MOIRAI (37)

1.5K 62 1
                                    

Matahari bersinar sangat cerah di minggu pagi ini, terlihat sepasang suami istri yang sedang sarapan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari bersinar sangat cerah di minggu pagi ini, terlihat sepasang suami istri yang sedang sarapan. Tidak ada yang membuka obrolan hingga suasana di tempat ini sangat hening.

Viona yang sedari tadi memainkan ponselnya terkejut saat menerima satu pesan dari perawat di rumah sakit tempat kakaknya di rawat. Viona segera berdiri dan mengambil air mineral lalu berlari kecil ke kamarnya.

Pria itu yang tadinya fokus pada makanannya menoleh ke arah kamar gadia itu. Ia mengerutkan keningnya saat melihat tingkah Viona yang terlihat begitu gembira. Senyuman yang terpancar di bibir indah gadis itu membuat jantungnya berdetak sangat kencang.

"Gue kenapa sih kalo lihat dia lagi senyum gitu suka deg-degan gini," gumamnya sembari mengelus dada.

Terlihat Viona sudah siap dengan jaket kulit kesayangannya serta rambutnya terkuncir yang menambah kecantikan gadis itu. Ini kali pertama Elvano melihat Viona menguncir rambut panjangnya, biasanya rambut wanita itu selalu dia gerai saja.

"Mau kemana lo?" satu kalimat terlontar dari bibir Elvano yang masih asik mengunyah makanannya.

"Ke rumah sakit, kakak gue udah sadar," jawab wanita itu masih tersenyum membuat Elvano semakin candu melihatnya. Shit, Elvano sangat membenci pikirannya saat ini, aroma wangi vanilla dari tubuh wanita itu tercium sangat wangi. Bukan kali ini Viona menggunakan parfum beraroma vanilla itu, tapi kenapa baru hari ini Elvano menyadarinya.

"Gue ikut!" entah apa yang ada di pikirannya sehingga dia dengan lantang mengatakan bahwa ia ingin ikut bersama Viona. Tanpa berpikir panjang Viona pun mengangguk pertanda setuju.

Elvano berlari kecil menuju parkiran dan langsung mengeluarkan mobilnya. Viona tersenyum saat membaca pesan dari perawat bahwa Lucas sedang mencari Viona.  Setelah mobil Elvano sudah berhasil keluar dari parkiran, ia pun segera menaiki mobil tersebut.

"El, gue minta maaf soal kejadian kecelakaan itu, gue juga nggak tau kalo sebenarnya bukan lo pelakunya," ucap Viona di tengah perjalanan yang membuat Elvano meliriknya dengan wajah kebingungan.

"Gue bakal bilang ke kak Alex buat berhenti serang kalian," lanjutnya lagi.

"Tapi gue gabisa maafin Lucas!" ucap Elvano penuh penekanan.

"Gua ngerti perasaan lo, tapi tolong jangan hakimi kakak gue, gue rela kalo dia di proses hukum, asal kalian jangan sentuh dia," ucap Viona menunduk menahan air matanya yang akan jatuh.

Elvano melirik gadis itu sekilas, melihat bahunya yang bergetar menandakan bahwa gadis itu sedang menangis membuatnya merasa bersalah.

Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah sakit dan langsung berjalan menuju ruangan Lucas yang ada di lantai dua.

Viona membuka pintu dengan pelan sambil mengukir senyuman di bibir manisnya dan berlari memeluk Lucas yang sedang duduk bersandar. Lucas yang masih sedikit lemah meringis saat adiknya itu tidak sengaja menyentuh lengannya yang masih terbalut perban.

"Aduh, Vio, pelan-pelan. Tangan kakak masih sakit,"
ringisnya pelan membuat Viona langsung melepaskan pelukannya.

"Maaf kak, Vio kangen banget tau." ucap Viona manja.

"El, sini masuk," panggil Viona saat menyadari pria itu hanya berdiri di luar ruangan. Lucas mengerutkan keningnya ketika melihat seseorang sedang membelakanginya di depan pintu.

"Siapa?" tanya Lucas.

Elvano membalikkan badannya dan melangkah pelan dengan tangan yang ia masukkan kedalam katong celananya. Lucas melotot tidak percaya dengan apa yang telah di lihatnya saat ini.

"Ngapain lo kesini?" tanya Lucas sinis.

"Gausah banyak tingkah dulu deh, lo baru sadar juga, ntar mati gimana?" ucap Elvano dengan entengnya membuat Viona mencubitnya.

"Jelasin sekarang Vi, kenapa ada dia di sini?" ucap Lucas menggenggam tangan Viona.

"Kak, aku sama El udah nikah 2 minggu yang lalu,"Jawab Viona jujur membuat Lucas sangat syok.

"Apa!! kakak nggak salah dengar kan?" ucapnya memastikan.

"LO APAIN ADEK GUA BANGSAT!!!" teriak Lucas yang berusaha berdiri namun di tahan oleh Viona.

"Kak, jangan banyak gerak dulu, biar Vio yang jelasin semuanya," ucap Viona berusaha menenangkan kakaknya.

Viona menarik napasnya panjang sebelum menjelaskan semua kejadian dimana mereka terpaksa harus menikah, dan tidak lupa juga Viona menjelaskan bahwa orang tua mereka telah bercerai dan sebentar lagi ayahnya akan menikah dengan Nora.

Lucas yang mendengar itu langsung lemas dan kembali bersandar pada sandaran kasur, bibirnya kaku, matanya berair, napasnya terengah-engah membuat Viona memeluknya.

Lucas mengusap rambut adiknya dan mengecup kening Viona. "Selama 3 bulan ini, ternyata banyak kejadian buruk terjadi di keluarga kita, maafin kakak sayang, harusnya di saat-saat seperti ini ada kakak yang menjadi sandaran kamu," Lucas ikut menumpahkan air matanya membuat Elvano muak melihat kedua kakak beradik ini.

Elvano yang menyaksikan drama di depannya itu hanya memutar matanya malas dan berjalan meninggalkan ruangan ini, ia memilih menunggu Viona di luar sambil memainkan ponselnya.

"Tenang aja, secepatnya kakak akan menemukan siapa pelaku yang sudah menyebar foto kalian di sekolah, setelah itu kamu kembali ke rumah dan tinggalkan laki-laki brengsek itu," ucap Lucas membuat Viona hanya mengangguk pelan.

"Kak, aku mau ngomong."

Viona mengungkapkan dirinya yang rela pindah ke jakarta hanya untuk mencari pelaku yang membuat kakaknya koma dan dia salah mengira bahwa Elvano adalah pelakunya.

Lucas yang mendengar itu terkejut bagaimana bisa adiknya bisa berpikir seperti itu, "Jadi alasan kamu pindah ke jakarta gara-gara dia, kamu mau balas dendam sama Elvano?" tanya Lucas dengan wajah sendunya. Ia tidak menyangka bahwa adik kecilnya ini sangat berani dan rela berkorban untuk dirinya.

Lucas menarik Viona ke pelukannya lagi dan tersenyum tipis, "Adik kecil kakak udah berani yah. Trus kamu udah apain dia? tanyanya.

"Nggak di apa-apain, tapi dia marah kak. Katanya gara-gara kakak pacarnya meninggal."

Setelah menjenguk kakaknya, Viona dan Elvano memutuskan untuk pulang setelah dokter mengatakan bahwa kondisi Lucas sudah sangat membaik dan 2 hari lagi sudah di perbolehkan pulang.

Sesampainya di apartemen, Viona langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun kepada Elvano. Namun pria itu tidak peduli dan juga berlalu ke kamarnya.

Viona merebahkan dirinya pada kasur empuknya dan menatap langit langit kamarnya, sedari tadi ia tidak pernah berhenti tersenyum karena bahagia kakaknya akan pulang ke rumah. Setelah tadi banyak berbincang bersama sang kakak, Viona juga membujuk Lucas agar tinggal bersama ibunya di rumah nenek Asih agar mempermudah dirinya menemui kakaknya itu.

~~~

~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MOIRAI [Lengkap]Where stories live. Discover now