23

77 14 6
                                    

*contained cursed words






"What a crazy man to pick a fight with a chick! "

"Man don't even want to fight, he just want to have some fun! "

"Are we in the bar right now? HAHAHAHA "

Aku menggenggam buku lima.

Mereka ingat aku pelacur?

Wajah aku tertunduk. Bibir aku menggeletar menahan amarah. Tidak rasa seperti ingin mengalirkan air mata langsung.  Aku hanya rasa marah!

Keinginan aku saat ini hanya ingin membunuh mereka. Mereka yang melayan aku seperti sampah!

Terasa seperti tubuh tegap seseorang berdiri di belakang aku. Aku tahu ini bayang-bayang  lelaki Ziggurat itu.

Aku menghela nafas.

"Hud Qadri Attari "

Dia tersentak.

"Should I kill him? "

"Should I kill everyone? "

"Do I need a reason to kill? " Aku berpaling wajah ke sisi. Aku menatap bayang lelaki ini.

"Torture him, Aysun"

"Take his soul"

:
:
:

"The match between Kennedy and Aysun now started! ".






***






Kennedy menerpa ke arah aku dengan sabit berada di dalam genggaman kedua-dua tangannya.

Biadap!

Dia peserta pertama yang menggunakan senjata dari awal perlawanan!

Sedangkan dia hanya berlawan dengan perempuan?!

Aku mengelak ke belakang. Bunyi geseran sabit dengan udara kedengaran tidak henti-henti apabila Kennedy cuba mencederakan aku.

"Hey perempuan. Surrender sebelum aku buat lagi teruk dekat kau " Kennedy bersuara lantang. Nyaring suaranya mengugut aku.

Namun sedikit pun tidak membuat aku gentar.

Lelaki lemah! Hanya hebat dalam mencabar wanita!

"Woooooo " suara penonton bergema.

"Man, she paid 20 gold coins and you just ask her to surrender? " Seorang penonton berteriak kuat di ikuti dengan tawa kuat penonton.

Kennedy ketawa terbahak-bahak.

Sial.

"Puas? "

"Hm? What? you want to surrender now? " Dia meletakkan tapak tangannya di sisi telinga. Seolah-olah tidak mendengar bicara aku.

"Puas merendahkan aku jantan sial? "

Aku mempasakkan hujung kaki kanan aku pada pasir. Dagger kecil di sisi aku genggam namun aku tidak mengeluarkannya sepenuhnya.

"Oh mestilah ak"

Belum sempat Kennedy menghabiskan ayatnya, aku menerpa laju. Dari sisi, aku dapat merasakan bahawa Kennedy terpaku tanpa mampu beranjak.

AYSUN: The UnbendWhere stories live. Discover now