9. Kerja Bakti

346 65 11
                                    

Hari Minggu adalah harinya kerja bakti.

Biar ku jelaskan sedikit mengenai tata letak komplek San Montana lebih dulu. Komplek ini memiliki total 12 blok dari blok A sampai blok L. Keduabelas blok ini kemudian dipisah menjadi 4 RT dengan pembagian masing-masing Pak RT mengurus 4 blok.

Apa sampai sini paham?

Lanjut.

Karena wilayahku sebagai seekor kucing adalah di RT 5---yang ketuanya adalah Bapak Dodi alias Abah, maka aku akan fokus dengan blok A, B, C, dan D.

Oke.

Blok pertama adalah blok A yang letaknya ada di sebelah kanan dari pintu masuk dekat pos satpam. Paling depan. Karena letaknya paling strategis dan banyak manusia-manusia lewat, blok ini jadi incaran para pebisnis. Sebut saja keluarga Juna yang sukses menggeluti bisnis kuliner di blok itu. Pacar Raden juga tinggal di blok yang sama, bedanya perempuan cerewet mirip Sulastri itu membuka bisnis jasa cuci rambut. Ada juga bisnis ayam potong Pak Bondan, depot galon Tirta, dan usaha pakan burung Bang Jamal---tempat biasanya Gibran beli makanan untukku.

Blok kedua sudah pasti blok B, tempat di mana si cantik Ziezie pujaan hatiku tinggal di rumah milik Stevi. Letaknya di paling depan sebelah kiri. Penghuninya adalah orang-orang kaya yang jarang ada di rumah. Jadi berbanding terbalik dengan blok A dan usaha bisnisnya yang ramai didatangi orang, blok B cenderung lebih sepi dan sunyi.

Blok C sebagai blok ketiga selalu berpusat di rumah Mbak Tari. Kenapa? Jelas karena warungnya sering mengadakan acara nobar bola di jalanan. Manusia-manusia dari berbagai blok jadi terbiasa mendatangi tempat itu setiap malam, sekedar untuk minum kopi atau jajan es kiko lalu duduk-duduk di pinggir jalan.

Dan, the one and only, blok paling ribut sepanjang sejarah jatuh kepada blok D. Dimulai dari keributan di rumah Abah setiap pagi karena suara Sulastri, lalu dilanjut dengan keributan di rumah sebelahnya---rumah Pak Baihaki yang seluruh penghuninya suka ngegas, dan yang terakhir keributan di rumah janda kembang Bu Maryati kalau ada kucing yang berhasil masuk rumahnya.

Lalu, apa hubungannya dengan kerja bakti hari ini?

Tentu ada. Hari ini adalah jadwal kerja bakti membersihkan wilayah blok B dan seluruh penghuni RT 5 akan berkumpul di sana.

Hari yang menyenangkan bukan? Aku bisa melihat Ziezie tanpa harus bersusah payah naik pagar.

Ahh, senangnya.

"Kalian yang ikut kerja bakti ya, Mama sama Papa biar langsung buka toko," kata Bu Asti tiba-tiba muncul dari dapur.

Gibran masih terbengong-bengong di ruang tamu karena baru bangun tidur. Sementara Cantik sepertinya masih pulas di kamarnya.

"Biasanya juga begitu," balas Gibran telak dengan realita yang ada. Selama ini dia dan Cantik selalu menjadi garda terdepan menyelamatkan denda tak ikut kerja bakti. Menjadi relawan menggantikan kedua orang tuanya yang sibuk berjualan beras.

Bu Asti tersenyum. Kemudian membuka pintu kamar Cantik dengan brutal. "CANTIIIK, BANGUN NAK, UDAH SIANG NAK!"

Ini keributan yang aku maksud.

"Masih jam enam, masih pagi banget."

"Jam enam apanya, udah mau jam tujuh itu!" Bu Asti masih berdiri di pintu. "MAMA HITUNG SAMPAI TIGA YA, SATU ... DUA ..."

"IYA IYA IYA!"

Fakta menarik dari penghuni rumah ini adalah semuanya takut mendengar Bu Asti menghitung.

Gibran dan Cantik berganti-gantian ke kamar mandi untuk cuci muka, sedangkan aku tetap di tempatku di kursi meja makan berbusa yang sengaja di letakkan di ruang tamu karena mereka jarang makan di ruang makan bersama-sama.

Si MengWhere stories live. Discover now