Bab 41

11.5K 470 3
                                    

Disebuah halte bus yang sepi, dengan di temani suara rintik hujan yang perlahan semakin deras, seperti menunjukkan suasana hati gadis yang termenung diseberang sana, gadis itu sesekali tersenyum pilu melihat dirinya sendiri, ia seperti tertampar karena posisinya saat ini hanya seorang mahasiswi semester 7 yang berbanding terbalik dengan pria yang sedang ia sukai, tak lama setelah itu datang sebuah mobil yang berhenti tepat di depannya, seseorang turun dari sana tanpa memakai payung, gadis itu tersadar dari lamunannya dan menatap pria yang juga menatapnya.

"Lo ngapain masih disini, lo nunggu siapa Amel?" Tanya Adam dengan suara yang sedikit ia kencangkan, karena hujan yang deras membuat suaranya tidak terlalu jelas.

"Gue nunggu temen gue."

"Heh Amel, ini udah malem, kalau lo digangguin preman gimana?"

Amel duduk di halte bukan tanpa alasan, tetapi ia sedang menunggu Pak Vino datang untuk menjemputnya, sekali lagi hubungan mereka sudah semakin dekat, semakin ia dekat dengan Pak Vino itu juga akan menyakiti hatinya, ia pikir dengan dia pulang bersama Pak Vino, ia bisa meminta penjelasan tentang hubungan kita selama ini, ternyata sia-sia menunggu Pak Vino karena tetap tidak mendapatkan jawaban.

"Gue antar pulang ya."

Amel tidak membalas pertanyaan Adam, gadis itu seperti sudah sangat lelah, ia tidak tahu bagaimana hubungannya dengan Pak Vino selama ini, membuat hatinya merasa sakit, tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, air mata yang selama ini ia tahan akhirnya keluar. Adam yang melihat Amel menangis ia menjadi khawatir, pria itu lalu mencoba menenangkan Amel.

"Ada masalah apa Mel? Siapa yang udah nyakitin lo?" Tanya Adam.

"Gue gapapa Kak, jangan peduliin gue."

"Yaudah oke gue paham, sekarang gue antar pulang ya Mel."

Amel tidak menolak, gadis itu berjalan memasuki mobil Adam, mengapa selalu Adam yang ada disaat dia sedang tidak baik-baik saja? Mengapa bukan Pak Vino?

-

Keesokan harinya tepat didalam kelas, Jihan, Dara dan Amel mengobrol sembari menunggu kedatangan Pak Vino.

"Kalian tahu gk, kemarin malam gue lihat Pak Vino sama Wilona di restoran" Ucap Dara.

"Yang bener lo Dar?" Tanya Jihan.

"Iyalah, masa gue bohong."

"Kayaknya Wilona udah suka beneran deh sama Pak Vino" kata Jihan.

"Lo kok bisa mikir begitu kenapa Ji?" Balas Dara.

"Karena gue udah gk pernah lihat dia muncul buat ganggu Mas Dewa."

"Ya alhamdulilah kalau Wilona udah berhenti ganggu rumah tangga kalian."

Amel tidak berkomentar apapun, ia seperti sudah tidak ingin tahu tentang Pak Vino dan Wilona, gadis itu menelungkupkan kepalanya dimeja, dengan bantalan tangannya sendiri, Dara dan Jihan yang melihat tingkah aneh sahabatnya itu, menjadi bingung. Tak biasanya Amel seperti ini.

"Lo kenapa Mel?" Tanya Jihan.

"Gapapa"

"Pasti lo ada masalah ya?" Dara.

"Gue beneran gapapa Ji.Dar"

Tidak lama setelah itu ada tangan yang menepuk pundak Amel, gadis itu mendengus kesal karena pasti itu ulah kedua sahabatnya, lalu ia berkata "gue bilang gue gapapa anjing." Amel mengatakan itu sembari bangun dan menatap kesamping, betapa terkejutnya ia mendapati Pak Vino yang berdiri bersendekap dada, Amel menggigit bibir bawahnya, hari ini mungkin hari tersial bagi Amel, rasanya ia sekarang ingin menghilang dari bumi.

Duda Keren Suami Idaman (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang