Chapter 91: Reaksi Dari Semua Orang

4.3K 832 174
                                    

Saat June menatap kamera, banyak emosi terpancarkan di matanya. Dan June berkonflik akan beberapa hal.

Satu. 'Mengapa juru kamera masih memfokuskan kamera pada wajahku? Hey itu sudah terlalu lama!'

Dua. 'Bagaimana mungkin aku bisa menangis saat pertunjukan?'

Tiga. 'Aku ingin saat ini juga mencekik Jisung, karena telah menusuk mataku dengan bunga mawar saat dia memberikan bunga itu padaku di bagian outro lagu barusan. Dan terlebih lagi, bagian duri mawarnya yang menusuk mataku! Bagaimana mungkin aku bisa menahan  perihnya?'

Mata kanan June terasa sakit sepanjang bagian refrain terakhir, dan itu juga telah tercermin jelas dalam suaranya yang seperti sedang menahan rasa sakit.

'Tentu saja aku tidak menangis karena lagunya! Lagipula Aku sudah terlalu sering menyanyikannya hingga aku merasa sedikit muak karenanya. Tentu saja, memang aku mengakui bahwa penampilan kali ini adalah yang paling emosional, tapi aku jelas tidak menangis karena lagunya!, Aku meneteskan air mata karena mawar sialan itu menusuk mataku!!!'

Saat kamera masih fokus pada wajahnya, June menggigit bibir bawahnya yang June maksudkan sebagai 'sudah cukup fokus kameranya', tetapi para penonton justru salah menafsirkannya, mereka mengira June menggigit bibir bagian bawahnya sebagai cara June untuk berusaha melawan kesedihannya yang lebih kuat.

Melihat June seperti itu, para penonton mulai menjadi semakin emosional,
"Aku tidak menyangka akan menangis di acara idol!"

"Jenius. Panggung ini sangat jenius. Siapa pun yang memikirkan konsep ini berhak untuk memenangkan acara. Tapi menurutku kita hanya akan mengetahuinya di episode berikutnya."

"Lihat!! June berusaha menahan air matanya!"

"June ternyata adalah orang yang emosional."

June jelas bukan orang yang emosional. June menghela nafas lega ketika kamera mulai mengarah ke rekan satu timnya yang lain. Hingga saat ini, penonton masih terpikat dengan penampilan emosionalnya.

Kemudian, keheningan itu perlahan berubah menjadi gemuruh sorak-sorai dan kekaguman.

Reaksi serupa terjadi di belakang panggung. Kamera menyorot untuk menangkap reaksi trainee lainnya di belakang panggung, dan pemandangannya sangat kacau. Kebanyakan dari mereka menyeka air mata, ekspresi mereka bercampur antara kekaguman, keterkejutan, dan kesedihan yang mendalam.

Jaeyong, yang dikenal sebagai seseorang yang dingin dan tangguh, sepertinya sedang meraba-raba sesuatu di dalam sakunya. Kemudian, dengan gerakan hati-hati, Jaeyong buru-buru menyeka air mata yang yang membanjiri dari matanya.

Namun, hal itu tidak luput dari perhatian Akira, "Ya ampun. Jaeyong menangis teman-teman!!!" Akira berteriak, menyebabkan trainee lainnya melihat ke arah Jaeyong.

Mata Jaeyong membelalak kaget, lalu Jaeyong segera mengantongi tisunya yang basah. "Aku tidak menangiss," Jaeyong membela. Namun, suaranya yang gemetar mengkhianatinya, dan beberapa trainee yang melihat kejadian ini tertawa.

Akira tertawa paling keras di antara mereka semua. Jaeyong selalu menjadi orang yang tangguh. Saat dulu tim mereka bubar, Jaeyong bahkan tidak menangis di depan para anggota timnya yang lain. Namun saat ini, Jaeyong justru menangis sesegukan selama penampilan Tim Ace's June di atas panggung.

“Jangan khawatir, pemimpin,” kata Akira. "Penampilan Tim Ace's June bagus sekali. Tak bisa dipungkiri, penampilan itu sangat emosional. Dan June, bajingan itu, telah membuat keajaiban sekali lagi," Akira menggelengkan kepalanya. "Bagaimana mungkin panggung mereka bisa berubah begitu drastis dari semula seperti kekacauan tanpa emosi dan sekarang menjadi seperti mahakarya hebat seperti ini?"

Di sudut lain ruangan, C-Jay dan Jangmoon berpelukan sambil menangis tersedu sedu. Seungwoo, rekan satu timnya, memandang C-Jay dan Jangmoon dengan jijik, Itu karena ingus Jangmoon mengenai bandana yang diikatkan di leher C-Jay.

"Kakak kuu!" Jangmoon meratap. "Ternyata kakak selama ini telah menahan rasa sakitt yang begitu hebatt, bahkan sampai tercurahkan dalam suaranya yang indah huhu"

"Ya, itu benar-benar tidak adil," tangis C-Jay. “Bagaimana bisa seseorang sebaik kakak bisa memiliki rasa sakit yang begitu hebat?”

Adegan para trainee yang menangis dan berjuang untuk menjaga ketenangan mereka di belakang panggung sungguh mengharukan dan lucu. Dampak besar dari penampilan June telah membuat mereka semua lengah, penampilan June membuat mereka semua benar-benar terharu.

Bahkan mereka yang meremehkan Tim Ace,s sebelumnya, saat ini  mereka dengan cepat menelan kembali kata-kata mereka sebelumnya.

Dibandingkan dengan ruangan trainee yang berisik, ruangan mentor dipenuhi dengan keheningan yang tenang. Rahang para mentor ternganga, dan para mentor bahkan tidak bisa memberikan komentar apa pun saat layar mulai memudar menjadi hitam.

Namun, meski layarnya telah mati, tepuk tangan penonton masih terus bergema di studio.

Jelas sekali bahwa tidak ada satupun dari mereka yang move on setelah penampilan spektakuler barusan.

Kemudian, sebuah hirupan memecah kesunyian ruangan para mentor.

Hyerin dan Jihyun, yang selama ini membimbing para trainee, kini menerima kebahagiaan atas keberhasilan Tim June.

'Aku bangga telah membimbing tim mereka,' pikir Jihyun.

"Sial, penampilan ini sangat keren sekali, hatiku terasa seperti tenggelam dalam lautan," kata Hyerin.

Mereka berdua tampaknya telah sepakat secara diam-diam bahwa mereka entah bagaimana saat ini menjadi menyukai June.

Nana, rival Hyerin pun turut terkesima dengan penampilan Tim Ace's June.

"Evaluasi terakhir yang sebelumnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penampilan tim mereka saat ini!" seru Bone. “Anak-anak ini menunjukkan penampilan yang sangat gila.”

Minho mengangguk setuju. "Ya, Harus ku akui, aku tidak punya komentar negatif apapun untuk dikatakan, penampilan ini, luar biasa!!."

Jay Kim tertawa kecil. "Aku tidak menyangka tim mereka bisa menampilkan penampilan berkaliber tinggi seperti ini. Sebelumnya aku benar-benar mengira tim yang menyanyikan 'Beside Me' yang akan menang, tapi sepertinya yang akan menang adalah Tim Ace's."

Bahkan Gun, yang dikenal sangat membenci June, saat ini tampak terkesan. "Itu penampilan yang bagus menurutku," kata Gun pelan.

Pujian lembut dari Mentor Gun membuat Hyerin dan Jihyun tersenyum, mata mereka berbinar bangga dan puas.

"Kamu akhirnya semakin menyukai June kan saat ini?" goda Jihyun.

Gun menatapnya dengan alis terangkat. "Ha? Dari mana kalian mendapatkan ide konyol itu? Aku hanya memuji seluruh tim. Mereka semua melakukan penampilan dengan baik." Gun tidak ingin mengakuinya karena Gun gengsi dan juga malu.

Hyerin dan Jihyun saling menoleh sambil tersenyum penuh pengertian.

Meski pujian Gun mengejutkan, momen paling mengejutkan masih belum tiba. Saat para mentor berdiskusi satu sama lain – Hwan, yang dikenal selalu memakai kacamata hitam dan topi straw fedora, berdiri sambil bertepuk tangan.

Ini adalah tepuk tangan yang meriah!

Seorang penyanyi aslinya benar-benar mengapresiasi sekelompok trainee yang barusan membawakan lagu miliknya!

Namun, ini hanyalah puncak dari gunung es.

Hal yang paling mengejutkan dari semuanya adalah kacamata hitamnya tidak ada, memperlihatkan dengan jelas mata Hwan yang berkaca-kaca.

Para mentor lainnya bertukar pandang dengan terkejut, dan beberapa lainnya bahkan tersentak kaget mendengar tepuk tangan Hwan yang tak terduga ini. Mata Hwan, yang tampak sedikit lebih besar dan bulat dari yang diperkirakan siapa pun, mengandung campuran emosi yang membuat semua orang lengah.

Para mentor, Hyerin dan Jihyun, bertukar pandang dengan kaget, Pemandangan mata Hwan yang berkaca-kaca sungguh tak terduga, dan cara matanya terlihat membuat momen itu sedikit lucu.

Jadi, itulah alasan kenapa Hwan selalu memakai kacamata hitam.

Tanpa kacamatanya, Hwan tampak seperti anjing yang baru saja dianiaya.

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWWhere stories live. Discover now