03: First Date

223 16 3
                                    

(¯'*•.¸"¤°'✿.。.:* HAPPY READING *.:。.✿'°¤"¸.•*'¯)

Bel pulang sekolah pun tiba. Gabi keluar dari dalam kelas dengan membawa buket bunga pemberian dari Xavier. Sejak kejadian tadi di lapangan ia selalu mendapatkan ledekan dari teman-teman kelasnya dan di sapa oleh para penggemar Xavier.

Diujung koridor Xavier sudah menunggu kedatangan Gabi. Pria itu tersenyum hangat kepada kekasihnya. Xavier menghampir Gabi, "Hai."

"Hai. Kenapa di sini?" tanya Gabi.

Xavier menaikkan sebelah alisnya. "Salah nungguin pacar sendiri?"

"Apa si, Xav. Gue pulang sama Keenan," ujar Gabi.

Xavier menggeleng cepat, "No! Pulang sama aku aja! Mulai sekarang aku yang antar dan jemput kamu. No penolakan dan komen, Sayang!" tungkas Xavier posesif.

"Terserah."

Tanpa keduanya sadari mereka menjadi pusat perhatian siswa dan siswi yang masih ada di area sekolah. Xavier menggenggam tangan kekasihnya yang halus. Keduanya pun pergi ke parkiran sekolah di mana motor Xavier terparkir di sana.

Starla dan Lucy menatap kedekatan antara Gabi dan Xavier. Lucy menggeram kesal karena merasa panas dan cemburu. Starla hanya diam. Dia tidak mungkin ikut kesal kepada Gabi. Karena gadis itu tidak tahu kalau Lucy menyukai Xavier sejak dulu.

Di parkiran Xavier menatap kekasihnya yang tak kunjung naik keatas motornya. "Gab, ayo."

Gabi menjawab dengan anggukkan singkat. Dia memegang pundak Xavier sebagai pegangan untuknya naik keatas motor Xavier yang tinggi. Saat Gabi sudah duduk di jok belakang, namun Xavier tak kunjung jalan.

Xavier melingkarkan tangan Gabi di pinggangnya. Gabi tersentak kaget hingga ia bersandar di punggung Xavier. "Biar kamu nggak jatuh," ucap Xavier dibalik helm full face.

Gabi menelan ludahnya kasar. Baru kali ini dia memeluk seorang laki-laki. Bahkan ke Keenan ataupun Damian tak pernah ia sedekat ini. "Kenapa setiap gue di dekat Xavier bawaanya deg-deg an mulu?" gumam Gabi pelan.

Motor Xavier pun melaju meninggalkan area sekolah. Selama di perjalanan kedua remaja itu hanya saling diam. Gabi mengeratkan pelukannya ketika ia merasa dingin karena hembusan angin sore.

Dibalik helm Xavier tersenyum tipis.

Tepat di depan lampu merah Xavier berhenti. Pria itu menatap kekasihnya dari spion motornya. "Gab, mau makan dulu ngga?" tawar Xavier.

"Boleh. Ke cafe Aurora ya," ujar Gabi kepada Xavier.

"Oke. Pegangan ya, aku mau ngebut," ucap Xavier yang langsung mendapatkan cubitan maut dari Gabi.

"Nggak usah aneh-aneh! Kalau kita celaka gimana hah?" ketus Gabi.

Xavier meringis karena cubitan Gabi yang sangat sakit. Pria itu melupakan sesuatu tentang kekasihnya, yaitu galak. Gabi memiliki sikap yang galak-galak. "Iya, maaf, Sayang." Gabi memutarkan bola matanya malas.

Motor Xavier pun kembali melaju menuju ke sebuah cafe yang sudah terkenal di kalangan anak remaja seperti mereka berdua. Gabi sering sekali pergi ke cafe tersebut hanya untuk sekedar makan dan minum saja.

Sedangkan Xavier sangat jarang. Pria itu lebih sering makan dan minum di tempat markasnya bersama teman-temannya. Namun, Xavier tahu cafe mana saja yang sedang hits di kalangan anak seumuranya.

Skip...

Kini Gabi dan Xavier sudah berada di cafe Aurora yang sangat ramai. Keduanya duduk dilantai dua. Xavier baru saja memesankan makanan untuk mereka berdua. Ia duduk disebelah Gabi. Xavier merangkul pundak kekasihnya.

GABRIELLAWhere stories live. Discover now