Chapter : 4

3.3K 289 5
                                    

"Suami, pegang tanganku dengan erat, oke?"

Kedua alisnya terangkat, "Oke?"

Zea sedikit terkekeh, "Oke artinya iya."

"Oh, oke."

Zea kembali terkekeh mendengar penuturan suaminya yang kaku. Seperti seorang ibu yang lembut, dengan hati-hati ia mulai menuntun suaminya pulang ke pondok kecil yang Yun Gi sebut sebagai rumah.

Lilin sudah ditebar rapi di penjuru rumah, aroma masakan juga mulai tercium dari arah dapur.

"Aku ingin mandi dulu." Jelas Yun Gi, Zea mengangguk dan kembali menuntun suaminya ke dalam kamar mandi.

Tanpa sepengetahuan Zea, untung saja dari tadi siang Husok sudah menyiapkan fasilitas sederhana di kamar mandi, dengan air yang mengalir melalui batang bambu dan ditampung ke dalam gentong kecil. Begitu sederhana.

Wajah gadis itu merona parah, otaknya sudah ke sana kemari memikirkan apa yang mereka lakukan selanjutnya. Bukannya artinya ia akan membantu suaminya mandi? Zea menggigit bibirnya kecil dan berdehem pelan, "Kita susah sampai, coba rasakan airnya terasa dingin." Ujarnya membawa tangan sang suami pada isi gentong.

Yun Gi hanya berdehem dan tidak banyak berkomentar.

Pintu ditutup pelan, bulu matanya yang lentik berayun menyapu penampilan suaminya, tangannya terulur pada kerah baju Yun Gi, lalu turun ke bagian dada untuk membuka lilitan ikatan tali. Awalnya Yun Gi diam saja, ia pikir sesuatu menempel di bajunya, hingga beberapa saat kemudian udara dingin terasa menerpa dadanya dan ia baru sadar, zea sedang melucuti pakaiannya!

Zea hampir terlonjak dari tempatnya saat Yun Gi menggenggam pergelangan tangannya cukup kuat, bahkan tangan yang satunya sudah bertumpu pada bahu kekar Yun Gi, ia takut jatuh.

Jantungnya berdetak tidak karuan, ia berkedip tidak teratur untuk beberapa saat, ah astaga! Suaminya ini tidak akan melakukan yang tidak-tidak, 'kan?

Ia berujar gugup, "Kenapa? Apa ada masalah?" bola matanya bergulir ke atas menatap mata kosong yang nampak dingin.

"Aku bisa membersihkan diriku sendiri, biarkan Husok saja yang membuka pakaianku, kau tunggu saja di luar."

Terkutuklah pikiran kotornya!!!

Wajah Zea merona parah. Ia segera keluar dan memanggil Husok datang. "Kendalikan pikiranmu gadis bodoh!" Zea memukul kepalanya main-main. Tapi jika di pikir-pikir, dada suaminya begitu kekar dan putih, hal itu sudah membuktikan jika tubuh suaminya ini begitu atletis.

Zea jadi membayangkan bagaimana nanti ia ..., "Astagaaa, berhentilahh memikirkan itu!" jerit Zea tanpa suara, lantas pergi dari sana.

●●●

Berbeda suasana dikeluarga Kim. Mereka pulang sedikit terlambat setelah acara pernikahan yang melelahkan. Bagaimana tidak melelahkan jika mereka sibuk menjilat raja, para pejabat dan menteri-menteri selama di sana.

"Pernikahan Zea tidak sia-sia juga. Aku sudah berbicara dengan raja, kemungkinan besar putri kita akan menikah dengan pangeran Tae Min." Sang kepala keluarga memulai pembicaraan. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam.

"Pangeran Tae Min? Bukannya dia adik Yun Gi?" tanya nyonya Kim.

Tuan Dasom mengangguk, "Dengan Tae Min menjadi menantu kita, itu berarti kita punya wewenang lebih di kerajaan. Jika raja meninggal, Tae Min bisa jadi menjadi kandidat kuat sebagai calon raja."

Nyonya Kim menyetujui ucapan suaminya. Tapi, Sohyun hanya diam dari tadi, ia mengaduk makanannya lesu seolah tidak berselera.

"Apa ada masalah, Nak?"

WANG MIN Où les histoires vivent. Découvrez maintenant