Popok Mama

115 11 5
                                    

Maafkeun, karena g sempat chit chat dengan kalian. Aku hit and run 🌹🌹



Ale mulai paham tentang gender. Misalnya perbedaan pria dan wanita, atau bahwa dia, Aymard dan ayahnya laki-laki. Sementara mamanya perempuan.

Ale juga sudah tahu bahwa mamanya akan 'sakit' setiap bulan karena mamanya perempuan. Kalau sedang sakit, Mama bakal pakai popok.

Itu semua karena secara nggak sengaja dia menemukan pembalut Oni waktu mengobrak-abrik lemari pakaian emaknya itu.

Hari ini Oni kena haid pertama. Persediaan pembalutnya habis, jadi dia minta tolong Habibi untuk membelikan.

"Sepulang salat Isya, ya," kata Habibi.

"Ya, nggak apa-apa. Tapi yang begini, ya," Oni menyerahkan contoh bungkus luar pembalutnya.

Tak disangka, Ale minta ikut. Alasannya dia sudah lama nggak ikut papanya ke mesjid. Jadilah Habibi membawa Ale sekalian.

Sesudah salat mereka langsung ke swalayan yang ternyata ramai. Habibi mengarahkan Ale ke rak perlengkapan bayi, supaya bocah itu teralihkan selama dia memilih pembalut Oni yang raknya memang berseberangan.

"Adek cari bedak Adek, ya. Tuh, letaknya di situ."

Baru lima detik Habibi memindai rak pembalut, Ale sudah selesai memilih bedaknya.

"Tunggu bentar, ya," bujuk Habi saat dilihatnya Ale sudah stand by di sebelahnya.

"Pa, bukan itu," tegur Ale. Habibi mengacuhkannya saja. Memilih pembalut di antara para pembeli wanita bukan hal mudah, Alejandro.

"Papa  bukan itu," ulang Ale. Karena Habibi masih cuek, bocah itu menarik napas panjang dan ancang-ancang. Lalu,

"PAPA, BUKAN ITU! POPOK MAMA YANG ADA GAMBAL KUCING HELO KITINYA!! INI LOH, PAA! "

Habibi nyaris jantungan. Dengan muka merah dia segera menyambar Ale yang sudah mengambil pembalut Hello Kitty yang berada di rak bawah. Lalu ke kasir, membayar dengan cepat, dan langsung kabur.

Dilihat dari sikonnya, dipastikan Habibi takkan kembali ke swalayan itu dalam beberapa abad mendatang.

Another Sonshine (Spin Off The Sonshine dan After Sonshine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang