Chapter: 52

194 26 4
                                    

Dinner disebuah restoran mewah menjadi pilihan Zea malam ini, ia tidak bisa melewatkan potongan daging sapi yang meleleh karena mentega begitu saja, di negara matahari terbit ini.

Ia baru saja keluar dari toilet untuk merapikan make up. Dengan perut yang kenyang juga hati yang senang, keningnya mengerut saat dipojok meja sana, tempat dirinya menikmati daging panggang tadi, suaminya bercengkrama dengan dua orang pria.

"Sayang, kau sudah kembali ternyata." Zea hanya tersenyum kecil menanggapi penuturan suaminya.

"Ahh, jadi dia istrimu, Tuan? Saya pikir Anda kesini seorang diri." Pria berambut comma itu bersuara, sesekali menatap Zea yang terlihat tenang.

Yun Gi memang mau mengunjungi restoran sederhana, tentu atas permintaan istri cantiknya. Katanya selain murah, biasanya restoran yang sederhanalah yang menyajikan menu ternikmat. Yun Gi mangut-mangut saja meski rasanya ingin mengingatkan jika Zea adalah cucu dari konglomerat.

Dengan meja bundar yang berada di tengah, Zea berhadapan dengan sang suami. Sedangkan dua orang pria itu berada di samping kiri dan kanan mereka.

"Suami, siapa mereka?"

"Ahh, maaf mengganggu me time kalian. Kami dari perusahaan Xuie yang kebetulan pernah bekerja sama dengan Tuan Min dahulu, kami hanya datang menyapa saja, iya kan Zura?" Jawabnya santai sembari merapikan anak rambut ke ujung telinga.

Pemilik nama Zura itu tersenyum, "Benar," Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Yun Gi, "Oh iya Tuan, kebetulan Anda ke sini. Bagaimana kalau kita bekerja sama lagi?" 

Yun Gi menggeleng, "Kontrak kerja sama telah habis, lagi pula perusahaan saya tidak tertarik lagi untuk mengsupport bisnis gym." Jawabnya cukup tegas.

"Astaga, pantas saja otot kalian sangat bagus. Kalian suka nge-gym?" Zea memperhatikan otot-otot dada yang tercetak jelas di dada dua pria itu, begitu pula Yun Gi.

"Apa bentuknya sangat bagus?"

"Usia kalian masih muda, latihlah lebih keras dibagian kaki." Yun Gi menimpali kemudian menyerahkan segelas minuman pada Zea yang sempat ia pesan sebelum ke toilet.

Meski malam semakin larut, sepertinya tidak membuat Zea kedinginan dengan minuman bertoping es itu.

Dua pria itu tersenyum tampan.

"Kami memang berniat melatih dibagian itu." Jawab Zura sembari menyeka ujung hidungnya. Ia lantas mengeluarkan sebuah kartu, dan menggesernya ke arah Yun Gi, "Tuan, karena Anda tidak tertarik untuk melakukan kerja sama dengan kami, setidaknya ini kartu nama perusahaan kami."

"Jika Anda berniat berolahraga atau kebugaran lainnya, Anda akan memperoleh pelayanan yang terbaik saat memperlihatkan kartu ini."

Yun Gi sedikit terdiam, meski ia bisa membeli satu gedung untuk membeli peralatan gym yang menurutnya harganya tidak seberapa, tapi sepertinya tidak buruk juga menerima tawaran—

"Agh!" Pemuda Min itu refleks menutup mulutnya.

Kedua pemuda itu mendekat, ia menatap cemas, "Ada apa Tuan? Apa kepalamu sakit?"

Yun Gi mengigit bibir bawahnya pelan, pandangannya jatuh ke depan tepat ke arah istrinya.

"Eh, suami kenapa?" Sorot matanya terlihat khawatir.

Yun Gi menggigit bibir bawahnya semakin erat, bahkan nafasnya sedikit tercekat.

"Tuan, Anda baik-baik saja? Apa yang terjadi? Katakan!" Zura mengelus bahu Yun Gi sedangkan teman satunya mengecek suhu tubuh.

"Lepas ... " Suara itu tercekat, ia berusaha melepas sentuhan keduanya dengan mata terpejam.

Kedua pria itu menatap aneh, tapi mereka menurut meski masih menatap Yun Gi khawatir.

WANG MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang