53. Kado Pernikahan

1.3K 96 22
                                    

Malam guys
Om Bujang balik lagi
Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya 😘

Malam guysOm Bujang balik lagi Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya 😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

53

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


53. Kado Pernikahan

♡♡♡

“Kak, di luar masih banyak tamu. Kenapa kamu bawa aku masuk. Mereka pasti nyariin.” Mulut berbicara, kepala mengintip keluar. Berbeda dengan Bulan, Abian justru masih menatap lurus pada sosok gadis di depannya itu.

“Kak!” Bulan menarik tangan yang dicengkeram, menepuk pelan bahu Abian.

“Apa salahnya, saya cuma mau berduaan sama istri saya,” jawab Abian, santai.

“Bukan waktunya. Masih ada yang belum foto bareng kita. Jangan jahat jadi manusia.”

“Tapi saya mau bersama kamu. Jadi mereka jahat kalau meminta kita keluar.”

“Nanti, setelah acara selesai. Aku punya kamu, se-u-tuh-nya. Sekarang jangan macam-macam!”

Wajah Abian kerung. Tangannya sigap menarik pinggang Bulan yang berbalut kain putih satin. Dia singkirkan veil yang menjuntai hingga punggung. Ditatapnya lamat-lamat wajah Bulan dalam senyum tipis.

“Kamu ini kenapa. Jangan konyol, deh!” sergah Bulan meraup wajah Abian.

“Saya juga bingung harus menjawab apa. Kamu cantik sekali. Saya sampai merasa tidak rela berbagi dengan orang lain. Cantiknya kamu hari ini, buat saya saja, ya. Boleh, kan?”

“Aku didandani secantik ini delapan puluh persen untuk kamu. Sisanya untuk tamu yang menginginkan dokumentasi.” Bulan menarik tangan Abian, menggenggam salah satunya, “nggak usah aneh-aneh. Selesaikan tugas kita sebagai tuan rumah. Setelah itu bebas kamu mau melakukan apa.”

Abian bukan manusia kecil yang bisa ditarik begitu saja. Kaki yang menahan secara asal mampu membuat Bulan tertahan. Kekuatan tangan yang tak seberapa bisa menjadikan gadis yang sah secara agama dan negara sebagai istrinya itu jatuh kembali ke dalam dekapannya.

“Jangan menarik sudut bibir terlalu panjang.” kata Abian memberikan kecup singkat, “ini punya saya,” lanjutnya.

“Okay!” Bulan mencoba senyum tipis, menunjukan pada Abian yang mengangguk setuju.

OM BUJANG!Where stories live. Discover now