Ekstra part bagian 2

ابدأ من البداية
                                    

"Terima kasih."

Gus Iksan memijat kedua bahu abinya, seraya berucap. "Abi juga nggak boleh patah semangat. Umi pasti sembuh kok, In Sya Allah."

"Bukan cuma itu San, abi juga memikirkan anak-anak Ilham."

****

"Qila bobo ya," kata Arsyi.

"Qila masih mau main."  Ucap Aqilah masih sibuk dengan mainannya.

Arsya menggendong Aqilah, membawa ke kasur. "Harus tidur dulu Qil, nanti sore baru main."

Terpaksa Qila menurut, ia membaringkan tubuh di kasur dan kepala di paha Arsyi sebagai bantal. Arsya mengambil buku dongeng mulai membacakan Aqilah cerita sampai anak itu tertidur pulas.

Arsyi memindahkan kepala Aqilah ke bantal yang ada di dekatnya, lalu menarik selimut menutupi tubuh adiknya itu.

"Udah makan belum?" Tanya Arsya dengan jahilnya menarik kerudung Arsyi.

"Aca!"

"Udah makan nggak?"

"Kalo iya kenapa? Kalo belum juga kenapa?" Tanya Arsyi berbelit.

"Dasar perempuan." Gumam Arsya menatap kesal kembarnya.

"Belum makan." Ucap Arsyi duduk di meja belajarnya. Ia membuka jendela agar angin bisa masuk. "Arsyi nggak bisa makan, kepikiran sama nenek."

"Ya berarti kita sama." Ucap Arsya duduk melantai.

"Apa nenek sakit, karena mengurus kita ya?" Pikir Arsyi.

"Aku juga mikir gitu,"

"Aku takut nenek kenapa-napa. Aku nggak mau kehilangan lagi." Nada Arsyi mendadak lirih membuat Arsya melirik kearahnya.

****

"Yuyun, ada apa?" Tanya Abi Syakir.

"Pak kiyai, saya benar-benar minta maaf."

Abi Syakir mengangkat kepalanya menatap ke arah wanita ini. "Kenapa?"

"Saya mau berhenti kerja di sini kyai." Ucap wanita itu membuat abi Syakir menghela nafas.

"Pekerjaan ini terlalu berat kiyai. Saya nggak bisa jaga orang sakit sambil jaga anak kecil sekaligus. Kalau cuma mengurus ning Aqilah saya bisa-bisa saja. Tapi—"

"Sudah, tidak usah di lanjutkan ucapan mu. Terima kasih sudah membantu saya sampai sekarang. Saya bebaskan kamu."

"Na'am, Syukron Kiyai."

Abi Syakir mengangguk, barulah kemudian Yuyun pergi dari sana.

Abi Syakir memijat pelipisnya. Ia bangkit dan melangkah keluar.

"Abuya," panggil Arsyi.

"Mau kemana nak?"

"Arsyi mau belajar kitab, abuya, tapi Aqilah nggak ada yang jagain, mbak Yuyun katanya nggak bisa jagain Qila. Arsya juga udah pergi duluan."

"Abuya juga mau keluar nak, nenek sekarang jadwal kemoterapi nya." Kata Abi Syakir.

Arsyi mengangguk pelan. "Yaudah, Arsyi nggak usah pergi belajar kitab, biar Arsya aja yang ajarin kalo udah pulang."

"Maafin abuya ya," kata abi Syakir mengusap kepala Arsyi.

Arsyi mengangguk lemah, kembali naik keatas kamarnya. Di sana Aqilah masih tertidur pulas.

"Qila, kita harus belajar mandiri dari sekarang." Kata Arsyi, setetes air matanya jatuh.

"Dewasa berat abah." Batin Arsyi.

Kita dewasa secara terpaksa.

****

"Apa kamu busa handal dua pesantren?" Tanya Abi Syakir pada Gus Iksan.

"Abi sudah tua nak, umi kamu sakit, belum lagi anak-anaknya Ilham juga masih harus di jaga."

"Gimana kalo mereka dibawa ke Jakarta. Tinggal sama bu Lisa sama pak Adhes. Untuk sementara waktu saja. Sampai umi sembuh.

Syakir memejamkan matanya. "Abi sudah bilang, abi nggak akan lepas Arsya Arsyi ataupun Aqilah."

"Tapi bagaimana dengan masa depan mereka abi. Abi nggak kasian, dua minggu Arsyi nggak sekolah karena nggak ada yang jagain Aqilah sama umi?"

Abi Syakir menghela nafas berat. "Mending kamu pulang Iksan. Abi panggil kamu minta solusi malah semakin pusing."

"Ya itu abi, bawa salah satu dari mereka ke jakarta."

"Salah satu siapa? Arsyi atau Arsya?"

"Aqilah." Ucap Iksan.

"Abi, soal umi, bisa di bawa ke pesantren Iksan. Ada Hilya disana. Tapi kalo Aqilah juga harus ikut ke sana. Kayaknya Iksan nggak bisa terima."

"Biar Arsyi yang berhenti sekolah abuya," sahut Arsyi dari pintu. Sedari tadi memang ia sudah berdiri disana mendengarkan percakapan mereka.

"Arsyi?"

"Asal jangan pisahkan Arsyi dengan Aqilah. Jangan bawa Aqilah ke jakarta. Arsyi nggak masalah kok berhenti sekolah, Biar Arsyi yang jaga nenek sama Aqilah."







*****

Oke sampai di situ aja ekstra partnya sekalian menjadi spoiler dari kisah Arsya Arsyi dan Aqilah.

Spamm next yang banyak kalo kalian tungguin cerita ini jadi novel>>

Spam next yang banyak kalo kalian siap tungguin cerita  "the 3 fireflies" >>>

See you next time untuk cerita selanjutnya. Jangan lupa follow akun Instagram @wattpadasya

Assalamu'alaikum.

Aisyah Aqilah || TERBITحيث تعيش القصص. اكتشف الآن