20. Mengerti dan Memahami

1.6K 90 5
                                    

Malem gengss, balik lagi nih.
Tap-tap vote dan tiketik komennya..

 Tap-tap vote dan tiketik komennya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

20. Mengerti dan Memahami

♡♡♡

"Bulan ... paket!!!"

Di hari minggu, pada pagi buta yang mana matahari baru menampakkan sinarnya, Bulan yang memang sudah bangun bergegas lari ke lantai satu. Paket yang dimaksud pastilah hadiah dari Abian. Meski dia tidak mengira datangnya akan sepagi ini.

"Hati-hati," peringat Pelita dengan celemek yang menempel di tubuh. Wanita itu masih menyiapkan sarapan, tapi karena penasaran, dia menyerahkan masakannya yang sebentar lagi diangkat itu pada bibi.

"Kan ...." Pelita geleng-geleng kepala, jika Bulan tidak ditahan oleh Damar, dia pasti sudah menubruk abang kurir.

"Silahkan tanda tangan di sini." Paket berukuran satu kali satu meter sudah diterima oleh Damar, giliran Bulan menandatangani surat serah terimanya.

Mengucapkan terima kasih, menutup pintu rapat-rapat, Bulan sudah tidak sabar membuka isi dari kotak besar itu. Pelita yang sama penasarannya juga telah menyiapkan gunting.

"Woahhh!" Bulan menutup mulutnya. Hadiah kecil yang dimaksud Abian adalah sebuah mesin jahit portable lengkap dengan benang warna warni, jarum satu pak, buku sketsa, macam-macam pensil gambar dan pensil warna. Juga sebuah note mengenai kain yang Abian tidak bisa belikan sebab dia tidak tahu Bulan mau jenis kain yang mana.

"Ayah ... boleh bawain ke atas, Bulan mau coba mesinnya."

"Memang tau cara pakainya?" Damar berkerut dahi.

"Bisa, kan ada petunjuknya."

"Minta tolong Bintang saja, Lan. Itu berat, kasian pinggang Ayah." Bukan bermaskud meledek, Pelita hanya khawatir. Hari apes tidak ada di kalender, bukan?

"Ah iya. Bulan panggil Bintang dulu."

"Lan." Damar memanggil, gadis itu menoleh, "take and give, jangan lupa kasih Abian sesuatu supaya dia merasa dihargai dan disayangi oleh kamu." Peringatnya. Damar memang selalu mengajarkan membalas budi untuk hal sekecil apapun pada anak-anak dan istrinya.

"Iya, Yah, Bulan akan selalu mengingat nasehat Ayah."

Berlari semangat naik ke atas, Damar dan Pelita tersenyum satu sama lain. Mereka tidak salah menyerahkan putri kesayangannya pada lelaki bernama Abian itu. Harap-harap, perasaan Bulan segera sempurna. Jadi, mereka tidak akan khawatir keduanya akan terpisah.

Bukan menuju kamar Bintang, tapi berbelok ke kamarnya sendiri, Bulan harus mengucapkan terima kasih lebih dulu, karena kurir pasti sudah menyampaikan kabar jika paketnya diterima dengan selamat.

"Aku suka hadiahnya. Makasih, Kak!" ucapnya semangat. Panggilan biasa yang dilakukan terangkat dengan cepat.

"Belajarnya hati-hati, jangan sampai jarinya terluka."

OM BUJANG!Where stories live. Discover now