42. Satu Bulan Berlalu

1.2K 76 15
                                    

Malam guys, Om Bujang balik lagi
Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya 😘

Malam guys, Om Bujang balik lagiJangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya 😘

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

42

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

42. Satu Bulan Berlalu

♡♡♡

“Yakin nggak ada yang ketinggalan?”

“Alah … kalau ada tinggal minta bonyok buat kirim.”

“Dasar!” 

Toyoran kecil mendarat pada dahi Fina, serentak dengan tawa yang keluar dari tiga gadis muda yang belum lama lulus SMA itu. 

Stasiun Gambir menjadi tempat pertemuan Bulan, Fina dan Namira. Di sore bermentari cerah ini, Bulan hendak mengantar kedua sahabatnya yang akan pindah ke luar kota untuk memulai hidup baru mereka sebagai mahasiswa di Yogyakarta. Ya, keduanya berhasil masuk di kampus yang sama meski dengan jurusan yang berbeda. 

“Gue bakal terus bantu doa supaya Kak Abian cepat bangun, biar lo bisa nengokin kita,” celetuk Namira. Tawa mereka sudah menggantung. Sejak tadi canda mereka memang terkesan dipaksakan. Baik Namira dan Fina tau, bahwa Bulan memang memaksakan keadaan agar tetap baik-baik saja. 

“Janji ya, Lan. Gue nggak akan cari pacar sebelum pacar lo bangun. Biar kita bisa double date.” Fina ikut-ikutan. 

“Jangan lebay, deh. Lagian lo nggak mungkin nggak naksir kating. Pesona Mas Jawa, lo mana bisa ngelak.”

“Biar gue yang pegang, Lan. Kita boleh taruhan. Dia nggak mungkin kuat. Paling baru keluar dari kereta udah histeris liat Mas Jawa kalem lewat depan dia.”

“Gue janji kali ini. Semoga Kak Abian cepat bangun. Kalau bisa besok, biar gue bisa langsung tebar pesona.”

“Kan ….” Namira menunjuk-nunjuk. Dengan pakaiannya yang heboh saja, Fina sudah tertebak akan melakukan apa. Padahal dengan perjalanan jauh dan menggunakan kereta, mereka pasti akan lelah dan kedinginan. 

“Udah sana check in dulu. Keretanya bentar lagi datang, kan?” 

“Hmm. Lo baik-baik di Jakarta. Jangan lupa makan. Tahun depan lo pasti bisa lulus. Nggak papa telat. Paling Fina juga bakal jadi mahasiswa abadi. Gue yakin lo bisa nyusul nanti.”

OM BUJANG!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz