05: Tentang Keluarga Gabi

193 16 5
                                    

(¯'*•.¸"¤°'✿.。.:* HAPPY READING *.:。.✿'°¤"¸.•*'¯)

°Jangan lupa vote dan komen ya😉

•••••••••••

Bel pulang pun tiba. Gabi merapikan semua buku miliknya dan juga tempat pensil yang dia masukan ke dalam tas. Di samping pintu Mia menatap ke arah Gabi. "Gab, dicariin sama Xavier," kata Mia kepada Gabi.

Gabi mengangguk pelan. "Oke. Bilang sama dia, gue lagi beresin buku." Mia mengacungkan jempolnya lalu pergi menghampiri Xavier yang sedang bersender ditembok depan kelas.

"Kata Gabi dia lagi beresin buku, jadi tunggu aja," ujar Mia.

"Thanks," sahut Xavier datar.

Mia pun tersenyum tipis lalu pergi dari hadapan Xavier. Pria itu menatap pintu kelas pacarnya, dan tidak lama kemudian Gabi keluar dengan tersenyum kepada Xavier. "Hai," sapa Gabi.

Xavier merangkul pundak pacarnya. "Mau main?" ajak Xavier. Dia berniat untuk mengajak jalan kekasihnya sore ini.

Gabi berpikir sejenak. "Males. Langsung pulang gimana?"

"Yah, padahal aku masih mau sama kamu, sayang," kata Xavier dengan nada kecewa.

Gabi tersenyum tipis. "Main ke rumah aku aja. Di sana ada art aku kok, jadi kita nggak berdua aja," ujar Gabi yang membuat Xavier senang.

"Boleh?" Gabi mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Xavier mengacak-acak rambut kekasihnya dengan gemas. Keduanya pun berjalan di koridor sekolah yang masih ramai. Banyak siswa dan siswi yang belum pulang ke rumah. Selama mereka jalan hanya ada keheningan saja.

Sesekali Xavier menatap kearah kekasihnya. "Gab, maaf buat soal yang itu ya," celetuk Xavier.

Gabi mendongakkan kepalanya. Tubuh dia dan Xavier berbeda jauh. Xavier sangat tinggi yang membuatnya harus mendongak keatas agar bisa menatap pria itu. "Maaf?" bingung Gabi.

"Soal aku yang nggak jujur tentang agama aku. Aku nggak bermaksud bohong sama kamu, aku  kira kamu udah tahu," jelas Xavier yang tidak enak dengan Gabi.

Gadis itu tersenyum tipis. "Gapapa. Aku nggal marah kok," tutur Gabi lembut.

"Beneran?" ucap Xavier dengan raut wajah serius.

"Iya, Xavi. Kalau aku marah pasti udah diemin kamu," kata Gabi.

Xavier bernafas lega. Pria itu tersenyum tipis. "Aku kira kamu marah, tapi untungnya nggak. Aku jadi lega sekarang," pungkas Xavier.

Gabi hanya tersenyum. "Nggak marah tapi nyesek aja," gumam Gabi pelan. Bahkan Xavier tak dapat mendengarnya.

Keduanya pun kembali berjalan menuju parkiran sekolah. Di parkiran Xavier menaiki motor sport miliknya, lalau Gabi naik dengan memegang pundak Xavier. Gadis itu menutupi pahanya dengan jaket yang dia gunakan.

Motor Xavier melintas meninggalkan area sekolah. Gabi memeluk perut pacarnya dari belakang yang membuat senyuman Xavier terbit dibalik helm full face miliknya.

Langit sore sangat indah. Tidak ada tanda-tanda mau hujan. Sore ini juga kota Jakarta sudah mulai padat dijalan. Banyak orang yang baru pulang kerja atau sekolah. Xavier mengambil jalan pintas menuju rumah Gabi yang berada di Jakarta Selatan.

Dua puluh menit kemudian motor Xavier memasuki halaman luas rumah Gabi. Ketika motor tersebut sudah mati, barulah Gabi turun bersama dengan Xavier. Pria itu menatap sekeliling rumah besar yang terlihat sangat sepi.

Ukuran rumah Gabi hampir sama dengan Xavier, namun lebih besar sedikit punya Xavier.

"Ayo masuk," ajak Gabi.

GABRIELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang