Chapter: 39

2K 171 23
                                    

"Jadikan aku yang kedua, Tuan!"

Dan untuk yang kesekian kalinya, pemilik nama Yun Gi itu tidak menjawab, tapi ia menatap Zea begitu sangsi.

Pipi Zea basah lagi, ia mengelus perutnya yang rata dengan bibir bawahnya bergetar, ia berujar gagap, "Aku— aku bisa menjadi istri yang baik," Zea menatap telak ke arah pemuda itu, tidak peduli dicap gila sekalipun.

Yun Gi diam, ia mendengar semua yang gadis di hadapannya ini katakan tanpa berniat menjawab.

Karena kesal selalu diabaikan, jadi Zea berujar penuh keberanian, "Aku akan memaksamu jika kau menolakku!" finalnya berusaha terlihat sangar.

Yun Gi tidak berekspresi sama sekali, pandangannya begitu lekat menatap bola mata Zea. Tapi dalam satu kali gerakan, Yun Gi mengambil genggaman tangan Zea dari pinggangnya, lantas berujar dengan serak, "Sayang, kau ingin kita menikah untuk yang ketiga kalinya?"

Zea blank.

Ia meraih tangan Zea, lantas memperlihatkan cincin di tangan si Manis, "Aku sudah menikahimu dua bulan yang lalu saat kau koma, selain itu kita juga sudah menikah saat di Goryeo."

Zea tidak bisa berekspresi lagi, tapi detik selanjutnya dada bidang pria tampan itu menjadi sasarannya.

"PRIA BRENGSEK! BAJINGAN GILA! SIALAN! TIDAK PEKA! PENIPU! PEMBOHONG! TAMPAN SIALANN!" Zea menangis tersedu sembari memukul dada bidang itu, tidak lupa berbagai umpatan unik lainnya ia layangkan.

"BAJINGANN! KAU BAJINGAN YUN GI!"

"Bagaimana kau— memasang wajah tenang seperti itu padaku?! " ia memukul dada itu gemas.

"AKU HAMPIR GILA DI SINI!"

Wajahnya kacau dan pipinya basah, tapi pukulannya tidam pernah lelah memukul dada bidang lebar yang selama ini menjadi tempat sandaran ternyaman, "KAU MEMBUATKU TAKUT! Aku hampir berniat membunuh diriku sendiri jika kamu tidak menerima lamaranku!"

Yun Gi mengatupkan bibirnya rapat-rapat, ia menerima semua pukulan itu tanpa berniat menghentikan, tangan besarnya menjalar mengusap punggung si Manis yang gemetar.

Gadis itu menangis tersedu-sedu di dadanya, tangannya masih memukul-mukul melampiaskan kekesalannya, "AKU MEMBENCIMU! Kau pria brengsek!"

Dalam tangisan tersedu-sedunya, Zea mengadu dengan lirih, "Aku ketakutan, aku ketakutan sendirian disini Yun Gi~" Yun Gi kembali mengelus punggung Zea sayang, pipinya juga ikut basah.

Tempo pukulan Zea semakin perlahan, "Aku takut kehilanganmu, aku— aku takut tidak pernah melihatmu lagi ... aku takut tidak dipelukmu lagi. Aku gemetar sendirian, menangis sendirian, mengadu kepada semua orang sendirian meski diabaikan." racaunya.

Pukulan pada Yoongi perlahan berhenti, sedangkan si Manis dengan mata merahnya sudah bertumpu pada dada bidang itu. "Aku hanya ingin kamu, aku merindukan keluarga kita sampai rasanya ingin mati."

"Aku merindukanmu Yun Gi." lirih Zea berulang-ulang, matanya memberat karena banyak menangis, lalu ia jatuh tertidur.

Zea belum bisa dikatakan pulih sempurna,  karena kecelakaannya membuat terdapat beberapa lebam di sekujur tubuh, bahkan beberapa organ dalam mengalami pendarahan. Bisa pulih dalam waktu tiga bulan adalah sebuah keajaiban. Tapi sayangnya, selain fisik ternyata psikis nona muda itu juga terguncang.

Zea tertidur dipelukan semestanya, ia meleburkan semua perasaan lelah, rindu, dan marah menjadi satu.

Yun Gi memeluk Zea lebih erat. Kini sebaliknya, tubuh pemuda itu yang bergetar hebat. 

Ia menangis tersedu, bola matanya yang selama ini dingin kini dipenuhi dengan kebahagiaan, hatinya yang selama ini bisu dipenuhi dengan ucap rasa syukur, untuk pertama kalinya tubuhnya bergetar begitu hebat saat merasakan kebahagiaan yang tiada tara.

WANG MIN Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora