Chapter 114: Episode Keenam(2)

3.5K 687 79
                                    

(Like dulu sebelum membaca ya Starlights!!)

Komentar kebencian terhadap June mulai mereda ketika kepemimpinannya terbukti menjadi sumber kemajuan bagi tim nya. Suaranya yang indah juga membuat orang lain terdiam, bakat June memang tidak dapat disangkal.

Namun, kebencian itu muncul kembali ketika scene yang ditunggu akhirnya diputar.

Scene itu adalah apa yang dinantikan semua orang, percakapan Zeth dan June di tangga.

- Akhirnya scene ini ditayangkan. Aku sudah siap menulis cacian kebencian untuk June.

- Jangan main-main dengan Zetherealis, June!

- Zetherealis, aku berharap kalian semua tersedak kata-kata kalian sendiri nanti.

- Azure selalu menjadi rajanya pengedit scene jahat, dan kalian masih mempercayai editan mereka sampai sekarang?

- Zeth adalah nomor satu! Sedangkan June hanyalah lintah yang menyedot ketenarannya.

"Sial," kata C-Jay sambil membaca komentar. “Mereka masih belum melepaskan kebencian terhadapmu June. Apakah kamu benar-benar mengatakan hal-hal kasar seperti itu kepada Zeth?” C-Jay bertanya.

“Lihat saja tayangan adegannya,” kata June, membuat teman-temannya menghela nafas frustasi.

Mengapa mereka semua tampak lebih gugup dibandingkan orang yang terlibat dalam adegan tersebut?(June)

Adegan itu akhirnya diperlihatkan, dengan June duduk di tangga. Untung saja adegan dirinya menangis karena keripik pedas itu tidak ditampilkan.

Adegan itu langsung menuju ke bagian di mana Zeth menemukan June di tangga.

Musik yang penuh ketegangan membuat suasananya seolah sangat berat, dan saat Zeth duduk di sebelah June, latar belakang instrumen yang menggetarkan menjadi lebih intens.

"Sial," kata Akira. “Mengapa rasanya seperti akan terjadi perkelahian hebat?”

Kemudian, Zeth mulai mencurahkan isi hatinya kepada June. Setelah itu, ia mulai menangis.

"Ya ampun," seru Akira. "Zeth benar-benar menanggung beban seperti itu?"

“Itu sudah diduga,” kata Jaeyong. "Dia terbiasa berada di puncak. Sulit untuk mempertahankan citra seperti itu di kompetisi seperti ini. Semua orang pasti selalu mengharapkan dia tampil dengan sangat baik."

"Tapi dia terlihat baik-baik saja," kata Jisung. "Aku pikir dia selalu baik-baik saja. Kita berada di tim yang sama dengannya, tapi aku bahkan tidak menyadari dia mengalami hal seperti itu."

June masih belum mengatakan apa pun saat ini, dan penonton menunggu dengan antisipasi.

"Lama sekali," rengek Jangmoon. "Apakah kamu benar-benar mengatakan hal buruk padanya kakk?"

Kemudian, musik yang penuh ketegangan mencapai klimaksnya. Namun, alih-alih berkembang ke musik yang mencekam, itu digantikan dengan musik piano yang emosional ketika June menyerahkan snackbar hardtacks yang tidak ingin ia makan kepada Zeth.

June mengangkat alisnya karena terkejut ketika menontonnya. Ia mengharapkan Azure untuk menampilkan adegan apa adanya, tetapi dengan gaya pengeditan seperti ini, ini tampak seperti momen yang sangat menyentuh hati.

Di tayangan itu June mulai berbicara, suaranya lembut dan nyaman.

June meringis saat ia menonton dirinya sendiri di TV.
'Sial, aku bahkan tidak menyadari aku berbicara dengan nada seperti itu. Itu terdengar seperti seorang kakak yang sedang menjaga adiknya.'

"Kamu tidak harus selalu menjadi sempurna Zeth," kata June. "Jika kamu benar-benar memikirkannya kembali, sebenarnya tidak ada seorang pun yang benar-benar memperhatikanmu. Kita semua terlalu fokus pada diri sendiri sehingga tidak memiliki waktu untuk peduli pada orang lain. Kamu tidak istimewa. Tentu saja, tidak apa-apa jika sesekali merasa sedih. Itu normal. Itu hanyalah roda kehidupan. Namun, jika hal itu sedang terjadi, cobalah untuk mengingat kembali mimpi pertamamu, dan apa sebenarnya alasanmu melakukan semua ini?"

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWWhere stories live. Discover now