04: Kita Berbeda

195 19 0
                                    

(¯'*•.¸"¤°´✿.。.:* HAPPY READING *.:。.✿'°¤"¸.•*´¯)

°Jangan lupa vote dan komen ya😉

•••••••••••

Gabi memasuki kelasnya dengan wajah datar yang sering dia tunjukkan. Gadis itu menglangkah ke arah tempat duduknya, namun dia bingung melihat ada Starla yang duduk di kursi miliknya. "Star, lo kenapa duduk ditempat gue?" tanya Gabi bingung.

Starla tersenyum bingung. Saat Starla ingin menjawab langsung di sela oleh Lucy secara tiba-tiba. "Mulai hari ini gue nggak mau duduk sama lo, gue mau sama Starla," pungkas Lucy dengan nada ketus.

Kening Gabi mengerut. Dia tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Kenapa tiba-tiba Lucy tidak ingin duduk dengannya? Apa dia melakukan kesalahan yang besar? Bahkan dapat Gabi lihat kalau Lucy seperti sedang marah kepadanya.

Tanpa menjawab Gabi pun pindah tempat duduk. Ia duduk duduk bersama dengan salah satu siswi pintar di sekolah. Gadis itu melirik kearah Gabi. "Duduk aja, Gab." Gabi mengangguk lalu duduk disebelah Naqya.

Starla menyenggol lengan Lucy. "Lo harusnya nggak bersikap seperti itu ke Gabi, Luc. Gabi nggak salah. Lagian lo nggak berhak marah ke dia hanya karena Xavier nembak dia. Itu hak-nya Xavier buat suka atau pacaran sama siapa," tegur Starla.

Lucy hanya mengacuhkan teguran dari Starla. Telinganya seakan-akan tertutup rapat. Bagi Lucy, jika Gabi adalah perebut cowo orang. Walaupun dia hanya menyukai Xavier diam-diam, namun Lucy tidak suka kalau ada orang lain yang menjadi pacar dari Xavier.

Gabi menelengkupkan wajahnya di meja.

Dari arah pintu Xavier datang ke kelas Gabi setelah menaruh tas-nya. Pria itu menghampiri meja Gabi dengan membawa roti dan susu untuk kekasihnya. Xavier melirik kearah teman sebangku Gabi. "Dia udah daritadi tidur?" tanya Xavier.

Mia menggeleng. "Belum, baru aja." Xavier mengangguk paham.

Xavier menepuk pundak Gabi yang membuat gadis itu mendongakkan kepalanya. Gabi melihat keberadaan Xavier yang berada di sebelahnya. "Kenapa?" tanya Gabi dengan suara seraknya.

Xavier memberikan roti dan susu yang dia bawa. "Aku bawain ini buat kamu," kata Xavier.

Gabi tersenyum tipis melihat perhatian yang di berikan Xavier kepadanya. Ia menerima roti dan susu dari Xavier. "Makasih." Xavier mengangguk. Pria itu mengacak-acak rambut Gabi.

"Aku ke ruang osis dulu ya. Jangan lupa di makan roti sama susu, dan semangat belajarnya! Istirahat aku tunggu di kantin," ucap Xaavier lembut.

Gabi mengangguk pelan. "Iya. Kamu semangat juga," balas Gabi.

Setelah Xavier pergi Gabi tersenyum senang. Entah kenapa dia merasa salah tingkah setiap perhatian kecil yang di berikan Xavier kepadanya. Mia yang berada disebelah Gabi tersenyum. "Cieee, habis di samperin sama ayang," celetuk Mia.

Gabi melirik kearah Mia sekilas. "Diem deh, gue jadi tambah salting," ucap Gabi dengan wajah yang masih memerah.

Mia terkekeh pelan. "Tapi Gabi lo tahu? Berita lo sama Xavier yang jadian tuh booming banget."

"Booming kenapa?"

"Ya, lo bayangin aja. Seorang Xavier nembak lo, cewe yang dikenal galak dan jutek lho," ujar Mia kepada Gabi.

Gabi menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Cuma karena itu? Dasar aneh orang-orang," ucap Gabi.

"Tapi kalian cocok si. Langgeng ya sama Xavier," kata Mia dengan tersenyum.

Gabi tersenyum kikuk. Apa mungkin hubungannya dengan Xavier bisa berjalan lama? Gabi saja belum mempunyai perasaan apapun kepada pria itu. Mungkin kalau sekedar nyaman si iya, tapi yang lainnya dia belum yakin dan pasti.

GABRIELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang