bagian 11

39.6K 4.4K 836
                                    

"Saat nabi Musa menghentak tongkatnya ke kelaut, seketika laut itu terbelah, para pengikut nabi Musa segera berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah,"

"Saat mereka tiba di daratan seberang, Fir'aun tiba dan menyusul melalui jalan laut yang terbelahnya. Namun ketika Fir'aun dan para pengikutnya sampai dipertengahan, nabi Musa kembali menghentak tongkatnya kelaut, mendadak laut terbelah itu menyatu kembali. Tenggelam lah Fir'aun dan semua pengikutnya. Semua binasa tanpa tersisa..."

Aisyah menutup buku bacaan itu, ia tersenyum tipis melihat anak-anaknya yang sudah tertidur pulas. Aisyah menarik selimut menutupi tubuh anak kembarnya.

"Assalamualaikum, Aisyah–"

"Sstt! Jangan ribut," ucap Aisyah saat suaminya hendak masuk.

Aisyah mencium kedua kening anaknya sebelum melangkah pergi keluar kamar.

"Kenapa mas?"

"Besok umi sama Abi pulang," ucap Gus Ilham.

"Alhamdulillah, beneran mas?" Tanya Aisyah

"Jam tujuh pagi kita siap-siap ya,"

"Lah, kok pagi banget, anak-anak gimana?"

"Mareka juga ikut, sayang. Memangnya kamu mau tinggalin mereka berdua di rumah?"

Aisyah nampak berpikir "Iya yah,"

"Aaa! Aisyah jadi nggak sabar ketemu Umi sama Abi,"

Gus Ilham memeluk tubuh Aisyah dari samping "Aku juga nggak sabar tidur,"

"Hah?" Sentak Aisyah.

"Tidur yuk sayang, udah malem," ucap Gus Ilham dengan nada manjanya. Aisyah bahkan sampai geli sendiri mendengar suara suaminya itu.

"Pasti ada maunya nih,"

"Biar besok makin seger sayang," Gus Ilham langsung mengangkat tubuh istrinya itu menuju kamar mereka.

"Ilham!"

•••••

Keesokan pagi, Aisyah masuk kedalam kamar anak-anaknya, untuk membangunkan mereka. Seperti rencana Gus Ilham semalam, mereka semua akan ke  bandara menjemput kedatangan orang tua Gus Ilham.

Tak!

Aisyah menyalakan lampu, membuat anak-anak nya itu terusik. Syukurlah Aisyah sudah membiasakan anaknya bangun jika lampu kamar mereka dinyalakan. Namun kadang hal itu tidak mempan untuk bocah seperti Arsyi.

"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak umi. Ayo bangun!"

"Maci antuk umi..." rengek Arsyi.

"Ya udah kakak Arsya bangun. Umi mau mandiin," Aisyah mengusap kepala Arsya saat bocah itu sudah bangun.

"Aca mau mandi air panas, umi..." rengek sang sulung.

"Iya, mandi pake air hangat, umi udah siapin di kamar umi,"

Arsya kemudian bangkit dari tidurnya, ia menoleh kearah kembarnya itu yang masih tertidur.

"Aci! Bangun!" Ucap Arsya mendorong tubuh Arsyi.

"Aca jangan ganggu...hiks!" Ucap Arsyi menangis.

"Bangun!"

"Udah-udah, biarin Arsyi tidur dulu, sekarang Arsya mandi ya,"

Aisyah Aqilah || TERBITHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin