Chapter: 24

2.4K 227 5
                                    

Zea benar-benar mematuhi apa yang dikatakan Husok untuk tidak banyak berbicara, ia hanya melihat semua aktifitas manusia dengan bosan.

Namun pandangannya teralihkan pada seorang kakek tua yang tiba-tiba jatuh dari kursinya, semua orang  melihatnya dengan cemas.

Kakek tua itu jatuh telentang dengan gejala kejang-kejang, dua orang pengawalnya dengan cepat menodongkan pedang pada pria lawan bicara kakek tua tadi, sedangkan satu orang lainnya memeriksa kondisi tuannya dengan panik. "Tuan Wuchen! Tuan! Siapa pun panggilkan tabib!"

Dalam pengamatan Zea tadi, sepertinya mereka sedang menjalankan sebuah transaksi bisnis, kemudian begitu selesai bertransaksi tuan Wuchen tidak sadarkan diri.

"Sialan, kau menipu Tuanku!"

"Jauhkan pedangmu, kita sudah melakukan transaksi, aku sudah tidak ada hubungannya lagi dengan tuanmu itu!" bentaknya berdalih.

Pengawal itu menghardik dengan keras, "Diam! Kau telah meracuni Tuan kami!"

Tiga orang kepercayaan kakek Wuchen akan menebas leher pria itu, sebelum seorang pria dengan tato di lehernya berteriak lantang. "Berani sekali menghunuskan pedang di wilayahku!"  teriakan itu berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang kini memasang wajah malas. Begitu teriakan itu terdengar, belasan orang bertubuh besar dengan pakaian hitam mengikutinya, seolah tameng pelindung.

Bak menonton gangster yakuza, Zea tentu melihatnya, ia mengakui baginya pemuda bertato itu cukup tampan dari semua orang yang ada di sini, meski sebenarnya suaminya jauh lebih tampan sih.

Pedang itu masih terhunus, "Tuanku diracun, kau dan orang-orangmu itu melanggar perjanjian kerjasama kita!"

Pemuda bertato itu berdecak, "Chang Hyuk, bagaimana transaksinya? Lancar?" tanyanya pada pria yang dilehernya terhunus pedang.

"Tuan Ahn, saya melakukan transaksi dengan benar, tapi begitu selesai tiba-tiba Tuan Wuchen tidak sadarkan diri seperti ini." Ujar Chang Hyuk jujur, tidak ada getaran gentar sama sekali dalam ucapannya meski pedang lawan mencium leher.

Bagi orang-orang kepercayaan Tuan Ahn seperti Chang Hyuk, mereka percaya bahwa jika tuannya sudah turun tangan maka semua masalah akan cepat selesai entah itu diselesaikan dengan baik-baik atau kekerasan.

Ahn berdehem paham, ia mengangkat tangan seolah memperingatkan semua anak buahnya untuk tidak ikut campur, lantas ia mengamati Kakek Wuchen dengan malas.

Bola matanya berputar, ia berdecak pelan.

Tiba-tiba, suara gaduh kursi terdengar, pria bertato bermarga Ahn itu yang melemparnya, hingga tidak ada benda tajam di sekeliling Kakek Wuchen.

Zea memegangi dadanya saat dibuat kaget oleh suara lemparan yang tidak main-main, matanya seolah kamera pengintai yang siap mengawasi dua puluh empat jam kejadian perkara itu.

Tiga orang pengawal kepercayaan Kakek Wuchen menatap waspada, "Aku akan membunuh anak buahmu jika kau berani menyentuh Tuanku!"

Bola mata Ahn benar-benar memencarkan  kemalasan, bahkan bibirnya berkedut tidak suka, "Kenali Tuanmu dengan baik bodoh, jika kejadian seperti ini terulang kembali dengan si Wuchen, hilangkan benda tajam di sekelilingnya,"

WANG MIN Where stories live. Discover now