Mertua

42 5 11
                                    

Ale punya kucing baru. Namanya Ronaldo, panggilannya Ron. Seekor kucing betina keciil, ukurannya bahkan belum telapak tangan Oni.

Nah, Ron ini penuh kutu waktu diambil Habi dari jalanan. Jadi sesudah memandikannya, Ale disuruh Oni cuci tangan.

"Eh, mandi aja lah sekalian, Dek," koreksi Oni.

"Oke,"sahut Ale sambil siap-siap membuka baju.

"Loh kok disini? Di kamar mandi, dong," ujar Oni.

Pasalnya sekarang mereka di 'sumur' yang terbuka. Sumur itu di tempat Oni artinya tempat cuci.

Semacam kamar mandi terbuka untuk nyuci baju dan nyuci piring. Oh, sekalian untuk nyuci kucing dan kura-kura juga.

"Adek mandi sini aja, Mama jaga, (biar) nggak keliatan orang," ujar Ale.

"Ya kan disini nggak ada sabun mandi, Dek. Adanya deterjen sama sabun cuci piring," terang Oni.

"Ada, kok. Sabun mertua," jawab Ale yang kini sudah ngambil gayung.

"Hah?" Oni cengo. Ya kali mertuanya pernah mandi disini? "Iih, mana ada. Adek salah tuh."

"Enggak salah, Mama. Ada sabun mertua. Adek mau mandi disini pake sabun mertua."

Oni menyipitkan mata. "Mana coba sabun mertuanya?"

Ale menghela napas panjang dan berat, lalu geleng-geleng kepala. Setelah meletakkan gayung kembali ke dalam ember, dia berjalan ke arah rak gantung di sisi mesin cuci.

"Disitu sabun mertuanya. Mas Amat tarok situ, untuk (per)sediaan."

Oni mendekat dan mengulurkan tangan ke arah rak teratas, tempat yang ditunjuk Ale. Setelah itu menarik sebotol sabun cair.

"Aleeee," ujarnya panjang. "Sabun merang, Deek. Bukan sabun mertua."

"Iyyya. Kan Adek udah bilang. Sabun merang. Mama aja tuh yang salah."

Ya terserah lah, Le. Baiklah. Okelah kalo begitu.

Another Sonshine (Spin Off The Sonshine dan After Sonshine)Where stories live. Discover now