Bab 25

633 102 2
                                    

"Antara sebuah mimpi menjadi nyata atau tulisanku sendiri yang justru terjadi nyata malah diikuti."

Siti Marhamah



SELAMAT MEMBACA








   Seorang gadis duduk di kursi meja rias, ia sedang menyisir rambut hitam lebatnya setelah mandi sore.
Tiba-tiba ia merasakan devaju akan apa yang sedang ia lakukan.

   Siti menatap pantulan diri di cermin tersebut. "Seperti pernah terjadi sebelumnya," gumannya.

   Siti sudah sering merasakan dejavu dalam hidupnya, terkadang ia sendiri perpikir bahwa itu rasanya seperti mimpi yang menjadi nyata.

   Pakaian gamis pink yang ia kenakan juga terasa seperti pernah dikenakan, tetapi sebelumnya Siti tidak mempunyai model gamis yang seperti ini.

   Rambut ia gulung keatas supaya tidak berantakan, lalu ia menggunakan ciput agar rambutnya tidak keluar saat memakai hijab.

   Diambilnya pashmina warna hitam, pakaian boleh saja berwarna apapun. Tapi, kalau soal hijab selalu dirasa cocok jika warna hitam.

   Pintu kamar terbuka, dengan cepat Siti menoleh. Takut saja bila Suaminya tiba-tiba saja masuk, karena saat ini Siti sudah berada dalam kamar Alexander.

   Ternyata bukan Alexander, tetapi Arion yang berlari kearah Siti.

   "Momy, cantik," puji Arion tersenyum yang menambahkan ketampanannya.

   Siti merasa malu, ia bahkan menutup wajah dengan telapak tangan. Jika Anak kecil yang memuji, percayalah itu memang benar adanya.

   "Terima kasih," balas Siti tersenyum.

   Di tangan Arion ada sebuah tablet bergambar apel digigit, berwarna emas yang pastinya terlapisi emas murni.
Arion duduk di sofa, wajahnya terlihat bingung menatap tablet tersebut.

   "Cerita yang Momy tulis, sudah tidak ada, ya?" Arion menatap Siti yang juga ikut duduk di sofa.

   "Sudah Momy, hapus," jawab Siti yang tahu cerita yang dimaksud.

   Cerita berjudul Princess The Adams, menjadi sebuah cerita yang membawanya sampai kesini. Terikat takdir dengan orang-orang yang ia anggap hanya fiksi, tetapi justru mereka nyata.

   Siti tiba-tiba terdiam, begitupun dengan Arion yang sibuk dengan tablet di tangannya. Gadis muda itu sedikit berpikir tentang Aisha yang nyata, juga Aisyah yang berada dalam ceritanya.

   Sebuah pikiran negatif muncul dikepalanya tentang Aisha, Adik iparnya. "Ya Allah, kenapa hamba jadi takut apa yang kutulis menjadi nyata," batinnya.

   Siti berharap saja bahwa Aisha tidak melakukan hal yang sama, seperti apa yang ia tulis untuk menolak cinta atau lamaran dari Sheikh Ahmad.

   Siti masih berusaha untuk berpikir positif. Jangan sampai itu terjadi. "Semoga itu hanya prasangka aku saja, Ya Allah," batinnya.

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDWhere stories live. Discover now