28.

34 8 0
                                    

Hening

Baharu berdiri dengan gagah di apit oleh istri dan anaknya.

Seorang yang dulu sangat berpengaruh di dunia bisnis, yang dulu nya hilang bak di telan bumi, kenapa ia tiba tiba muncul di permukaan.

Bahari berjalan menggandeng tangan istri dan anaknya menuju panggung tampa mempedulikan bisik bisik dan tatapan penuh tanya dari para tamu yang hadir.

Sesampainya di depan dua keluarga yang sedang di liputi bahagia itu, Ia lalu tersenyum profesional.

"Selamat atas pertunangan anak kalian adikku dan sahabatku" ia berucap ramah dengan senyum tipis.

Tapi di pendengaran Abas dan tamu disana, Bahari seperti sedikit mengejeknya.

Arkan yang sadar dari keterkejutannya berjalan mendekat langsung memeluk Bahari ala laki laki.

"Hari lo kemana aja selama ini" ucapnya tampa ada balasan dari sang empu.

"Maaf pak Arka, kita tidak sedekat itu, sekali lagi selamat atas pertunangan putra anda" Bahari menekan kata Pertunangan membuat Arka menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Arka berjalan pengambil mic di tangan Abas

"Saya membatalkan pertunangan antara anak saya dan anak dari pak Abas" ucapnya lantang membuat para hadirin semakin bingung.

"Pak Arka tidak bisa memutuskannya sepihak, sebab kita sudah mencapai kesepakatan kita pak" Abas berusaha tenang walau sekarang ia menahan emosi nya menggebu gebu.

"Kenapa tidak bisa?, bukannya bapak yang mengancam saya karena tidak berbalas budi kepada kakak anda yaitu sahabat saya sendiri dengan cara menjalin pertunangan dengan anak anda itu" ucap arka sinis menatap manusia tidak tau malu seperti Abas.

Suasana aula semakin mencenkam, semua orang menyaksikan drama di atas panggung di temeni oleh minuman di tangan mereka.

Flashback on.

    Abas sedang duduk santai menikmati kopinya menunggu seseorang yang ia ajak bertemu.

Tak lama kemudian orang yang tak lain adalah Arka datang, ia masih memakai jas kerja nya tak lupa tas di tangannya.

"Silahkan duduk" Abas menyuruh Arka duduk melirik kursi di depannya.

"Kenapa seorang yang sibuk seperti  pak Abas mengajak saya untuk bertemu?" Arka langsung membuka pembicaraan.

"Minumlah dulu, saya sudah memesankan untuk anda"

"Tidak perlu, tolong bicara ke inti nya saja"

"Jangan terlalu buru buru, sebentar lagi kita akan menjadi besan bukan" ucap Abas tidak tau malu

Kening Arka berkerut bingung, sejak kapan anak nya akan menikah?
"Maksundya?"

"Bapak Arka tidak mungkin lupa atas jasa kakak saya bukan, setidaknya anda harus berbalas budi bukan?"

Arka sekarang mengerti kemana arah pembicaraan orang licik dan serakah di depannya ini.

"Saya berhutang budi kepada kakak anda pak Abas, bukan anda"

Abas tetap tenang sambil sesekali menyeruput minumannya, lalu ia terkekeh pelan.

Abas membuka tas kerja nya, mengeluarkan beberapa lembar foto  lalu menyimpannya di atas meja.

Arka terdiam mematung melihat sesuatu yang selama ini ia sembunyikan. Isi foto itu adalah ia yang sedang berada di club malam dengan banyak wanita malam disamping nya, kalau itu tersebar mungkin  citra baiknya selama ini akan hancur.

Flashback off.

"Terserah anda sekarang mau menyebarkan rahasia saya, saya sadar kalau saya bukan suami dan ayah yang baik buat anak dan istri saya.

Urat urat leher Abas tercetak jelas dengan mata yang memerah memandang tajam nan marah ke arah Arka dan juga Bahari.

Terdengar bisik bisik dari arah tamu memandang ke arah mereke.

"CUKUP. SUDAH CUKUP KAU MEMBUAT MALU KELUARGA INI ABAS" teriak opa

Sang kepala keluarga berjalan maju lalu menarik tangan Nala
"seperti yang kalian tau BAHARI CARLA adalah anak sulung dari keluarga Carla, Ini adalah cucu pertama saya"

Aula menjadi heboh mendengar fakta mengejutkan itu. Malam ini sudah berapa kali mereka di buat terkejut.

Abas langsung pergi dengan amarah besar di ikuti istri dan anaknya di belakang.

"Selamat datang kembali son" ucap opa langsung memeluk putra nya itu.

"Maaf pah, aku datang bukan untuk menyetujui permintaan papah, aku sudah nyaman dan bahagia hidup sederhana bersama keluarga kecil ku" Bahari berucap setelah melepas pelukan sang papah dan memegang tangan anak dan istrinya.

"M-maksudnya?"

"Aku akan membantu sebisa ku, biarkan adik yang menjadi ahli waris keluarga ini, aku akan tetap mengunjungi papah dan mamah bersama anak dan istri ku" keputusan Bahari sudah bulat, ia sudah nyaman dengan kehidupannya sekarang dan ia sudah berdiskusi dengan istri nya.

Opa dan oma menangis, karena kesalahannya  dan keegoisan di masa lalu sang anak sulung hidup susah tampa di limpahi harta kekayaan seperti saudaranya.

Selesai berbincang bincang itu, tiba tiba Nala merasa tangannya di genggam oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan Kean.

"Saya pinjam dulu anaknya yah om" ucap Alka sopan kepada Bahari di balas anggukan oleh sang empu.

Kean menarik tangan Nala menuju keluar pintu entah kemana mereka akan pergi.

   
                                             ***

Di kejauhan Sakura tersenyum geli melihat ekspresi Nala yang sok sinis terhadap Kean, ingin sekali ia berteriak muka lu udah kayak pantat babi nggak cocok buat digituin.
Alka mendengar kekehan dari gadisnya menundukkan kepala dengan senyum tipis lalu mengacak rambut Sakura gemas.

Artha dan Rati terbengong melihat sikap lembut anaknya kepada gadis di sampingnya itu. Sedangkan Adiba sudah tidur di pangkuan daddy nya.

"Mas itu beneran anak kita?" Tanya raty.

Artha menatap istrinya lalu tersenyum hangat

"Bibit daddy memang hebat, pilihannya sangat cantik kayak kamu" Raty menggeplak lengan suaminya, kenapa suami nya itu sangat tidak tau tempat.

                                        🌹🌹🌹

ILA & ALADonde viven las historias. Descúbrelo ahora