bagian 19

30.4K 4.2K 513
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Jika aku marah (berusahalah) buat aku tenang. Dan jika kamu yang marah, maka aku akan (berusaha) membuat mu ridho. Karena jika tidak demikian, maka begitu cepat kita akan bercerai."

Nasehat emas, Abu Darda.


19. Katanya marah itu cepat tua. Tadi aku sama kamu marahan. Berarti kita marah berdua itu namanya menua bersama, kan?

~oo00oo~

Arsyi. Dengan penuh rasa percaya dirinya membawa kucing berbulu putih jenis anggora itu, mengelilingi asrama santriwati.

"Kucing! Aci jual kucing!" Serunya.

"Kakak! Kakak!" Panggil Arsyi kemudian berlari kearah para santriwati yang kebetulan melintas.

"Assalamualaikum, Ning Arsyi." Sapa mereka.

"Waalaikumsalam, kakak!" Balas Arsyi mencium tangan mereka semua.

"Eh, Ning," mereka tampak kiku saat Arsyi mencium tangannya. Bagaimana pun Arsyi ini Ning mereka.

"Aci jual kucing. Kakak mau beli?"

"Ih lucu kucingnya!" Kata santri itu kompak. "Berapa ning?"

"Catu, dua, tiga, lima, tiga, empat, eman!" Ucap Arsyi menunjukkan lima jari tangannya.

"Lima ribu?" Tanya salah satu santri itu.

"Lima ribu bica beli es klim?" Tanya Arsyi.

"Bisa."

"Ya udah, mana uang kakak?"

Semua santri di sana kompak menatap satu sama lain, mereka tercengang, padahal belum mau beli sudah di tagi saja.

Salah satu dari mereka merogoh saku bajunya, mengambil uang. "Ini, ning."

"Yeay! Bica beli es klim!" Seru Arsyi melompat kegirangan. "Ini kakak, ambil kucingnya. Maaci kakak!" Ujarnya sebelum melenggang pergi.

"Beneran nih, kita dapat kucing anggora cuma lima ribuan?" Tanya salah satu santri itu.

"Alhamdulillah, rejeki anak sholeh habis setor hafalan!"

~o0o~

"Umi, Lola mana?" Tanya Arsya. Sudah hampir satu jam lamanya, bocah ini menelusuri rumahnya, mencari kucingnya.

"Umi juga nggak tau, terakhir umi lihat waktu di dapur," sahut Aisyah menghampiri Arsya.

"Abah!" Panggil Arsya melihat abahnya menuruni tangga.

"Kenapa?"

"Abah liat kucing Aca?"

Gus Ilham menggeleng. "Enggak."

"Yaaa.. terus Lola ada dimana dong?"

"Mungkin sowan ke ndalem," ujar Aisyah.

"Nda umi, Aca sudah larang Lola keluar rumah." Celetuk Arsya mengacak rambutnya frustasi. Aisyah lantas tertawa atas celetuk anaknya. "Memangnya Aurora tau bahasa kamu?"

Gus Ilham pun tertawa. Ia mengusap kepala Arsya. "Jangan diacak-acak rambutnya Ca. Kamu banyak kutu kah?"

"Lola hilang, lapor polisi abah!"

Gus Ilham dan Aisyah saling menatap, saat kemudian tawa mereka pecah. "Belum bisa di lapor kalau belum dua kali dua puluh empat jam."

"Yaudah umumin dimasjid!" Kata Arsya.

Aisyah Aqilah || TERBITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ