bagian 37

36.1K 3.7K 2.4K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum semua nya, sebelum dibaca jangan lupa vote ya. Happy reading

♡♡♡
     

37. Vernando bucin Ilham ♡

"Kalau seorang anak perempuan di suruh memilih antara suami atau orangtuanya, mereka harus memilih siapa Ustadzah?" Tanya Aisyah pada Ustadzah Arafah.

"Seorang wanita yang sudah menikah, suami nya lah, yang paling berhak atas dirinya. Sedangkan orang tua menjadi nomor dua setelah suami."

Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَعْظَمُ حَقًّا عَلَى الْمَرْأَةِ؟ قَالَ: «زَوْجُهَا» قُلْتُ: فَأَيُّ النَّاسِ أَعْظَمُ حَقًّا عَلَى الرَّجُلِ؟ قَالَ: «أُمُّهُ»

Aku bertanya kepada Nabi ﷺ siapakah orang yang paling besar haknya untuk ditunaikan oleh seorang wanita? Maka Nabi ﷺ menjawab: Suaminya. Kemudian Aisyah Radhiyallahu ‘anha kembali bertanya: lalu Siapakah orang yang paling besar haknya untuk ditunaikan seorang laki-laki? Nabi ﷺ menjawab: Ibunya. (HR. An-Nasa’i)

"Selain itu Aisyah masih ada lagi banyak dalil-dalil yang mengatakan istri harus mengutamakan suaminya baru orang tuanya. Tapi orang tua yang baik pula, tidak menghalangi anaknya taat kepada sang suami."

Aisyah menghela nafas lega, ia tersenyum menatap wanita dihadapannya ini. "Terima kasih Ustadzah, sudah memberikan Aisyah penjelasan singkat. Aisyah sekarang jadi tau."

"Sama-sama ning, Saya yang berterima kasih, ning Aisyah repot-repot datang ke rumah."

"Ih Ustadzah, nggak usah di panggil ning. Panggil Aisyah aja, Aisyah kan, murid Ustadzah."

"Yaudah, iya Aisyah." Ucap Ustadzah Arafah mengusap kepala Aisyah. Wanita  itu kemudian salah fokus pada perut Aisyah yang besar.

"Aisyah hamil?" Tanya Ustadzah Arafah.

Aisyahmengangguk "Iya Ustadzah."

"Masyaallah, sudah jalan berapa bulan?" Tanya Ustadzah Arafah, tangannya yang semula di kelapa Aisyah, berpindah ke perut wanita itu.

"Sudah jalan lima bulan." Jawab Aisyah.

"Masyaallah, alhamdulillah, saya panjang umur ya, nggak kerasa loh, padahal baru kemarin rasanya saya hukum kamu bareng Gus Ilham," kekeh Ustadzah Arafah. Wanita yang sudah berkepala empat itu bahkan sampai terharu.

"Alhamdulillah." Kata Aisyah, bersamaan dengan itu suara radio masjid berbunyi, menandakan waktu maghrib tiba.

"Ya Allah. Aisyah harus jemput anak-anak." Gumam Aisyah. "Hmm... Ustadzah, kalau gitu Aisyah pamit ya, Arsya sama Arsyi kayaknya sudah selesai mengaji," Kata Aisyah beranjak dari duduknya. Gawat ini, kalau sampai Arsya Arsyi aduai ke mas Ilham, Aisyah lambat jemput nya, bisa kena marah lagi ini.

Aisyah dan Ustadzah Arafah keluar dari rumah. Ustadzah Arafah mengantar Aisyah sampai di teras rumahnya. "Hati-hati ya bawa motornya." Ucap Ustadzah Arafah.

"Iya Ustadzah, kalau gitu Aisyah duluan ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Aisyah menyalahkan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan sedang. Untung saja jarak rumah Ustadzah Arafah dan pesantren dekat. Jadi Aisyah tak perlu ngebut agar cepat sampai. Tiba Aisyah di depan masjid, ia melihat Arsya dan Arsyi duduk dengan lesu di tangga masjid.

Aisyah Aqilah || TERBITWhere stories live. Discover now