bagian 21

29.8K 4K 2.2K
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kalau suka datangnya dari mata turun ke hati. Kalau sudah cinta, datangnya dari hati naik ke mata, dan dari matanya itu, kamu akan selalu jadi indah." Ilham Syakir Vernando.

~o0o~

Keesokan paginya, Aisyah sudah sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya. Dari mencuci pakaian sampai memasak makanan Aisyah sendiri yang mengerjakan sedari jam empat subuh. Untuk urusan anak-anak, Aisyah dan pasangannya sepakat, bahwa suaminya siap mengurus anaknya di pagi hari.

Sementara Aisyah sibuk di dapur, Gus Ilham tampak ahli dalam mengurus anak-anaknya.

"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka–"

"Harus mandi," sambung Gus Ilham, datang membawa handuk untuk Arsya.

"Biar Aca mandi sendiri, abah."

"Bisa?"

Anak itu mengangguk, menyakinkan abahnya. "Iya, Aca bisa kok, kan, sudah besar."

Ilham mengangguk percaya, kemudian Ilham berbalik, menuju ke arah ranjang tempat Arsyi masih tertidur pulas.

"Cetakan Aisyah banget nih, malas bangun pagi," gumamnya berkacak pinggang di tepi kasur.

"Ya Humaira nya, abah, ayo bangun, sudah pagi nih, katanya mau merubah dunia," ucap Ilham sambil menekan ibu jari kaki, anaknya.

"Al-hamdulillahiladzi ahyana ba'da maamatana wa ilaihin nusyur."

"Umi..." gumam anak itu.

"Bangun, Ci. Udah pagi, matahari nya sudah ada di atas kepala, Arsyi, Loh!"

Arsyi mengerjapkan matanya, menatap polos langit kamarnya. "Umi Aicah mana?"

"Ada di bawa, buatin kita sarapan. Ayo bangun nak."

Arsyi memicing matanya yang terasa berat. "Aci mau adek," celetuknya.

Gus Ilham sempat melongo, baru kemudian ia tertawa. "Iya, nanti abah tanya ke umi ya. Makanya, ayo bangun dulu. Arsyi, mau adek cowok atau cewek?"

"Mau dua-duanya, abah."

"Siap! nanti abah, kasi tau umi!"

Dengan bantuan abahnya. Gadis kecil itu mengubah posisinya menjadi duduk. "Abah."

"Hm?"

"Kalau Aci punya adek, macih di cayang nggak?"

"Coba Arsyi perhatikan kakak Sakina, dia punya adek, apa masih di sayang?" Tanya Ilham.

"Iya, Aci pelna liat kaka Cakina di cayang cama abahnya."

"Nah, seperti itu juga nantinya, Arsyi setelah punya adek. Masih tetap di sayang kok."

Arsyi manggut-manggut. "Aci mau punya adek, deh!"

"Mau berapa?"

"Mau celatus! Yang banyak abah ya!"

Ilham tercengang mendengar ucapan yang dilontarkan anaknya. "Boah! Banyak ya?" Kata Ilham tertawa.

"Abah, mata Aca perih!" Pekik Arsya dari dalam kamar mandi, membuat Ilham segera beranjak ke sana.

~o0o~

"Sayang!" Panggil Aisyah setelah meletakkan semua masakan nya, diatas meja. Panggilan 'Sayang' itu, cukup mewakili semua anggota keluarganya.

Aisyah Aqilah || TERBITWhere stories live. Discover now