Bagian 26

295 37 0
                                    

Dino masih mencari celah agar bisa membawa Seungcheol berdua dengannya. Dia harus cepat.

Setelah lelah berlatih, mereka memutuskan untuk istirahat. Bel makan siang juga sudah berbunyi, membuat perut mereka makin keroncongan.

Dokyeom dan Hansol datang menjemput saudara mereka untuk makan bersama.

"Ayo hyung yang lain sudah mulai berkumpul diruang makan." Ajak Hansol pada Seungcheol yang tengah duduk bersama Jun dan Soonyoung dengan nafas tak teratur.

"Hah.. hah.. aku lelah sekali. Ayo cepat pergi makan, perutku sudah tak tahan." Saut Soonyoung.

"Kau ini bisa-bisanya baru sembuh langsung pergi berlatih." Ucap Dokyeom.

"Aku tak bisa membiarkan ototku mengendur jika terlalu lama berbaring."

"Hansol panggil Mingyu dan Dino, mereka masih berpedang disana." Perintah Seungcheol.

Hansol segera berjalan menghampiri, benar saja keduanya masih bersemangat kesana kemari mengayunkan pedang.

"Mingyu hyung, Dino ayo makan dulu. Yang lain sedang menunggu dipinggir lapangan."

"Oh sudah waktunya makan rupanya, ayo jangan membuat mereka menunggu lama." Jawab Mingyu.

Setelah meletakan pedangnya Mingyu merangkul kedua adiknya mengusul yang lain. Sejak datang Hansol terus memperhatikan wajah Mingyu. Ada yang berbeda, matanya bengkak seperti... bekas menangis.

"Mingyu hyung, apa tadi menangis?" Tanya Hansol tiba-tiba.

Mingyu agaknya terkejut dengan pertanyaan sang adik. Sedang Dino menampilkan muka datar, tak ingin menambah curiga.

"Tidak, kenapa bocah ini tiba-tiba berkata aneh?" Ucap Mingyu sambil mengacak rambut Hansol.

"Ahh hyung hentikan. Matamu terlihat bengkak dan agak merah makannya aku bertanya." Hansol menyingkirkan tangan Mingyu dari kepalanya.

"Tadi ada debu yang masuk dan aku menggosok mataku terlalu keras. Sudah ayo cepat, nanti kita dimarahi Seungcheol hyung kalau membuatnya menunggu lama."

Sudah beberapa langkah rombongan itu berjalan kearah ruang makan Dino yang berjalan paling lambat tiba-tiba berseru.

"Ah aku meninggalkan sesuatu saat berlatih tadi."

Suara Dino membuat yang lain berhenti. Memberikan atensi pada si bungsu.

"Kenapa Dino?" Tanya Jun.

"Aku meninggalkan barangku hyung, kalian duluan saja aku akan kembali untuk mengambilnya."

"Akan kutemani, kalian masuk dulu kami akan segera menyusul." Dapat. Seungcheol pasti akan yang pertama menawarkan diri, Dino sudah hafal. Sampai disini semua berjalan mulus.

Keduanya berjalan ketempat dimana Dino dan Mingyu berlatih tadi. Dino sengaja menjatuhkan saputangan pemberian sang ibu yang sangat disayanginya. Saputangan itu berisi rajutan namanya yang dibuat sang ibu. Diberi sebagai hadiah pertama ulang tahunnya.

"Ini dia, untung saja tidak hilang." Dino mengambil sapu tangan yang tergeletak ditanah.

"Bagaimana kau bisa menjatuhkan benda sepenting itu Dino-ya. Lain kali berhati-hatilah."

"Iya iya hyung."

Dino melipat sapu tangannya dan memasukan ke kantung bajunya. Saat tangannya masuk kekantung baju ia mengeluarkan sesuatu didalamnya.

"Oh aku sampai lupa mempunyai ini." Dino memegang amplop dan mengeluarkan isinya, dua kertas kecil.

"Apa itu?" Seungcheol mendekat penasaran.

Righteousness Where stories live. Discover now