Chapter: 9

3.1K 270 2
                                    

Tandu telah disiapkan, begitu pula beberapa tandu lain berupa hadiah untuk pengantin telah menyusul dari belakang.

Zea bersama Yun Gi memasuki tandu, bersiap untuk berangkat. Sedangkan Husok dan Liu menunggang kuda, posisi mereka ada yang depan juga belakang, tentu sebagai pengawal.

Wajah cantiknya berseri-seri, ia selalu di sambut oleh sapaan warga saat rombongannya melewati suatu perkampungan, sapaan yang hangat dan penuh doa bagi dirinya dan juga Yun Gi.

"Pangeran! Kami harap kau selalu bahagia! Tidak ada kebahagian yang lebih berharga dari pada kebahagiaanmu!"

"Semoga Tuhan memberimu penglihatan kembali di negeri yang buta keadilan ini, Pangeran!"

"Pangeran! Aku akan belajar menjadi tabib yang baik untuk menyembuhkanmu!"

"Kau selamanya diberkati!"

"Semoga kau dan istrimu hidup bahagia dan diberikan keturunan penerus negeri ini!"

Zea menatap Yun Gi yang hanya menampilkan wajah datarnya, namun dibalik itu semua ia yakin jika suaminya juga tersentuh atas perkataan para rakyatnya. Pikirannya kini teralihkan pada ucapan Husok, "Tidak menutup kemungkinan Tuan Yun Gi akan melakukan kudeta."

Dalam diamnya si Manis ber-smirk, bukannya ini hal yang bagus? Rakyat sudah banyak yang mendukungnya, berarti tinggal meminta dukungan dari pihak lain saja.

"Pangeran mahkota begitu tampan! tidak peduli kau buta atau miskin sekalipun, aku tetap mencintaimu!"

"Pangeran! menikah saja denganku!"

"Dia sudah memiliki istri tahu!"

"Jadikan saja aku yang kedua juga tidak apa-apa!"

Wajah Zea merah padam mendengarnya, ia sedikit membuka tirai tandu untuk memberi tatapan mematikan pada sekumpulan anak-anak gadis itu. Namun sayangnya mereka tidak melihatnya, tapi dipastikan Zea akan menandai wajah-wajah yang menggoda suaminya!

Zea bersidekap dada dan beralih menatap Yun Gi yang hanya diam dengan tatapan masih sama datarnya.

Cih!

Apa suaminya menikmati pujian gadis-gadis muda itu?

Mungkin karena dorongan panas hati, Zea bergerak meraih kepala Yun Gi dan mencuri satu kecupan di ranum suaminya, begitu singkat tapi membuat mantan pangeran mahkota itu mematung.

"Suami, jika hidupmu ingin tenang maka jangan dengarkan kata gadis-gadis penggoda itu,"

"Kau hanya milikku!" lanjutnya kembali mendongak guna mengecup rahang Yun Gi.

Zea bersedekap dada dan kembali mematai gadis-gadis yang terang-terangan merayu suaminya.

Sementara itu, dalam tatapan datar itu sudut bibir Yun Gi sedikit terangkat, ada perasaan meledak-ledak seperti getaran hangat di dada saat istrinya bertindak aktif. Ia menyentuh pelan bibirnya, mungkin berharap beberapa gadis lain kembali menggodanya?

●●●

Membutuhkan waktu beberapa jam untuk sampai di kerajaan, hingga akhirnya mereka sampai dengan keadaan Zea yang menahan beratnya kantuk.

Di papah oleh Husok, Yun Gi lebih dulu berjalan ke arah aula, ia akan menemui para petinggi kerajaan yang kebetulan sedang melaksanakan sidang di aula tengah mengenai beberapa kebijakan baru, dan yang lebih tidak masuk akal adalah saat Klan Kim turut hadir di sana.

Rapat yang dipimpin oleh Choe segera di hentikan, dengan Kim Dasom bergerak menyambut kedatangan menantunya. "Selamat datang menantuku, aku harap kau sehat selalu."

WANG MIN Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz