FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOW

Chapter 47: Hampir Saja

Para mentor memantau hasilnya dengan mata elang.

"Ini cukup sulit," kata Woo-jin. “Meskipun Kingz penuh dengan trainee yang berbakat dan populer, aku merasa penampilan Abyss tidak kalah ketinggalan.”

"Tentu saja," kata Jihyun. “Itu karena June ada di tim itu.”

Hyerin terkekeh dan menyenggol bahunya. "Kamu sepertinya sudah memiliki favoritmu, hmm?"

"Apa yang bisa kukatakan? Aku sangat menyukai vokalis idol yang bagus. Aku melihat banyak potensi dalam dirinya."

“Tapi topeng itu,” tambah Hyerin. "Ini benar-benar menciptakan nuansa misteri."

"Ini pasti akan menjadi kemenangan telak bagi Kingz," timpal Gun dengan ekspresi pucat di wajahnya, dia tidak menyangka tim yang dia nilai tidak layak telah membawakan penampilan yang sangat mengejutkan,“Lagi pula para trainee di Abyss tidak sepopuler Kingz tch”

Kemudian hasil akhir ditunjukkan, dan Gun bersorak paling keras.

"Lihat? Tebakanku benar HAHAHAA," dia tersenyum bangga.

Minho terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Sepertinya aku belum pernah melihatmu seantusias ini sebelumnya, Gun. Apa kamu begitu tidak menyukai Abyss?"

Gun mengangkat bahu. "Bukannya aku tidak menyukai mereka. Aku hanya tidak menyukai trainee yang tidak berbakat." terutama June itu, tambahnya dalam hati.

Di ruang hasil, tim Kingz bergembira, sedangkan Tim Abyss merasa cukup kecewa. Namun, kata-kata June di belakang panggung bergema di benak mereka.

Akira berdiri dan tersenyum pada timnya.

“Itu adalah panggung yang menyenangkan,” tutupnya. “Aku belajar banyak darimu, kawan.”

Sikap kecilnya membuat para trainee bintang nol menjadi gila secara emosional.

"Jangan bicara seperti itu, Akira," Jangmoon mendengus. "Aku orang yang emosional."

June menghela nafas sambil berdiri. “Kalian melakukan pekerjaan dengan baik,” katanya.

Pada akhirnya, itu seperti yang dia duga.

Masih terlalu dini bagi Abyss untuk bisa mengalahkan tim sekelas Kingz.

Namun, melihat seberapa dekat hasilnya membuatnya sedikit terkejut.

Jaeyong dan Casper juga tidak bisa menunjukkan kebahagiaan maksimal.

"Hasilnya...," bisik Casper.

"Terlalu dekat," pangkas Jaeyong.

Namun, anggota mereka yang lain sudah merayakan kemenangan mereka.

C-Jay tiba-tiba merasa emosional saat melihat mereka bersorak. "Kita tidak boleh kalah dari mereka!" serunya. "Ini adalah panggung yang bagus dan menyenangkan! Kita juga harus bersukacita."

Dia memegang tangan June dan menatapnya dengan mata cerah.

"Kamu sangat membantu, Saudaraku! Kamu tidak pernah mengecewakanku," katanya. "Kemarilah."

Mata June membelalak saat C-Jay tiba-tiba melingkarkan lengannya di pinggangnya, mengangkatnya ke udara. Meskipun C-Jay adalah yang terpendek di antara mereka, tidak ada keraguan bahwa tubuhnya adalah yang paling kuat.

Dia memiliki lengan yang sangat kuat, dan dengan berat tubuh June saat ini, itu terasa seringan awan bagi C-Jay.

"Biarkan aku pergi!" Kata June, dengan menyedihkan mencoba melepaskan diri dari pelukan C-Jay. Namun, rekan satu timnya yang lain, kecuali Hoon, berbondong-bondong mendatanginya dan mulai melemparkan June ke udara seperti bayi baru lahir yang sedang dipermainkan oleh orang tuanya.

Sialan.

"Yay!"

"Kakak June!"

Anggota lainnya terus memperlakukannya seperti bayi. Tim Kingz menganggap tim Abyss aneh. Casper memandang June, masih dengan topeng kucingnya, dan tersenyum.

Hmm, cukup lucu.

"Turunkan aku," kata June dengan suara serius, dan saat itulah rekan satu timnya melepaskannya.

“Dengan selebrasi ini, rasanya kita menang,” Jangmoon terkekeh.

June menghela nafas dan merapikan pakaiannya. “Ayo pergi. Tim terakhir masih harus tampil.”

Mereka kembali ke area menonton trainee, dan mereka terkejut melihat beberapa trainee bertepuk tangan atas kedatangan mereka.

"Aww, sial," sembur C-Jay. “Jangan terlalu menyanjung kami, kawan.”

"Diam," kata Hoon sambil fokus pada TV.

Tim terakhir yang tampil adalah tim Zeth Avengers. Semua orang melihat ini akan terjadi. Mereka adalah grup paling populer, dengan hampir semua anggotanya masuk 10 besar.

Para trainee menyaksikan dengan penuh perhatian, fokus pada pertunjukan skala besar yang telah Avengers persiapkan.

Sejak awal, aura mereka berbeda.

June mendecakkan lidahnya.

Jelas tidak adil.

Orang-orang ini bisa debut sekarang, dan itu tidak akan menjadi masalah besar.

Lin Zhi ditampilkan di layar, dan suasana hatinya menjadi pahit. Orang ini juga melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia bisa mewujudkan mimpinya sementara Jun Hao mungkin sudah membusuk di bawah tanah.

Sorakannya sebanding dengan penampilan tim Kingz, dan jelas sekali bahwa tim Avengers mereka akan menang dengan suara terbanyak.

Setelah penampilan mereka selesai, June segera berdiri dari tempat duduknya karena dia merasakan panggilan alam.

"Kemana kamu pergi?" tanya Akira.

"Ke kamar mandi," katanya.

June pergi ke kamar mandi dan melakukan pekerjaannya. Dia kemudian mencuci tangannya dan memandang dirinya di cermin.

Dia tidak terlihat terlalu buruk dengan topeng ini.

Tapi dia lebih suka memilih topeng pink cerahnya kapan saja.

Apalagi bahannya terbuat dari latex yang tebal, sehingga bagian bawahnya bisa menyerap keringat.

June melihat sekeliling tempat itu untuk melihat apakah dia sendirian. Setelah dia memastikan bahwa tidak ada orang lain yang terlihat, dia memutuskan untuk melepas maskernya sejenak untuk menghapus keringat yang menumpuk di wajahnya.

Dia bahkan menyiram wajahnya dengan air dingin, menghela nafas lega saat dia merasa segar kembali.

Kemudian, sebelum memakai kembali topengnya, dia mengamati wajahnya di cermin.

Dia tampak seperti sampah.

Bentuk topengnya sudah membekas di kulitnya, sehingga kini ada lekukan merah di wajahnya berbentuk topeng. Namun, kulitnya telah membaik, dan bekas jerawat yang pernah ia miliki pun memudar berkat krim dan masker yang diberikan Nenek kepadanya.

Hidungnya juga tampak sedikit lebih mancung, mungkin karena peningkatan yang dia gunakan untuk visualnya.

Namun bekas luka dan lebamnya masih utuh, jadi dia masih perlu memakai topeng selama beberapa minggu lagi. Mungkin tepat pada waktunya untuk pertunjukan live berikutnya.

Saat dia memakai kembali topengnya, dia tiba-tiba mendengar suara pintu ditutup.

June mengerutkan kening saat dia melihat pintu bergetar seolah-olah seseorang baru saja membantingnya hingga tertutup.

Dia segera mengenakan topengnya dan mengintip ke luar untuk melihat apakah ada orang yang masuk saat wajahnya terbuka.

Saat dia membuka pintu, dia menghela nafas lega ketika dia melihat tidak ada orang di sana.

Hampir saja.

T/N: chapter selanjutnya akan mulai menceritakan tentang perjalanan hidup June!
Ayo mengenal June lebih dalam lagiii, StayTune terusss yaaa

Jangan lupa tinggalkan jejak like nya yaa guys!! (⁠｡⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧