39. New Year Party (3)

203 41 15
                                    

Aku dan Luna kembali ke rumah Juna saat semuanya sudah berada di halaman. Cantik membantu Juna mengipasi ayam bakar. Jamal dan Tirta duduk kelelahan di lantai teras. Mbak Tari sedang menunggu Mas Bian memecahkan es batu untuk membuat es campur. Raden dan Gibran masih duduk di tempat yang tadi, tetapi sudah ada Bening dan Ayu yang ikut bergabung bersama mereka. Tusukan-tusukannya sudah selesai, keempatnya hanya sedang mengobrol santai sambil menjaga kotak ayam bakar yang baru matang.

Ke mana aku harus pergi sekarang?

"Itu Luna, Ning, sama Meng." Jamal menunjuk ke arahku dan Luna, berusaha memberitahu Bening yang duduk membelakangiku di samping Raden. "Luna sini Lun!" Laki-laki itu menepuk pahanya dua kali, bermaksud menyuruh Luna untuk mendekat.

"Berasa ngenes amat kita di sini, Mal." Suara Tirta terdengar terlalu keras untuk sebuah gumaman.

"Ngapa?"

"Ngeliatin bocah-bocah pacaran anjing. Sampai kucing aja punya gandengan noh. Gua malah di sini sama lu berduaan gini."

"Ogah gua sama lu."

"Yang mau sama lu juga sape, dih. Masih doyan cewek gue!"

Jamal menghiraukannya. "Luna, sini Lun!"

Kucing itu melihat ke arahku sebelum pergi menghampiri Jamal. Disambut pertanyaan-pertanyaan bernada sok imut dari laki-laki itu.

Sementara aku berjalan menghampiri Gibran. Dia memintaku duduk di antaranya dan Ayu. Mengusap kepalaku perlahan.

"Eh kucing yang kemaren lagi ini?" Ayu ikut mengusap badanku. Berhubung tangan Gibran masih mengusap-usap kepalaku, tangan Ayu hanya berani mengusapi bagian punggung. "Sheila sering nanyain kucing ini sekarang gimana kabarnya. Kayaknya kita harus foto bareng deh buat dipamerin Sheila."

Aku jadi kangen Dokter Sheila. Tidak menyangka dia masih mengingatku di antara banyak kucing lain yang dia temui. Kuharap hidupnya selalu bahagia.

"Yok!" Gibran menyahut semangat.

"Apanya yang ayok?" bingung Ayu.

"Foto bareng."

"Bukan sama lo. I mean, 'kita' itu maksudnya gue sama kucing ini. Jangan kepedean gitu dong, Pak!"

"Tapi kalau foto sama gue juga mau kan?"

"Gak," tolaknya. "Nanti lo bikin rumor yang gak-gak lagi sama gue."

"Dih, ngarep banget ya dirumorin bareng gue?"

Ayu menatap Gibran pura-pura jengah. Padahal aslinya kan dia naksir Gibran. Paling-paling perutnya sekarang sedang diserbu ribuan kupu-kupu seperti biasanya Cantik sepulang kencan.

"Gue punya foto yang lebih wadidaw menggemparkan jagad maya semisal gue sebar."

"Foto apa? Gue pernah ngirim foto syur sama lo ya, Bran?"

"Foto prewed sama nikahan kita, anjir. Foto syur apaan lo kirim ke gue?"

"Eh serius masih nyimpen lo?"

Gibran mengangguk.

"Videonya juga masih ada di youtube kelas kali, Cla." Raden ikut berkomentar. "Untung subscriber chanel kelas kita cuma 20 biji."

"Kalau semisal videonya viral, karir lo gak apa-apa, Teh?" tanya Bening.

Ayu tertawa. "Ya gak apa-apa lah. Emang kenapa? Itu kan cuma praktek nikah doang, bohongan. Paling netizen pada bilang lucu banget, niat banget nikahannya."

Ooh ternyata ini nikah bohongan itu? Aku jadi ingin melihat videonya. Kira-kira seperti apa ya?

"Tapi kalau abis itu kita beneran nikah, makin viral kali ya?"

Si MengWhere stories live. Discover now