Bagian 52

251 39 12
                                    

Sedang menikmati makan mewah bersama Fox dan Catty, seorang pelayan masuk dan berbisik ditelinga Fox. Choi bersaudara dan sang ibu tak terlalu memperhatikannya, mereka fokus makan makanan berbagai makanan mewah yang terasa hambar dimulut.

Seorang prajurit kerajaan menerobos masuk. Terlihat raut wajah takut darinya, jika saja apa yang akan disampaikannya tak dirasa terlalu penting maka lenyap sudah kesempatannya menyantap makan malam nanti.

Prajurit itu membungkuk, memohon izin mendekat pada Fox. Dengan dua jari yang digerakan, Fox mempersilahkan orang kesampingnya.

"Maaf mengganggu ada hal yang perlu saya sampaikan." pria itu melirik kemeja dimana Choi bersaudara dan sang ibu duduk. Mereka sendiri sudah tak peduli dengan respon yang diberikan orang-orang disini. Orang asing dengan latar belakang budak, memang hanya orang bodoh dan gila yang mau menerima mereka secara suka rela. Seperti para orang Righteousness itu.

"Tak apa, katakan saja." ucap Fox.

"Joshua sudah sampai dimarkas dan sedang menunggu diruangannya."

"Baik kau bisa pergi." setelah itu si prajurit kembali membungkuk sebelum keluar.

"Wah akhirnya pak tua itu sembuh, baguslah aku bisa hidup nyaman lagi sekarang." saut Catty senang

"Ah maaf Catty tapi Joshua akan kuperintahkan melayani mereka saat ini. Anggota baru kita butuh butler handal untuk menyesuaikan diri dirumah baru."

Catty sepertinya tak cukup puas dengan perintah Fox barusan, tapi ia berusaha menutupinya. Cangkir teh yang tinggal setengah diangkat dan diminum perlahan, "Terserah saja." lanjutnya.

"Ehm maaf menganggu tapi ada yang ingin aku sampaikan pada kalian" Fox menaruh pisau dan garpunya, tapi melihat hanya Dino dan Minki yang memberinya perhatian sepertinya keberadaannya belum sepenuhnya diterima. "Mulai nanti malam ada pelayan baru yang melayani kalian. Namanya Joshua, walaupun terlihat tua kemampuannya bagus dan cekatan. Ia butler terbaik yang sebelumnya melayani anggota Aphopis."

"Mau siapapun itu kami tak peduli, paling nanti dia melihat kita seperti serangga." sarkas Sonyoung tanpa menolehkan kepala.

Fox tak marah, selama kedatangan mereka disini ia tak pernah marah walaupun seburuk apapun respon yang ketujuh anak lelaki ini tunjukan. Berbagai kesamaan terutama nasib, membuat Fox merasa dekat dan harus menempa orang-orang ini menjadi penerusnya.

Kejadian sebelumnya membuat Seungcheol, Jun, Soonyoung, Seokmin, Hansol dan Dino kehilangan kepercayaan dengan orang-orang disini. Saat awal banyak dari mereka yang menyindir dan memperlakukan mereka seperti hama. Yang terparah bahkan ada pelayan yang membentak sang ibu karena menjatuhkan vas bunga saar dikamar. Semenjak disini Minki yang lebih banyak dikamar sering mengisi waktunya dengan membuat rangkaian bunga yang dibawakan anak-anaknya.

Soonyoung yang kembali ke kamar terlebih dahulu menemukan sang ibu sedang berjongkok memungut serpihan kaca dengan gadis pelayan yang berdiri sambil marah. Dengan alat pengaman bahkan sangat jelas jari sang ibu tergores disana sini dan berdarah.

Dengan marahnya yang tak terkendali, es merambat dari bawah tubuh Soonyoung, berjalan menjalar dan pada akhirnya membekukan kaki pelayan itu. Udara sekitar menjadi dingin, bahkan asap putih mulai datang. Sang pelayan memangis takut karena kakinya tiba-tiba mati rasa dan tubuhnya menggigil. Soonyoung berjalan mendekat, makin jauh ia melangkah maka es itu makin naik hingga hampir membekukan seluruh tubuh pelayan.

 Soonyoung berjalan mendekat, makin jauh ia melangkah maka es itu makin naik hingga hampir membekukan seluruh tubuh pelayan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Righteousness Where stories live. Discover now