40. Manipulatif

1.1K 82 8
                                    

Selamat malam guys, Om Bujang balik lagi
Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya 💖

Selamat malam guys, Om Bujang balik lagi Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. Manipulatif

♡♡♡

“Waktu itu berharga. Lakukan sesegera mungkin apa yang terlintas di kepala sebelum sesuatu terjadi dan mengubah rencanamu dalam sekejap mata.”

“Tapi bagi saya, ada yang lebih berharga dari waktu. Yaitu kamu, Bulan. Kapanpun itu, asal berhubungan dengan kamu. Rencana apapun itu akan saya batalkan.”

“Karena kamu adalah prioritas, kamu adalah waktuku.”

Langkah tegas seorang gadis di atas sebuah lantai dingin rumah tahanan mengirama, beruntunan dengan langkah lain dari seorang perwira di depannya. Sapuan angin di terik panas mentari kalah oleh gerakan tubuh yang tegak senada. Membuat rambut Bulan masih berada di posisinya dengan baik.

Gadis pemakai loose pants khaki itu terus mengimbangi langkah sang Ayah dengan kepala yang berputar pada ucapan Abian beberapa waktu lalu. Tentang menghargai waktu, dia memang harus mengingatnya sekarang sekalipun punggungnya masih terasa nyeri.

Sandi telah tiba di Jakarta, langsung digiring ke kantor polisi di mana Damar bertugas di sana. Bulan yang menginginkan ikut mengintrogasi harus bergegas. Dia punya waktu dua jam, sebelum rasa sakit pada punggungnya semakin menjalar. Tadi, dia hanya diberi obat oles dan sebuah paracetamol dosis rendah untuk menahannya. Obat yang hingga sekarang kerjanya belum efektif.

“Pradipta dan Chika menghilang,” celetuk Damar. Seiring dengan langkahnya, jemarinya juga ikut bergerak. Dia menunggu kabar dari orang-orangnya.

“Sidik jari pada pisau sudah didapat,” imbuhnya mengatakan pesan dari Dewa yang masuk.

“Nyonya Pitaloka tidak ikut pergi?” tanya Bulan.

“Justru kabar hilangnya mereka datang dari Pitaloka. Sejak kemarin, keduanya tidak terlihat olehnya.”

“Ya Tuhan … jadi kemungkinan mereka bersengkokol itu benar.”

“Sembilan puluh persen. Dari pantauan CCTV, orang yang masuk ke apartemen Abian memiliki bentuk mata yang sama dengan Pradipta. Dewa dan Joko sudah menyuruh orang untuk melacak keberadaannya. Jika nanti Sandi menjawab bahwa dia memang terlibat, pihak kepolisian akan langsung ikut turun tangan.”

OM BUJANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang