Bab 18

1.1K 196 25
                                    

"Sebelum Putraku diazab langsung oleh Allah, lebih baik aku yang menghukumnya untuk terhindar dari murka Allah, setidaknya untuk di dunia ini."

(Sheikha Asiyah binti Abdul Rahman Al Hafidz)



SELAMAT MEMBACA







   "Alex mau dibawa kemana, Momy?" Tangan Alexander ditarik paksa untuk mengikuti langkah Asiyah.

   Asiyah tidak menjawab pertanyaan Putranya, di balik kain hitam Asiyah berwajah datar. Hatinya sangat sakit, sebagai seorang Ibu yang gagal mendidik sang Putra.

   "Ampunilah dosa Hamba Ya Allah, Hamba telah mengambil langkah yang salah pergi meninggalkan Putraku," batin Asiyah merasakan penyesalan.

   Semua para pengawal dan para pelayan melihat kedua majikan dengan bingung, mereka sedikit tercengang ketika sang Tuan pasrah ditarik oleh Ibunya.

   "Semoga dengan kembalinya Nyonya Asiyah dan Nona, membuat Tuan Alexander kembali menjadi baik," batin para pengawal dan para pelayan penuh harap.

   Mereka hanya menyebut sang Nona atau Princess The Adams kepada Aisha karena belum tahu namanya. Belum dilakukan perkenalan nama resmi kepada para bawahan.

   Langkah kaki Asiyah berjalan begitu cepat, mengingat ia terlalu pendek dengan sang Putra. Alhasil dengan kuat tenaga menarik Alexander untuk mengikutinya.

   Sampailah keduanya di depan pintu emas yang kokoh, semua sudut berdiri tegap para pengawal dan para pelayan.
Mereka semua sempat kaget, melihat Tuan mereka ditarik oleh seorang wanita berjubah hitam, yang tidak nampak tubuhnya sedikitpun.

   "Momy, saya," ujar Alexander.

   Membuat para pengawal dan, para pelayan langsung menunduk.

   "Jangan menunduk, saya bukan Tuhan!' tegas Asiyah dengan suara dingin.

   Mereka semua yang posisinya seperti rukuk, dengan cepat langsung menegakkan badan. Tidak bisa dipungkiri tubuh mereka merasakan takut.

   "BUKA!" perintah Asiyah dengan suara membentak, menyuruh pengawal untuk membuka pintu kokoh di depannya.

   Seorang Pengawal berjalan mendekat ke pintu tersebut, ditempelkannya sebelah telapak tangannya, pintu itu langsung terbuka. Menampakkan ruangan yang gelap, lebih tepatnya ruangan tersebut berwarna hitam sepenuhnya dengan cahaya yang minim.

   Dengan sekuat tenaga Asiyah menarik Alexander masuk kedalam ruangan itu, setelah masuk Asiyah memerintahkan pengawal untuk menutup rapat pintu.

   Ruangan satu-satunya di Istana emas The Adams yang didominasi full hitam, ruangan itu sama seperti ruangan lainnya yang kedap suara.

   Pegangan tangan Asiyah pada Putranya terlepas, di balik burqo Asiyah memandang lekat ruangan itu.
Matanya terpejam menitikkam air mata, perlahan ia mengingat kejadian yang terjadi hampir 18 tahun lalu di sini.

   Seorang laki-laki dengan penuh amarah, mencambuk berkali-kali punggung seorang wanita yang sedang dipasung.

   "BERANI KAMU LAHIRKAN SEORANG ANAK PEREMPUAN!!!" bentaknya.

   Suara keras cambukan mengenai kulit terdengar nyaring, dalam ruangan hitam yang kedap suara.

   Ringisan hingga rintihan kesakitan keluar dari mulut sang Wanita, tetapi hal itu tak dapat membuat laki-laki yang sedang mencambuknya iba.

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu