Chapter 86: Beban Zeth Selama Ini

3.8K 715 69
                                    

Zeth menangis.

Zeth benar-benar menangis saat ini.

Dan yang terpikirkan June hanyalah kesempatan untuk menyelesaikan misinya.

'Aku berhasil, kan? Aku membuatnya menangis,' kata June dalam benaknya.

[Trainee Zeth tidak menangis karenamu, master. Dia menangis karena beban yang dia tahan selama ini.]

June menghela nafas, menyebabkan Zeth menoleh padanya.

"Kamu memahamiku kan June?" Zeth bertanya, masih dengan mata berkaca-kaca.

June bahkan tidak memperhatikan!

Berpikir ini bisa menjadi cara untuk menyelesaikan misi lain, June memutuskan untuk duduk dan mendengarkan kata-kata Zeth.

June menghela nafas sebelum dengan enggan mengusap bahu Zeth. June tidak tahu banyak tentang menghibur orang lain. Bahkan aat grup favorit Mei Ling bubar, June biasanya hanya memberi beberapa makanan ringan untuk menghibur Mei Ling.

June merogoh sakunya dan menemukan hardtack terbuka di dalamnya. Dengan batuk yang canggung, June meletakkannya di tangan Zeth, menyebabkan Zeth  menatap June dengan mata terbelalak.

"Bagaimana kamu tahu kalau ini camilan favoritku?" Zeth bertanya sambil memasukkan sepotong ke dalam mulutnya.

"Umm, sepertinya kamu tipe orang yang menyukai hardtack," June beralasan.

Zeth terkekeh dan melanjutkan makan camilannya. "Kamu memang orang yang baik, June. Tadinya kupikir kamu adalah seseorang yang selalu terlihat serius, tapi sekarang sepertinya aku mulai memahami dirimu lebih dalam."

June merasa canggung.

"Jadi—eh, apa yang kamu pikirkan?" June bertanya.

Zeth meletakkan hardtack-nya dan menarik napas dalam-dalam saat mencoba mulai membuka diri kepada June.

"Pernahkah kamu merasakan menjadi yang teratas June?" Zeth bertanya.

"Tidak," June berkata terus terang.

Tidak ada keraguan bahwa June mempunyai kehidupan yang buruk.

June belum pernah merasakan mendapat tempat pertama, jadi June tidak mengerti apa yang dikatakan Zeth.

"Apakah kamu ingin menjadi yang teratas?" Zeth tiba-tiba bertanya.

June menanggapi. "Tidak," June menjawabnya dengan jujur. Jika June diberi kesempatan lagi untuk menjalani hidupnya, June akan memilih kehidupan yang biasa-biasa saja—sesuatu yang tidak memerlukan banyak tanggung jawab dan tidak terlalu merepotkan.

Kehidupan di mana kamu tidak di bawah, tapi juga tidak di atas.

"Itu pilihan yang bagus, June," Zeth berkata dengan lembut. "Kamuu tahu?, menjadi trainee dengan peringkat teratas tidaklah bagus jika dipikir-pikir," Zeth mengakui, suaranya dipenuhi dengan frustrasi.

Namun June lebih memilih menjalani kehidupan di atas daripada di bawah.

Pada akhirnya, lebih baik menangis di rumah mewah daripada menangis di gudang.

Zeth menghela nafas sebelum melanjutkan. "Semua orang berharap banyak dari ku, dan rasanya aku terus-menerus berada di bawah mikroskop, selalu diperhatikan setiap waktu. Aku sudah berlatih selama bertahun-tahun, dan terkadang tekanannya terasa mencekik.”

Zeth melanjutkan, suaranya semakin lirih saat Zeth semakin berbicara, "Alasan aku memilih lagu yang kita bawakan saat ini adalah karena aku ingin membuktikan bahwa aku lebih dari sekedar rapper dan dancer yang handal. Aku menginginkan sebuah tantangan, sesuatu yang dapat menunjukkan multitalent dan bakat yang aku peroleh dengan susah payah. Tapi setelah semua yang terjadi hari ini, aku merasa telah mengecewakan semua orang.”

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWWhere stories live. Discover now