku kenal yang kenal begitu."

Pol memiringkan kepalanya dengan bingung. "Kenal yang kenal, bagaimana?"

"Maksudku, apa kalian dekat?"

Akhirnya Pol paham maksud Pete, dia menggeleng. "Aku tau dia hanya sebatas anak dari rekan kerja papa yang punya sifat dingin tidak tersentuh dan satu lagi, kita seumuran dengannya."

Pete membulatkan mulutnya terkejut, "kukira dia seumuran dengan kak Kinn."

"Dia terlihat jauh lebih dewasa dibandingkan kita berdua." Pete menantap dirinya dan Pol sambil menggeleng. Dari segi berpakaian saja ketiga sudah sangat berbeda apalagi dari sifat.

LACUNA [BL]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu