36. Pembaharuan Janji

1.9K 84 18
                                    

Malam guys, Om Bujang balik lagi
Jangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya guys ❤️

Malam guys, Om Bujang balik lagiJangan lupa tap-tap vote dan tiketik komen ya guys ❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

36

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


36. Pembaharuan Janji

♡♡♡

"Kalau Kak Abi pergi, kita benar selesai dan aku nggak akan mau menerima Kak Abi lagi. Aku nggak akan mau ketemu Kak Abi Lagi!!" teriaknya.

Abian, seperti tekadnya yang hanya mau membahagiakan Bulan, mentulikan pendengarannya dan bergegas masuk ke dalam mobil. Bahkan saat Damar dan Bintang mencoba mengetuk, lelaki itu tetap melajukan mobilnya pergi. Hilang dari pandangan mereka begitu cepat. Menyisakan tangis Bulan yang kembali meluruh dalam diam, dalam tubuh lemas yang terduduk tanpa alas.

“Bulan … berdiri, Sayang. Anak Bunda jangan nangis gini. Masalahnya bisa diselesaikan dengan baik. Mungkin Abian perlu waktu untuk sendiri dulu. Jangan sedih, Bunda yakin dia akan ke sini lagi.” Tak tega melihat putrinya menangis, Pelita ikut duduk memeluk gadis itu. Diusapnya lembut kepala serta disekanya tetesan air mata yang terus saja keluar.

Bulan menggeleng. Dia tiba-tiba saja berdiri, masuk ke dalam rumah dan keluar kembali dengan cepat. Sebuah benda kecil sudah digenggamnya. Benda yang membuat gadis itu masuk ke dalam salah satu di antara tiga mobil yang terparkir di garasi.

“Bulan. Kamu mau ke mana!” Teriak Damar, lelaki itu bergerak cepat meski kalah dengan Bintang.

Tak menggubris teriakan orang tua dan saudaranya, Bulan melajukan mobil itu usai klaksonnya dibunyikan begitu panjang.

“Naik, Bin. Naik!” teriak Damar lagi.

Bintang yang mengerti membuka pintu dari mobil yang telah berjalan itu. Meski kepalanya harus terpentok, dia tetap berhasil duduk di kursi samping kemudi. Setidaknya saat ini Damar dan yang lainnya bisa sedikit lega karena ada dia di dalam mobil tersebut.

“Bulan … biar gue aja yang nyetir. Berhenti dulu, ya,” kata Bintang selembut mungkin, dia abaikan rasa sakit di dahinya.

“Gue bisa!” sahut Bulan, menyentak.

OM BUJANG!Where stories live. Discover now