Chapter: 11

3K 263 10
                                    

Tidak seperti pengantin pada umumnya, Tae Min memasang wajah datar tanpa senyum sedikit pun, berbeda dengan putri kim yaitu Kim Sohyun yang tersenyum senang.

Nyatanya, senyuman kebahagiaan dari Sohyun tidak lepas dari pandangan semua orang termasuk Raja Jonwo.

"Selamat! Putri bungsu dari klan Kim, telah menjadi istri Pangeran Tae Min."  Pengumuman terdengar diiringi suara tabuhan gendang.

Pasutri baru itu kini sudah duduk berdampingan, sedangkan para tamu undangan yang hadir menikmati jamuan dan tarian.

Tidak berbeda halnya dengan Tae Min, Yun Gi juga hanya duduk diam, memasang wajah seolah ia tidak peduli. Ia bahkan tidak menyapa ibu dan ayah mertuanya yang nampak keruh menatap tajam ke arahnya.

Sementara saat melihat Tae Min, wajah orang tua Sohyun begitu cerah. Seakan masa depan indah menyambutnya.

"Si Buta itu bahkan tidak tersenyum dipernikahan adiknya," bisik Dasom. "Dari gelagatnya, ia terlihat tidak suka pada kita."

"Jangan pedulikan menantu tidak berguna itu, yang terpenting kita telah mendapatkan Tae Min." Lanjut Hana berbisik.

Namun sayangnya, bisikan itu terdengar oleh Mina, karena ia berada di samping Nyonya Kim dari tadi pagi sebagai pelayannya.

Mina menatap sendu ke arah Tae Min, pangeran muda itu begitu baik tapi mendapatkan istri yang hanya memanfaatkan saja.

Seolah takdir membaca pikiran mereka, pandangan Tae Min juga jatuh tepat pada manik cantik Mina.
Mereka bertatapan sejenak. Seperti biasa, tatapan Tae Min begitu tajam. Namun, kali ini Mina dapat merasakan kesenduan dalam sorot matanya.

"Pangeran muda, saya harap takdir memilih Anda sebagai orang yang bahagia."

"Mina ... Apa kau merasakan hal yang sama?  Atau mungkin matamu hanya memancarkan rasa iba?"

Mina memutus pandangan saat menyadari mereka saling tatap, ia merasa bertindak tidak sopan. Begitupun dengan Tae Min yang mengalihkan tatapan ke arah kakaknya kemudian kedua sudut bibirnya naik.

Meski dirinya sudah tidak memiliki orang tua, setidaknya Tae Min bersyukur, Yun Gi  ada di sampingnya.

Namun sepertinya senyuman Tae Min luntur saat istrinya menyentuh tangannya pelan, "Pangeran, bolehkah aku meminta izin untuk pergi sebentar? Aku ingin buang air kecil." Cicitnya di akhir.

Tae Min tidak menjawab, tapi kepalanya mengangguk seolah memperbolehkannya.

Beberapa pelayan menuntun bungsu Kim yang sekarang menjadi tuan putri Min untuk berjalan pergi. Namun siapa sangka, kepergiannya bukan untuk ke kamar kecil, kakinya berbelok ke gedung istana dekat pelayan.

Brakk!!!

Suara pintu terbuka kasar.

Zea yang baru saja mengeluarkan isi perutnya mengerjit heran, siapa yang berani membuka pintu nya kasar?! Namun ia memilih diam, badannya masih lemas.

"Tidak memberi hormat padaku, jalang bodoh?"

Zea mengangkat kepalanya, pandangannya yang sayu menangkap bayang-bayang adiknya memakai gaun pernikahan yang mewah.

"Cih! Menjijikan! Kenapa kau muntah? Apa kau hamil?"

"Aku yakin itu bukan anak si buta itu 'kan?"

Beberapa pelayan yang mengantar Sohyun berjaga di luar, ia tidak di persilahkan tuannya untuk masuk. Padahal tanpa diberi tahu pun, para pelayan sudah tahu jika tuannya mengunjungi kakaknya hanya untuk pamer atau menindas, pelayan keluarga kim sudah paham, tapi memilih diam.

WANG MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang