Chapter: 46

490 37 2
                                    

Di sebuah kamar, seorang wanita terlihat santai duduk di kursi kebesarannya. Minuman merah itu diteguk sedikit demi sedikit, begitu tenggorokannya basah ia membuka handphonenya dan mendial nomor tanpa nama, "Bukannya sudah aku katakan untuk selalu membuntutinya? Kenapa kau tidak ada kabar?!"

Seseorang disebrang sana terdengar memberi alasan yang sesuai, meski akhirnya tidak digubris.

Wanita itu membanting gelasnya hingga suara pecahan terdengar keras, "Kenapa tidak bilang dari awal sialan?!" sedangkan disebrang telpon sana terdengar permeminta maaf berulang kali.

"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun, taklukan dan buat dia bertekuk lutut dihadapanmu!" panggilan ditutup sepihak, nafasnya masih memburu, kilatan merah pada matanya memancarkan begitu banyak kebencian.

"Kau akan hancur, brengsek!"

●●●

Dada bidangnya terekspos, ia sama sekali tidak berniat untuk memakai baju setelah pergulatan panas kali ini.

Ia duduk bersandar di kepala ranjang, pandangannya jatuh ke bawah tepat pada dadanya yang terukir banyaknya bercak merah karena ulah si Manis.

Pandangannya kini bergulir ke samping, menatap sang istri yang masih terlelap, sangat cantik apalagi dengan bibir bengkak merahnya juga air mata yang baru saja surut.

"Bagaimana aku bisa berpaling jika kamu selalu membuatku bahagia?" untaian kata itu begitu pelan, ia mentap Zea penuh cinta, lantas mencuri satu kecupan pada bibir bengkak itu.

Yun Gi beranjak untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, ia duduk di samping ranjang hanya berbalut handuk kecil, "Apa malam ini Sean tidak akan pulang?" monolognya, ia mengetik beberapa kata dan mengirimkannya pada sang putra.

"Rumah sakit lagi?" Sean mengabari jika ia sedang membantu sang paman di Rumah Sakit, kemungkinan akan pulang larut.

Karena satu minggu ini Yun Gi menutup semua jadwalnya, jadi ia memiliki banyak waktu luang di rumah dan tentunya bisa menghabiskan waktu bersama sang istri.

Ia menyalakan TV, menampilkan seputar berita. Baik itu berita saham, artis dan lainnya dengan volume kecil.

Namun, sepertinya ada satu hal yang membuatnya fokus menonton sambil terkekeh ringan, hingga tanpa sadar sepasang tangan melingkar pada perutnya.

"Ini sangat aneh, bagaimana mereka bisa menjalin asmara? "

"Siapa?" tanya Zea, suaranya terendam di paha suaminya.

"Eh? Sayangku sudah bangun ternyata. Maaf membuat tidurmu terganggu." Yun Gi menarik Zea untuk duduk di pangkuannya, koala Hug. Dengan keadaan Zea yang hanya memakai kemeja putih kebesaran.

"Apa yang kamu tonton, suami? Berita? Sangat membosankan." Celetuknya mencari kehangatan pada leher polos suaminya.

"Ahh! Jangan digigit sebelah sana sayang, bagaimana jika disini?" sang suami menuntun tangannya untuk menyentuh dadanya.

Zea menggigit bibirnya saat menatap dada suaminya dipunuhi bekas kiss mark, "Katanya sayangku tidak ingin orang lain melihat tandanya, iya kan? Jadi buat di sini saja."

Zea bersemu hingga wajahnya memerah, karyanya bahkan sudah memenuhi dada Yun Gi. Ia lantas berdehem seolah mencari topik lain, "Apa yang tadi kamu tertawakan suami? Aku bahkan bisa mendengarkanmu tertawa lebar."

Yun Gi mengusap rambut istrinya, lantas menciumnya beberapa kali, "Lihat itu, sepertinya mereka menjadi trending topik."

Zea memutar kepalanya, menatap layar TV besar yang menampilkan sahabatnya bersama sepupunya, "Astagaa!" Zea ikut terbahak, "Jika mereka tahu bahwa di kehidupan sebelumnya mereka sama-sama laki-laki, bukannya akan terasa aneh?"

WANG MIN Where stories live. Discover now