Chapter 112: Hana Berkunjung

3.3K 684 33
                                    

(Like dulu sebelum membaca ya Starlights!!)

Hana terdiam saat ia bertatap muka dengan bukan hanya satu tapi enam anak laki-laki. Sejak ia mengetahui bahwa June berpartisipasi dalam 'Rising Stars', ia mulai menonton episode tersebut secara berlebihan. Jadi, Hana tau nama nama mereka

Ia juga tak bisa memungkiri kalau ia saat ini telah menjadi penggemar berat June.

Hana selalu menyukai June sejak dulu, tapi menyaksikan June di acara ini adalah pengalaman yang berbeda, terutama saat June pertama kali memperlihatkan wajahnya ke publik.

Saat ini June terus menyeka konter sementara lima temannya yang lain ternganga menatap Hana, tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan.

C-Jay tersadar dari linglungnya dan langsung berlari ke tempat Hana berada.

C-Jay menatap Hana dengan mata lebar dan cerah, seperti sedang jatuh cinta.

Hana Lim, aktris terkenal dari acara remaja dan romansa terkenal, berdiri di depannya!

Mata C-Jay tak berkedip sedikitpun, ia hampir tidak mampu memproses kenyataan bahwa seorang selebriti kelas atas sedang berdiri tepat di depannya, kehadiran Hana seolah menghiasi toko serba ada dengan kecantikannya yang halus. Seolah-olah bertemu Hana adalah sebuah kesempatan yang datang sekali seumur hidup.

Jaeyong dan Akira, meski dulunya mereka berdua adalah idol terkenal, tapi mereka juga tetap memandang Hana dengan tatapan tidak percaya. Jaeyong mengerjap beberapa kali, berusaha memastikan ia tidak sedang berhalusinasi saat ini. Di sisi lain, mata Akira melebar seperti bola pingpong, jantungnya berdebar kencang.

Mulut Jisung sedikit terbuka. Juga tidak mempercayai apa yang sedang terjadi.

Jangmoon mendapat reaksi terburuk diantara mereka semua. Ia diam tanpa ekspresi sambil menatap Hana. Hana meliriknya dan mau tidak mau langsung mundur selangkah, Hana tampak takut dengan ekspresi Jangmoon yang seperti meerkat.

Satu hal yang sudah pasti adalah bertemu dengan Hana Lim bukanlah sesuatu yang terjadi setiap hari, ini adalah pengalaman yang bisa membuat seseorang mencubit dirinya sendiri hanya untuk memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi.

June menggelengkan kepalanya saat ia mengamati teman-temannya yang terkejut.

"kamu disini?" ucap June memecah kesunyian.

Hana, yang masih merasa agak takut, langsung melangkah ke samping untuk menghindari tatapan lima orang lainnya dan pergi ke konter tempat June berada. Hana tersenyum sambil menyandarkan tangannya ke meja dan menatap June dengan matanya yang cerah.

Dengan cara Hana memandang June, June terlihat seperti selebriti papan atas di mata Hana.

"Aku sudah melihat beritanya," kata Hana. “Ternyata semuanya berjalan seperti yang kamu rencanakan.”

June menyeringai sambil mengambil permen karet yang biasa ia beli. “Sudah kubilang, kan? Semuanya sudah kurencanakan.”

Hana tersenyum. "Jangan berbohong. Awalnya kamu tidak tahu harus berbuat apa kan? Jika tidak kamu sudah pasti akan dikeluarkan dari Rising Stars."

"Tapi pada akhirnya aku tidak dikeluarkan."

"Yah, kamu benar, itu berkat foto itu," Hana menimpali. "Bagaimana kamu bisa mendapatkan foto itu?"

June mengerucutkan bibirnya sambil mengingat kejadian waktu itu, saat itu June bertemu dengan dua gadis, tapi siapa sangka foto-foto yang mereka ambil pada akhirnya membawa manfaat pada June saat ini.

"Waktu itu aku hanya bertemu dengan beberapa penggemar," kata June. "Tapi semua ini akhirnya berakhir. 'Rising Stars' akan sangat bodoh jika tidak mengeluarkan Alex dan Hyunwoo."

“Dan aku yakin Phoenix juga akan mengeluarkan mereka berdua,” kata Hana. "Itu karena Phoenix selalu mempedulikan reputasi agensi mereka."

"Ya, kamu benar, lalu kenapa kamu datang ke sini?" June bertanya.

“Haruskah kamu benar-benar mengatakan hal seperti itu kepada seseorang yang membantumu mengatasi Alex dan Hyunwoo?” Hana bertanya sambil tersenyum nakal pada June.

June menghela nafas. "Baiklah. Terima kasih atas bantuannya," gumam June.

Hana tersenyum, menganggap reaksi June menggemaskan. "Yah, aku datang kesini karena ingin mengatakan bahwa aku tidak akan berkunjung kesini dalam waktu dekat. Aku dan akrtis lainnya akan menetap di Gyeonggi-do selama sebulan penuh untuk menyelesaikan rangkaian episode drama terakhir!"

“Semoga beruntung,” kata June singkat.

Hana terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Kamu masih dingin seperti biasanya. Baiklah, aku akab mengambil ini," kata Hana sambil mengambil permen karet di konter dan membayarnya.

June melambaikan tangannya sebentar sementara Hana tersenyum antusias. Hana melewati lima orang lainnya, yang masih terlihat kaget, dan Hana memberikan mereka senyuman singkat.

Tindakan kecil dari hana itu saja sudah membuat mereka berlima menjadi bersemangat.

'Hana Lim sangat cantik.'

Saat Hana pergi, mereka berlima masih belum tersadar dari linglung.

June menghela nafas dan bertepuk tangan dengan keras, membuat mereka semua langsung tersadar dari linglung.

"I-Itu Hana Lim," Jangmoon tergagap, menatap ke kejauhan.

Akira dan Jisung saling berhadapan, telinga mereka merah karena malu.

"Cubit aku, Jisung. Aku tidak sedang bermimpi, kan?"

Jisung dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Ini nyata!! Dia tersenyum padaku!!!”

"Holy Shit," gumam Jaeyong pelan.

C-Jay yang sadar langsung berlari ke tempat June berada dan mulai menggoncang bahu June.

"Hana Lim? Kamu baru saja berbicara dengan Hana Lim kan? Kenapa kamu tidak memberi tahu kami bahwa kamu mengenal nya saudaraku?!" seru C-Jay.

"Aku sudah mengatakannya waktu itu," kata June singkat.

“Tidak, kamu tidak mengatakannya,” kata Jangmoon. “Kamu belum pernah memberi tahu kami bahwa kamu mengenal Hana Lim.”

June menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, tidak mau berdebat dengan makhluk makhluk ini.

"June memang sudah memberitahu kita," kata Jaeyong. "Kita saja yang tidak mempercayainya."

"Maksudku, mengapa Hana Lim datang ke tempat seperti ini?" Jangmoon bertanya. "Jangan tersinggung Tuan Chang, tapi toko serba ada mu ini sudah bobrok! Para selebriti bahkan tidak akan pernah berpikir untuk datang ke sini."

“Kamu hanya mengatakan kamu mengenalnya, tapi kamu tidak mengatakan pada kami kalau kamu sedekat itu dengannya saudaraku,” kata C-Jay. "Hana bahkan tersipu saat berbicara denganmu."

"Dia tidak tersipu," kata June dengan acuh tak acuh. “Kami berdua juga dekat hanya sebatas karena pernah berlatih bersama di Phoenix.”

“Itu masuk akal,” kata Akira. "Lalu apakah alasan kenapa Hana sering berkunjung adalah karena kamu memberitahu nya kamu bekerja disini June?"

June menggelengkan kepalanya. "Tidak," Jawab June datar. "Dia mulai berkunjung sendiri."

Mereka berlima merasakan rasa takjub yang baru terhadap June.

"Jadi maksudmu, Hana Lim datang ke sini sendirian...walaupun jadwalnya sangat padat...hanya untuk mengunjungimu?" C-Jay menyimpulkan.

"Ya," June mengangkat bahu.

Akira menghela nafas dan menggelengkan kepalanya sambil menggenggam bahu June. "Level mu ternyata diatas level kami semua, kawan."

T/N: Jangan lupa tinggalkan jejak 'Like' nya yaa disiniii Starlights(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWWhere stories live. Discover now