11: Terima Kasih, Reynan

121 7 0
                                    

(¯'*•.¸"¤°'✿.。.:* HAPPY READING *.:。.✿'°¤"¸.•*'¯)

°Jangan lupa vote dan komen ya😉

•••••••••••

Gabi menghampiri Mirna yang tengah mencuci piring, "Ibu, aku berangkat dulu ya. Ibu jangan terlalu capek beres-beres, biar nanti pulang sekolah Gabi bantuin," ucap Gab.

Bi Mirna tersenyum lembut, ia mengelap tangannya karena basah, "Belajar yang rajin, ya, Gabi. Ibu do'akan kamu sukses di masa depan," kata Bi Mirna.

"Makasih atas do'a Ibu. Gabi berangkat, assalamualaikum." Gabi menyalami Bi Mirna.

"Hati-hati, nak." Bi Mirna menatap punggung Gabi yang semakin menjauh dari ruang makan yang di satukan dengan dapur.

Gabi keluar dari rumah dan melihat ke arah gerbang di mana Xavier sudah datang untuk menjemputnya. Xavier bersender di mobilnya dengan menggunakan kacamata hitam. Pria itu membuka kacamata hitamnya ketika Gabi sudah datang.

Gabi tersenyum manis kepada pacarnya, "Hai, morning," sapa Gabi.

Xavier menangkup pipi Gabi dengan menatap dalam gadis itu, "Morning too, By. Ayo kita berangkat, jangan sampai telat kita," kata Xavier yang disetujui oleh Gabi.

Keduanya pun masuk ke dalam mobil. Gabi duduk disebelah Xavier. Gadis itu memasangkan seatbelt.

"Kamu tumben bawa mobil, di mana motormu?" tanya Gabi.

"Hari ini mau dibawa ke bengkel sama Ayah karena udah jadwal perawatannya," jawab Xavier.

"Motor aja perawatan lho," kaget Gabi.

Xavier melirik sekilas ke arah kekasihnya, "Kamu juga mau? Nanti aku buatin data kamu di klinik kecantikan sama Bunda," tawar Xavier yang membuat Gabi terkejut.

Gabi menjawab dengan gelengan cepat, "Nggak! Kamu jangan aneh-aneh deh. Aku nggak mau dikira porotin uang kamu," pungkas Gabi.

"Siapa yang bilang gitu? Bilang sama aku, biar aku hajar tuh orang," ucap Xavier.

"Sudut pandang setiap orang berbeda, Xavier," gemas Gabi kepada pacarnya.

Xavier hanya mungut-mungut paham saja. Padahal dia tidak masalah kalau memang Gabi mau parawatan menggunakan uangnya. Karena dia sendiri sudah pernah bilang kepada dirinya sendiri, kalau Gabi menjadi pacarnya dia akan memberikan apapun untuk gadis itu.

Tetapi ternyata Gabi bukan perempuan yang tidak mau menggunakan uang pacarnya.

Dua puluh menit kemudian mereka sampai di sekolah. Mobil Xavier berhenti di parkiran sekolah, tepatnya disebelah mobil berwarna merah. Sedikit heran, karena ini masih pagi tapi sudah ada yang datang dengan membawa mobil.

Biasanya murid-murid SMA Garuda datang berapa menit sebelum masuk.

Gabi keluar dari mobil Xavier, lalu di susul oleh Xavier.

Gabi menghampiri pria itu, "Masih sepi," ucap Gabi kepada pacarnya.

"Iya. Biasa, bukan anak SMA Garuda kalau nggak pada ngaret," sahut Xavier.

Gabi terkekeh pelan, dia jadi teringat sebelum dirinya pacaran dengan Xavier yang hobby telat, "Aku jadi inget dulu sering telat, tapi semenjak pacaran sama aku nggak pernah telat atau membuat masalah lagi," kata Gabi.

Xavier mengulumkan senyumannya, "Karena kamu membuat masalah agar bisa di perhatikan oleh orang tuamu, kan? Sekarang ada aku. Aku yang akan memberikan semua perhatian, kasih sayang untuk kamu," tutur Xavier lembut.

Dengan gemas Gabi mencubit perut pria itu, "Awww, baper aku, Sayang."

Langkah Xavier terhenti, "Say again."

GABRIELLAWhere stories live. Discover now