FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOW

Chapter 21: Teman Sekamar

Para trainee mendapatkan barang bawaan mereka dari manajer mereka sebelum menuju ke dalam tempat tinggal. June, sebaliknya, mengambil ransel yang ditinggalkannya di loker sebelum kembali. Tak ada gunanya mengemasi koper saat mereka masih hendak pulang usai syuting video penampilan lagu pembuka.

Dia tiba di tempat tinggal, dan beberapa trainee sudah ada di sana. Dia melihat Jisung melambai padanya. Dia dengan enggan pergi dan berdiri di sampingnya. Saat itulah dia menyadari betapa tinggi sebenarnya anak ini. Mereka sedang duduk selama evaluasi, jadi dia awalnya tidak menyadarinya.

"Saudara laki-laki!" dia menyapa dengan riang. "Datang dan ambil bajumu. Ada bintang kita di dalamnya."

June mengangguk dan pergi ke depan untuk mengambil kemejanya. Dia memandangnya dengan jijik. Kenapa harus warna oranye neon? Yah, setidaknya warnanya tidak kuning kencing seperti yang dimiliki bintang nol. Bintang lima tampil terbaik dengan kemeja putih mereka. Bintang empat juga lebih baik dengan warna birunya. Jujur saja, June bahkan menyukai kaos hijau yang dimiliki para trainee bintang dua itu.

June bukan satu-satunya yang tidak senang dengan warna kaosnya. Beberapa trainee sudah merasa putus asa karena adanya pemisahan kelas trainee.

"Ayo pergi," ajak June pada Jisung. "Aku ingin segera tidur."

Jisung terkekeh. "Kuharap kita teman sekamar. Mari kita lihat kamarnya secepatnya."

Mereka berdua berjalan bersama menuju ruangan yang telah ditentukan. Jisung bertepuk tangan saat kunci yang diserahkan kepadanya sama dengan milik June.

"Kita akan menjadi teman sekamar!" serunya. "Bisakah kamu mempercayai ini? Aku baru saja mengharapkannya beberapa waktu yang lalu."

June mengangguk. Dia cukup bersyukur bahwa teman sekamarnya adalah seseorang yang dia kenal. Dia yakin dia akan bosan mendengarkan celotehan Jisung, tapi June tahu dia anak yang baik, jadi dia tidak terlalu mempermasalahkannya.

"Mau ambil tempat tidur bawah atau atas?"

"Apa pun bisa dilakukan," jawab Jisung.

"Kalau begitu kamu ambil ranjang paling atas," kata June sambil meletakkan barang-barangnya di bawah.

Jisung menyeringai. "Apakah kamu takut ketinggian, saudaraku?"

June membeku tetapi menggelengkan kepalanya. "Tidak. Susah sekali turun setiap pagi."

Jisung terkekeh. "Kamu tidak perlu merasa malu. Kamu pastilah orang yang lembut di balik topeng itu, kan?"

Saat mereka berbicara, orang lain masuk ke kamar. Mereka berdua berbalik dan melihat Hoon di depan pintu. Hoon langsung merengut begitu melihat topeng pink yang familiar itu.

"Ugh," erangnya. "Kenapa harus kamu?" dia meludah, dengan kasar meletakkan barang-barangnya di lantai.

"Umm," kata Jisung dengan canggung sambil menatap kedua trainee independen itu. "Ada apa, Saudaraku? Senang bertemu denganmu."

"Senang bertemu denganmu juga," Hoon tersenyum. "Jika aku jadi kamu, aku tidak akan mendekati orang aneh itu. Siapa yang tahu apa yang ada di balik topeng itu?" dia bercanda.

Jisung tertawa canggung. June tidak peduli pada Hoon. Dia telah bertemu orang-orang yang jauh lebih buruk ketika dia menjadi seorang preman. June tahu anak-anak seperti Hoon hanya ingin merasa superior dengan memandang rendah orang lain.

"Semoga saja teman sekamar kita yang lain tidak aneh," lanjut Hoon mengejek June.

Pintu terbuka, memperlihatkan teman sekamar terakhir mereka. Jisung dan Hoon segera membungkuk saat melihat Jaeyong di ambang pintu.

"Senior," kata Hoon, nadanya tiba-tiba berubah menjadi hormat. "Senang bertemu denganmu. Kamu melakukannya dengan sangat baik di panggungmu beberapa waktu lalu."

June memutar matanya. Dia mendengar Hoon dan trainee independen lainnya menyebut diri mereka lebih baik daripada RAVEN selama audisi mereka.

"Aku penggemar beratmu, senior," kata Jisung tulus sambil melompat-lompat seperti anak kecil.

"Terima kasih. Mari kita rukun bersama mulai sekarang," Jaeyong tersenyum.

Namun senyumannya sirna saat melihat June duduk di salah satu ranjang susun paling bawah. Wajahnya berubah menjadi cemberut.

"Apakah kamu tidak akan membungkuk?" Hoon mendecakkan lidahnya sambil menyenggol bahu June. Anak ini benar-benar punya keberanian. Namun, dia memutuskan untuk berperan netral karena kamera merekamnya.

June menundukkan kepalanya. "Senang bertemu denganmu," katanya.

Jaeyong tidak repot-repot menyapanya kembali, membuat suasana semakin canggung.

'Bagus,' kata June dalam benaknya. Dia sangat beruntung dengan teman sekamarnya!

Salah satunya adalah trainee yang terjebak dengan masalah kemarahan dan superioritas.

Salah satunya adalah idol veteran yang sepertinya tidak menyukainya sama sekali.

Dan yang lainnya adalah anak berisik yang tiba-tiba terdiam di saat seperti ini!

[Saya senang Anda bersenang-senang, master.]

June memutar matanya. Tidak bisakah Fu mengatakan bahwa dia sedang menyindir?

"Apakah belum ada yang mau menggunakan kamar mandi?" June bertanya, memecah kesunyian.

"Aku akan membongkar barang bawaanku dulu," ucap Jisung dengan suara lembut.

Hoon memutar matanya. "Aku tidak keberatan. Aku akan mandi nanti." Dia melepas sepatunya, dan bau kakinya yang berkeringat langsung tercium di hidung June. June meliriknya dengan jijik. Tentu saja, orang-orang di White Tiger Gang jauh lebih parah, tapi meski begitu, June merasa agak aneh.

Menurut mu mengapa dia mendapat pekerjaan membersihkan toilet? Itu karena dia sangat pandai dalam hal itu.

Jaeyong tidak merespon, jadi June menganggap itu sebagai isyarat untuk mempersilahkan june mandi dulu.

"Kalau begitu, aku pergi dulu."

Dia mulai melepas topengnya, berhati-hati agar tidak melukai lukanya yang sekarang. Ketiga teman sekamarnya diam-diam mengawasinya. Meski tak mau mengakuinya, mereka penasaran dengan penampilan June.

Hanya ada dua kesimpulan-dia sangat jelek atau sangat tampan.

Hoon berharap yang terakhir. Suara tampan seperti dia mungkin tidak memiliki wajah yang tampan juga, bukan?

Mereka menunggu dengan antisipasi sementara June menikmati waktu yang menyenangkan. Ketiganya terus menatapnya sampai tiba saatnya topeng kucing pinknya dilepas.

Namun, mau tak mau mereka melihat dua kali setelah itu hilang dari wajah June.

"Hahh kenapa kamu memakai topeng lain?!"

T/N: Jangan lupa tinggalkan jejak like nya yaa guys!! (⁠｡⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧