Bab 30

21.8K 622 9
                                    

Keesokan paginya Jihan terbangun dengan masih berada di pelukan suaminya, Jihan merasakan benda besar itu menempel di sekitar punggungnya tanpa sehelai benangpun, ditambah selangkangannya yang terasa nyeri dan perutnya merasakan keram sesaat, sungguh kuat sekali Dewa menghujamnya dengan brutal semalam, Dewa yang masih tertidur pulas dengan memeluk pinggangnya semakin mengeratkan pelukannya, Jihan berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi Dewa enggan melepaskan ia malah semakin mengeratkan pelukannya sambil mengelus perut ratanya itu.

"Mas, lepasin dong aku mau mandi, lengket banget nih." Ucap Jihan, ia tahu kalau Dewa sudah bangun, tetapi Dewa sedang mencoba berpura-pura tidur.

"Ayo mandi bareng aja sama aku." Balasannya membuat Jihan memukul tangan Dewa yang melingkar di pinggangnya.

Tak lama setelahnya akhirnya Dewa mau melepas pelukannya, lalu Jihan mengubah posisi menjadi duduk, pria berinisial D itu menangkup kedua pipi Jihan lalu mencium bibirnya sekilas.

"Masih sakit?" Tanya Dewa

"Pakai nanya" balas Jihan malas, bagaimana Dewa masih bisa bertanya melihat semalam Dewa menjadi sangat bringas diranjang.

Jihan menutupi tubuh bugilnya dengan selimut sementara Dewa memakai celana pendeknya, Jihan menatap suaminya yang berpindah kedepannya, seakan ingin menggendongnya.

"Kamu ngapain?" Tanyanya.

"Aku mau bantu kamu ke kamar mandi lah."

"Aku bisa sendiri ih" balas Jihan.

Jihan menurunkan kakinya secara perlahan, lalu ia mencoba untuk berdiri, tapi saat dia mencoba untuk melangkahkan kakinya, rasa ngilu terasa dibagian bawahnya.

"Makannya nurut sama suami." Ucap Dewa langsung menggendong Jihan tanpa persetujuannya lagi.

"Mas!!" Jihan berteriak karena kaget..

Memang benar-benar menyebalkan suaminya ini.

Tak lama setelah itu, Dewa dan Jihan turun kebawah untuk melihat keadaan Naya, syukurlah ini hari Minggu, mengingat mereka bangun jam 9 pagi, sudah sangat kesiangan bagi mereka melakukan aktivitas pagi seperti biasa.

Naya yang sedang menggambar menyadari keberadaan orangtuanya, Naya sedikit keheranan melihat Jihan berjalan seperti orang yang baru saja disunat, Naya lalu bertanya.

"Mama kenapa? Mama sakit yaa?" Tanya Naya dengan polosnya.

Setelah berhasil duduk di sebelah Naya, Jihan tersenyum mendengar pertanyaan Naya "engga kok, Mama baik-baik aja."

"Bohong banget, Naya tadi lihat Mama jalannya kayak habis di sunat."

Dewa yang mendengar pembicaraan Naya tersenyum, muncul ide jahil dibenaknya. "Papa sama Mama semalam habis main kuda-kudaan, terus gk sengaja Mama jatuh deh."

Jihan melotot kearah suaminya, bagaimana bisa Dewa berkata seperti itu, sungguh Dewa ingin membuat masalah memang.

"Ish, Naya kok gk diajak main kuda-kudaan!" Naya mengerucutkan bibirnya membuat mereka gemas.

"Nanti pas Om Vino dateng, kita main kuda-kudaan." Ucap Dewa

"Yeyy Om Vino bakalan main bareng kita ya Pa?" Balas Naya bersemangat.

"Iya dong, pastinya Om Vino ikut." Itu bukan Dewa atau Jihan yang berbicara, melainkan suara dari Vino sendiri yang baru saja tiba.

"Om Vino!" Naya langsung berlari kearah Vino dan memeluk pria itu.

"Ini tadi Om Vino denger main kuda-kudaan apa nih."

Naya melepaskan pelukannya lalu berkata "Papa bilang tadi malam, Papa sama Mama main kuda-kudaan, terus Mama jatuh sampai pincang gitu jalannya." Jelas Naya tanpa menyadari apa yang ia katakan.

Duda Keren Suami Idaman (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang