Bab 11

30.3K 1K 12
                                    

Aku menerima saran dan kritikan, kalian bisa komentar apapun tentang cerita ini.

~ HAPPY READING ~

****

"Jihan?" Panggil seseorang yang sengaja melihat gadis itu.

Dewa dan Jihan yang tengah asyik berbicara seketika menoleh, raut wajah Jihan seperti kaget melihat orang yang memanggil, sementara Dewa seperti bertanya-tanya siapa cowok itu? Ia tidak pernah melihatnya.

"Lo ngapain disini?" Tanya cowok itu sembari mencuri-curi pandangan dari Dewa, seolah bertanya siapa dia.

"Emang ini tempatnya emak lo, siapapun boleh kesini dong" balas Jihan.

Cowok itu adalah Riki, ia memakai kemeja biru dan membawa sebungkus nasi. Riki terus memperhatikan Dewa tidak suka. Ia berpikir akan ada saingan baru untuk mendapatkan hati Jihan, tapi tidak bisa ia biarkan begitu saja.

"Oh iya" kekehnya, tanpa permisi cowok itu duduk di sebelah Jihan, membuat Jihan tidak nyaman.

Dewa masih memperhatikan interaksi keduanya, ia memilih diam karena sepertinya Jihan mengenali Cowok itu.

"Lo sama siapa tuh Ji" tanya Riki melirik Dewa.

Jihan menatap malas kearah Riki "gue pikir lo udah tahu."

Jihan sangat heran dengan Riki, cowok itu tidak mengenali Dewa? Padahal Dewa sering kekampus untuk sekedar berbisnis.

"Emang gue harus tahu semua cowok didunia ini?"

"Halah main lo kurang jauh Rik"

Dewa menegakkan tubuhnya ia mulai membuka suara, sambil memberikan tangannya lalu ia berkata "saya Dewa."

Riki tersenyum miring "saya Riki, Teman dekatnya Jihan" ia menjabat tangan Dewa dan menekankan kata 'Teman'

Situasi menjadi canggung, dua pria itu saling menatap seperti ingin bertarung. Jihan yang melihat itu tidak tinggal diam, cewek itu memilih untuk mengakhiri pertemuan antara Dewa dan Riki.

"Gue balik dulu ya, udah di tungguin sama Ayah." Ucap Jihan dengan mengambil kantung kresek berisi makanannya.

"Kok buru-buru banget Ji" ucap Riki.

"Udah ditungguin, lain kali kita ngobrol lagi."

Jihan mengandeng tangan Dewa dan membawanya keluar. Riko yang melihat itu merasa geram, dia marah sangat marah. Seharusnya ia yang berada diposisi Dewa sekarang, Jihan sudah menolaknya berkali-kali dan dengan mudah dia membawa laki-laki lain didepan matanya, enak saja Dewa bisa mengambil hati Jihan, sementara Riki sulit untuk mendapatkan hati Jihan.

"Gue nggak bakalan biarin lo berdua bersama, walaupun gue nggak tahu apa hubungan kalian. Tapi gue yakin Dewa bakal jadi penghambat." Gumamnya.

Sedangkan diluar sana, Dewa masih membatu. Pria itu tidak melepaskan dirinya dari genggaman tangan Jihan. Ia seperti dibius oleh Jihan, seakan tidak mau melepaskan genggaman itu.

"Ayo pak." Ucap Jihan santai sambil masih mengandeng tangan Dewa.

"Gimana saya bisa masuk mobil, tangan kamu masih menahan saya." Ucap Dewa sembari melihat tangan mereka yang menyatu.

Jihan terkejut, ia tidak sadar sama sekali, Jihan buru-buru melepaskan genggamannya.

"Maaf Pak, tadi saya reflek." Balas Jihan menyengir kuda.

Duda Keren Suami Idaman (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang