08: Kita Semua Sahabat

129 9 1
                                    

(¯'*•.¸"¤°'✿.。.:* HAPPY READING *.:。.✿'°¤"¸.•*'¯)

°Jangan lupa vote dan komen ya😉

•••••••••••

Keesokan harinya Gabi tidak berangkat ke sekolah karena sudah meninggalkan rumahnya. Pagi Gabi baru saja selesai membereskan semua barang-barangnya yang ada di kamar. Mulai dari baju, tas, sepatu, dan buku-buku miliknya yang dibantu oleh Bi Mirna.

Bi Mirna awalnya terkejut karena kemarin Gabi bilang mereka akan pindah rumah. Gabi pun menjelaskan semuanya kepada Bi Mirna semua yang terjadi, dan mendengar hal itu membuat Bi Mirna istighfar.

Tetapi keduanya tetap menerima saja. Gabi dan Bi Mirna tidak mau melawan, mereka berdua menuruti saja semua kemauan orang tua dari Gabi.

Gabi menatap sebuah figura foto yang membuatnya terdiam. Tanpa sadar Gabi tersenyum haru. Ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Foto bersama untuk pertama dan terakhir kali. Foto itu diambil saat Gabi berusia umur lima tahun.

Gadis itu menundukkan kepalanya. Rasanya tidak kuat meninggalkan rumah ini. Walaupun banyak kenangan buruk, tetapi Gabi sangat menyayangi rumah ini. Setiap sudut ruangan yang ada di rumah ini penuh arti untuk dirinya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Gabi menyekat air matanya dengan kasar. Gadis itu segera pergi ke dalam kamar mandi dan pas banget pintu kamarnya terbuka. Lima pria remaja masuk ke dalam kamar Gabi.

"Gab, lo di mana?" celetuk Damian yang mencari keberadaan Gabi.

"GUE DI KAMAR MANDI!" Sahut Gabi dari dalam kamar mandi.

Xavier menatap kamar pacarnya yang sangat tertata rapih, namun sekarang semua barang-barang gadis itu sudah masuk ke dalam kotak agar pindahannya gampang. Xavier mengulumkan senyumannya.

Tak lama Gabi keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah. Gadis itu tersenyum kepada mereka semua. Kening Gabi mengerut melihat anggota mereka yang tidak lengkap.

"Reynan ke mana?" tanya Gabi dengan duduk disebelah Xavier.

"Lho, gue kira dia udah ke sini. Soalnya tadi bilang ke gue sama Keenan dia berangkat sendiri," jawab Damian yang disetujui oleh Keenan.

Kening Gabi mengerut. Tidak biasanya Reynan seperti ini, ia merasa pria itu menghindar dari mereka semua.

Tak lama orang yang di bicarakan pun dateng. Reynan masuk ke dalam kamar Gabi dengan menggunakan masker hitam, "Sorry telat," celetuk Reynan.

Gabi bangkit dari duduknya, ia menghampiri Reynan dan berdiri didepan pria itu, "Lo gapapa?" tanya Gabi dengan raut wajah yang khawatir.

Reynan hanya menjawab dengan anggukkan singkat, "Sorry, gue lagi flu makanya pakai masker."

Gabi menarik masker Reynan hingga terlepas. Gadis itu dan yang lain terkejut melihat wajah Reynan yang babak belur. Sudut bibir yang sobek.

"REY? LO KENAPA?" Pekik Gabi lantang.

Keenan dan Damian menghampiri sahabat mereka. Keenan menatap datar Reynan, "Siapa yang lakuin ini ke lo?" tanya Keenan.

"Rey, jangan bilang ini ulah bokap sama nyokap lo lagi?" tebak Damian.

Reynan tersenyum lembut, pria itu mengalihkan pandangannya, "Tanpa gue kasih tahu pasti kalian tahu." Reynan melepaskan jaketnya.

"Yuk, kita angkat barang-barang Gabi. Mobilnya udah sampe," sambung Reynan untuk mengalihkan pembicaraan.

Gabi menatap sendu Reynan. Dia tidak bisa melihat keadaan sahabatnya yang terus dijadikan pelampiasan oleh orang tua pria itu.

Sedangkan Xavier, Azzam, Raskal hanya diam. Mereka bertiga sangat bingung dengan circle pertemanan mereka. Sepertinya nasib keluarga Gabi dkk sangat special. Gabi dan Reynan sama-sama anak broken home dan tidak di anggap oleh kedua orang tua mereka. Tetapi Keenan dan Damian belum terketahui.

GABRIELLAWhere stories live. Discover now