Chapter 73: Perselisihan

3.6K 657 46
                                    

Apakah kalian semua familiar dengan ungkapan— "Terlalu banyak Bumbu Masakan dapat Merusak Cita Rasa Kaldu?"

Rupanya, asal muasal ungkapan tersebut dapat ditelusuri kembali ke abad pertengahan, yang kemungkinan besar berasal dari dapur umum. Misalkan banyak individu terlibat dalam menyiapkan hidangan dengan metode, preferensi, dan pendapat yang berbeda beda untuk satu hidangan, bisa dipastikan bahwa hasilnya adalah hidangan yang membawa malapetaka.

(ketika terlalu banyak orang yang terlibat dalam membuat satu hidangan dengan metode dan cara memasaknya yang bebeda beda, maka cita rasa hidangan itu akan seperti malapetaka, siapa yang berani mencicipinya?)

Itulah yang terjadi di tim June.

10...9...6...5...1

Sebuah tim beranggotakan enam orang yang lima anggotanya masuk dalam sepuluh besar.

Dan hanya June—yang berada di peringkat ke-20.

Bukan berarti peringkat June itu rendah, tapi dibandingkan dengan para Pitbull besar ini, June agak seperti seekor chihuahua.

Keputusan Zeth untuk bergabung dengan tim juga tidak dianggap enteng. Bagaimana bisa seorang rapper/dancer memilih lagu balada dengan gaya vokal yang rumit?

Zeth berdehem dan memutuskan untuk memimpin.

"Jadi, umm...Kenapa kalian memilih lagu ini?" Zeth bertanya.

"Aku suka lagu lagu Hwan," kata Yuri. “Aku selalu mengaguminya sejak aku masih kecil, dan aku yakin genre ini paling cocok untukku.”

Memang benar, suara Yuri sebanding dengan suara Ren. Gaya vokalnya lembut, yang cocok dengan lagunya.

“Alasanku memilih lagu ini adalah ketika aku mendengarkan lagunya tadi, aku sudah memikirkan koreografinya, aku mengambil jurusan dance kontemporer, dan ini adalah satu-satunya lagu yang dapat membantu menunjukkan hal itu." jawab Leo.

Jisung dengan malu-malu mengangkat tangannya. "Tapi bukankah itu akan mudah ditebak jika kita mengambil konsep kontemporer? Tentu saja ini hanya pendapatku saja. Kalian abaikan saja pernyataanku," ucap Jisung terhenti saat merasa tertekan dengan penampilan rekan satu timnya.

Zeth dengan canggung menepuk punggungnya. "Hei, tidak apa-apa kawan. kita akan menerima semua saran yang kita butuhkan, lagi pula kita adalah tim."

“Alasan ku memilih lagu ini semata-mata karena aku sudah mempunyai pemikiran tentang dance kontemporer, selain itu, bukankah bagus untuk menunjukkan kepada para Starlights pertunjukan yang berbeda dari para tim pesaing kita?" kata Leo.

“Hmm,” Zeth bersenandung. "Itu benar. Tapi aku punya saran lain. Lagunya cukup bernada tinggi. Bagaimana kalau kita turunkan nadanya satu akord lebih rendah? Supaya bisa cocok dengan semua jangkauan vokal kita?"

Lin Zhi mengangguk setuju. "Ya. Aku sulit untuk mencapai nada tinggi, jadi bagus jika nadanya di turunkan satu akord. Kontemporer itu bagus, tapi kita juga bisa menerima saran Jisung dan menambahkan beberapa elemen pop di bagian refrainnya."

“Elemen pop dalam lagu balada?” Yuri bertanya. "Kita akan terlihat lucu jika kita melakukan itu. Dan aku tidak begitu setuju dengan perubahan tinggi nadanya yang diturunkan satu akord. Aku yakin para Starlights ingin kita menantang batas diri kita sendiri. Selain itu, ini adalah akord yang membuatku nyaman. Dan a-aku yakin June juga bisa mencapai nada tinggi itu."

"Tetapi kamu perlu memikirkan keseluruhan tim," bantah Lin Zhi. “Bukan hanya kamu yang akan menyanyikan lagu ini. Tapi kita berenam.”

Leo menghela napas dalam-dalam. "Kamu juga tidak memikirkan keseluruhan tim. Menurunkannya juga berarti membuat June, Yuri, dan aku bernyanyi dengan tidak nyaman. Selain itu, menurunkan tinggi nada satu akord akan terdengar sedikit mengecewakan bagi para pendengar nantinya."

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWKde žijí příběhy. Začni objevovat