Bagian 35

263 32 4
                                    

Suasana sangat kacau, korban yang gugur dari kedua belah pihak mulai berjatuhan. Tanah lembah Talase yang indah dan asri berubah seperti neraka. Padang rumput hijau menghilang menjadi danau darah.

Dengan mulut yang terus merapal mantera, Seungkwan memfokuskan diri pada musuh didepannya. Puluhan tangan tak henti bermunculan dari tanah mencoba menangkap mangsanya. Seorang wanita sejak tadi melompat kesana kemari seperti kelinci, menghindari tiap serangan yang Seungkwan berikan. Sesekali pisaunya menyayat lengan-lengan yang Seungkwan tumbuhkan, membuat si empunya mengaduh sakit.

"Berhenti menumbuhkan anggota badanmu dan mulailah bermain denganku Kwan manis." ucap Bunny memprofokasi.

"Aku tak ada niatan bermain dengan kelinci jelek." Jawab Seungkwan acuh.

Bunny makin cepat berlari kearah Seungkwan. Bukannya menghindar, lelaki berpipi tembam ini justru diam seperi menanti kedatanganya. Namun Bunny tak peduli, ia terlalu bersemangat membayangkan pisaunya yang keras berlapis diamond menembus jantung Seungkwan dan memancarkan cairan merah kental.

Kepala Seungkwan yang menunduk menyebabkan mukanya tak terlihat. Namun makin dekat, Bunny dapat melihat seringai yang disembunyikannya. Merasa ada yang tak beres gadis kelinci ini berhenti tepat didepan Seungkwan.

"Terlambat." Seungkwan mendongakan kepala dan memberi senyum mengintimidasi.

δολοφονικό παράσιτο

Empat buah lengan tumbuh dipunggung Bunny, memblokir pergerakannya dan berusaha memlintir tulang lehernya. Dengan sekuat tenaga Bunny berusaha menahan lengan Seungkwan. Setelah bersusah payah telapak tangannya berhasil mengenai dua lengan Seungkwan dan mengubahnya menjadi berlian. Namun sayang, tulang lengan atasnya harus remuk dan menjadi korban atas usahanya untuk kabur.

Kembali mundur, Bunny memegangi lengannya menahan rasa sakit yang amat sangat. Namun tak ada kata menyerah dalam kamusnya, justru ini adalah permulaan. Tiap luka yang didapatnya akan membuat dirinya semakin bergairah. Untuk membuat tangannya berfungsi kembali Bunny melapisinya dengan diamond sampai kedalam tulang. Ia akan terus memaksakan tubuhnya bergerak sampai mati.

"Ahahaha... sudah kudug bermain denganmu sungguh menyenangkan. Ayo kita bertaruh siapa badan siapa yang terbelah paling cepat." ucap Bunny sembari tertawa.

Walaupun belum mendapat luka secara langsung energi Seungkwan cukup terkuras. Belum lagi dirinya juga ikut merasakan rasa sakit akibat serangan yang Bunny lakukan pada anggota tubuhnya yang lain.

"Ah sialan kenapa aku harus berhadapan dengan yang tidak waras sih." keluh Seungkwan.

Tanpa diduga dari belakang ada yg menepuk lembut punggungnya. Saat hendak menengok Seungkwan dapat merasakan benda dingin menempel di pipinya. Rupanya ada orang yang menyodorkan sebuah botoh minuman persis didepan mukanya.

"Minum dulu Boo." wajah Hansol muncul dari balik botol. Penampilannya lumayan berantakan, Seungkwan memperhatikan pria dihadapannya dari ujung kepala sampai kaki. Ada beberapa noda darah ditubuhnya dan sisi bajunya terkoyak. Walapun dapat dipastikan itu bukanlah darah milik Hansol, karena tak ada luka yang Seungkwan temukan. Pasti dia sudah melalui banyak musuh untuk sampai ke mari.

Dengan mata yang masih mengamati Seungkwan mengambil air minum yang Hansol berikan. "Bagaimana kau bisa bicara santai dengan darah diwajah dan tangan begitu?"

"Kenapa? Aku hanya menghukum orang-orang jahat. Dan wanita yang didepanmu itu sepertinya perlu dihukum juga."

"Darimana kau tau dia orang jahat?"

"Semua yang menyakitimu adalah penjahat Boo."

Agaknya Seungkwan sedikit terkejut dengan pernyataan yang diberikan Hansol. Darimana lelaki ini mendapat kesimpulan yang begitu aneh.

Righteousness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang