02: Khawatir

273 19 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya!

(¯'*•.¸"¤°´✿.。.:* HAPPY READING *.:。.✿'°¤"¸.•*´¯)

Kini mereka berada disebuah rumah sakit besar membawa Gabi kesana. Gadis itu tengah ditanganin oleh dokter rumah sakit yang langsung mengambil tindakan saat Damian dan Keenan datang ke rumah sakit.

Xavi dan kedua temannya menghampiri kedua pria itu. Xavi berdeham pelan yang membuat pandangan Damian dan juga Keenan menatap kearahnya. "Lo tau penyebab Gabi kecelakaan?" tanya Damian.

"Dia trobos lubang besar dan langsung kehilangan keseimbangan," jawab Xavi.

Damian dan Keenan diam, keduanya menghela napas panjang karna tidak tau ingin menyalahkan siapa disini. "Lo bertiga di sini sampe berapa lama?" ujar Keenan kepada Xavi dkk.

"Tergantung Xavi kita sih," jawab Raskal dengan melirik kearah sahabat mereka.

Xavi yang ditatap pun menaikkan sebelah alisnya. "Sampe dia sadar," kata Xavi kepada mereka semua.

Keenan dan Damian bangkit dari duduk mereka lalu menghampiri Xavi yang bingung dengan tindakan kedua pria itu. Damian menepuk pundak Xavi. "Kita titip Gabi dulu ya, ada urusan yang harus kita selesaikan diluar," ucap Damian.

Tanpa ada rasa ragu Xavi mengangguk setuju. Kedua teman Gabi pun pergi dari depan ruang IGD meninggalkan Xavi dan kedua temennya. Raskal dan Azzam tersenyum goda melihat ekspresi sahabat mereka yang terlihat sangat khawatir dengan gadis yang dia cintai.

Raskal menyenggol lengan Azzam. "Temen kita ada yang khawatir sama crush-nya ekhmm," celetuk Raskal.

"Crush ya? Kirain doi hahaha," timpal Azzam yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Xavi.

"Bosen hidup lo berdua?" ucap Xavi dingin dengan sorot mata yang tajam.

Keduanya hanya menunjukkan wajah tanpa dosa mereka. Kalau sudah mendapatkan tatapan tajam dari Xavi itu artinya dia sudah marah dan kesal karna di ledekin oleh mereka berdua.

Ceklek

Pintu ruang IGD terbuka yang membuat Xavi langsung menghampiri seorang dokter yang menangani Gabi. "Bagaimana keadaan dia?" tanya Xavi dengan raut wajah khawatir.

"Gabi tidak apa-apa, hanya saja kepalanya yang luka karna terbentur aspal. Jangan khawatir, dia tidak mengalami luka serius dan langsung boleh dibawa pulang," jawab sang dokter.

Xavi menghela napas lega mendengar penjelasan dokter tadi tentang keadaan Gabi. Pria itu menatap kearah teman-temannya sebelum masuk ke dalam ruangan. "Lo berdua tunggu disini!" tekan Xavi kepada mereka.

Raskal dan Azzam mengangguk pelan. Mereka akan menunggu sahabat mereka didepan pintu ruangan, entah apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya di dalam sana. Tapi feeling mereka berdua, kalau Xavi hanya akan melihat keadaan Gabi secara langsung.

Di dalam ruangan Xavi melihat Gabi yang sudah duduk diatas brankar. Pria itu berdeham pelan membuat lamunan Gabi buyar. Ia menaikkan sebelah alisnya ketika tau Xavi datang ke dalam. "Keenan sama Damina mana?" tanya Gabi yang tidak melihat kedua sahabatnya.

"Cabut duluan, katanya ada urusan. Mereka nitipin lo ke gue," sahut Xavi datar.

Cih, Gabi berdecih sinis mendengar jawaban oleh Xavi barusan. "Lo pikir gue barang? Dititip segala!" ketus Gabi.

Xavi menaikkan sebelah alisnya mendengar ketusan gadis yang ada di hadapannya. "Gue nggak ngomong gitu."

Gabi memutarkan bola matanya malas, ia memilih untuk turun dari brankar, namun, langsung ditahan oleh Xavi pergeraknya. "Gue minta nomor telpon orang tua lo sini, biar gue yang bilang tentang keadaan lo disini," kata Xavi yang membuat Gabi terdiam.

GABRIELLAWhere stories live. Discover now