Chapter 55: Petugas Kebersihan Yang Malang

3.3K 601 23
                                    

June melarikan diri sebelum dia dimangsa oleh trainee yang menginginkan topi kelincinya.

Dia memandangi topi kelinci itu dengan jijik.

“Mengapa mereka sangat menyukai ini?”

Dia mencoba memakainya, tapi tidak muat di kepalanya karena topeng kucingnya.

Yah, ini tidak ada gunanya. Ini tidak cocok untukku.

Seseorang yang lebih cantik atau manis akan lebih cocok dengan item ini—seseorang seperti Jisung atau Minx.

Dia meletakkan topi kelinci di bahunya dan meletakkan salah satu tangannya di meja kecil. Namun, alih-alih permukaannya rata, malah ada penyok besar di bawah taplak meja.

June segera melepas taplak meja dan melihat sepasang sepatu di bawahnya.

Bukan sembarang jenis sepatu.

Itu adalah sepatu balet!

June memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung.

Apakah ini salah satu item juga?

Itu sangat mungkin. Kenapa lagi itu disembunyikan di bawah taplak meja?

June melirik pengatur waktu dan melihat hanya tersisa 5 menit hingga perburuan item berakhir.

Dia memutuskan untuk berjalan kembali ke tempatnya sambil memikirkan beberapa ide tentang apa yang harus dilakukan dengan barang-barangnya ini.

"Aku tidak bisa menemukan barang apa pun lagi," rengek C-Jay. "Sepertinya aku terjebak dengan anak panah ini atau semacamnya."

“Setidaknya kamu bisa memamerkan keahlianmu yang tidak ada itu,” kata Jangmoon. "Aku mendapatkan buku! Apa yang harus aku lakukan dengan ini? Membacakannya untuk penonton?"

Akira terkekeh sambil memegang alat aneh. "Aku beruntung. Aku menemukan sesuatu yang bisa ku mainkan."

"Apa itu?" June bertanya.

"Itu Koto," jawab Akira. “Itu adalah alat musik sitar, mirip dengan gitar dan harpa. Untung saja ibuku memaksaku untuk mempelajari alat musik ini ketika aku masih kecil. Sekarang, aku bisa menunjukkan keahlianku.”

Itu mirip dengan guzheng Tiongkok. Itu digunakan dalam musik rakyat atau musik istana tradisional. June sudah bisa membayangkan Akira bernyanyi sambil memainkan alat musik itu.

Ini akan menjadi kombinasi yang cukup menarik.

"Aku sangat tidak beruntung," cibir Minx sambil mengangkat kepala manusia?

June melompat kaget. “Apaan itu? Kepala manekin?”

C-Jay terkekeh. "Kamu gak tahu yang ini, Kak? Itu mic yang mereka pakai untuk ASMR."

“ASMR?” June bertanya. Apa itu tadi?

“Kamu sungguh orang yang kuno,” Akira terkekeh. "Ini terkenal di YouWatch. Aku tidak mengerti kenapa kamu mengeluh, Minx. Ini akan menghasilkan streaming langsung yang bagus. Kamu bisa mencoba penampilan yang berbeda sambil berbisik pada para Starlights."

June mengerutkan kening. "Oh, itu fetish aneh yang disertai bisikan?"

"Itu bukan fetish!" seru Jang Moon. "Aku suka mendengarkan ASMR untuk membantu ku tidur."

Saat itu, Jisung bergabung dengan mereka dengan tangan kosong. Tangannya masih gemetar, takut membayangkan melakukan live streaming santai dengan Starlights. Jisung sudah terbiasa tampil di atas panggung, dan meskipun ia biasanya merasa gugup sebelum memulai pertunjukan, ia menjadi orang yang berbeda selama penampilan sebenarnya.

Namun, karena ini adalah sesuatu yang tidak melibatkan pertunjukan dan lebih fokus pada pembicaraan, kecemasan sosialnya perlahan-lahan semakin memburuk.

"Kamu belum punya barangnya?" tanya Akira.

Jisung mengangguk, cemas. Dia melirik pengatur waktu dan melihat waktu tersisa kurang dari 3 menit.

“Aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan,” katanya.

"Siapa yang punya item tambahan?" tanya Akira. Dia melihat sekeliling sampai matanya tertuju pada barang-barang June.

"Woah," seru Jangmoon. “Kamu sangat beruntung, Kakak! Kamu bisa menari dan bertingkah manis di depan Starlights.”

June meringis.

Itu dua hal yang tidak dia kuasai.

"Ini sepatu balet," kata June dengan jelas. "Apakah kamu tahu cara menari balet?" dia bertanya pada Jisung.

"Aku berlatih balet," kata Jisung. "Itu salah satu dasar danceku."

June tanpa ragu memberinya sepatu balet. "Kalau begitu, gunakan ini."

Bukan berarti June bisa menari balet. Dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri jika menggunakan benda itu.

"Benarkah, kakak?" Jisung bertanya dengan mata terbelalak. Memikirkan kesempatan tampil balet di depan Starlights saja sudah menenangkan pikirannya.

"Ya, tidak apa-apa," kata June.

“Ah, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dengan penampilanku,” Minx tiba-tiba merengek. "Aku tidak suka ASMR!"

June meletakkan topi kelinci di atas kepala Minx dan meremas cakarnya. Telinganya terangkat sementara Minx menatap June dengan mata terbelalak.

Hmm, itu sangat cocok untuknya.

"Kalau begitu, simpan yang ini," kata June. "Jika itu membuatmu merasa lebih baik."

"Apa kamu yakin kakk?" tanya Minx. 

June mengangguk. "Itu tidak cocok dengan kepalaku."

Akira mengerutkan keningnya. “Lalu, apa yang akan kamu gunakan?”

Waktu hanya tersisa 30 detik, dan June telah memberikan semua barangnya.

Dia melirik sekeliling ruangan sampai matanya tertuju pada benda yang familiar.

"Yang itu," June menunjuk.

"Hahh?!?" seru teman-temannya. "Apa yang akan kamu lakukan dengan yang itu?" C-Jay bertanya.

June mengangkat bahu, mengambil benda besar itu dan meletakkannya di sebelahnya. "Aku cukup pandai dalam hal ini."

“Baiklah, trainee. Waktunya habis!” seru Minho. "Silakan kembali ke tempat asalmu."

Para trainee kembali ke tempat semula dan menunggu instruksi selanjutnya.

Gun dan Minho mengamati ruangan saat para peserta mengatur diri mereka sendiri.

Minho terkekeh saat melihat salah satu trainee mengenakan tiara putri dan tongkat sihir.

“Apa yang akan dilakukan trainee itu dengan sekeranjang buah-buahan?” tanya Gun.

“Mungkin mukbang,” jawab Minho. "Azure benar-benar gila. Aku akan sengsara jika aku punya mikrofon ASMR."

"Yah, untung dia punya telinga kelinci," kata Gun. “Itu cocok untuknya sebagai trainee termuda di kompetisi.”

“Aku kira beberapa trainee lebih beruntung daripada yang lain,” kata Minho, sambil melihat trainee dengan peringkat lebih tinggi yang semuanya memiliki item yang layak.

Gun menyipitkan matanya pada June, yang berdiri di belakang ruangan. "Apa itu?" Dia bertanya.

Minho mengerutkan kening sambil melihat barang besar milik June.

"Alat bersih-bersih?"

Sementara itu, Petugas Kebersihan di kamar sebelah dengan panik mencari perlengkapan bersih bersihnya—" Di mana perlengkapan kebersihanku?"

T/N: yak peran moral yang bisa kita ambil kali ini adalah, taruhlah barangmu tepat ke posisi semula Starlights jika tidak ingin barang itu hilang diambil June😁

Jangan lupa tinggalkan jejak like nya yaa guys!! (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWWhere stories live. Discover now