"Maaf ya, semuanya. Tolong makanannya dibagikan saja sama santri-santri. Saya mau pulang." Ucap Gus Ilham bangkit. Semua santri langsung ikut bangkit, hendak menyalami tangan Gus Ilham.

Gus Ilham menerima semua juluran tangan. Dan merespon satu persatu tangan santri-santri disana. Kecuali untuk santriwati, sebelum memulai kajian, Gus mewanti-wanti agar santriwati didudukan di belang shab laki-laki saja.

Bagaimana pun, Gus Ilham selalu menjaga mata dan perasaannya ini untuk sang istri tercinta. Aisyah Aqilah.

*****

"Ada om Ilham." Ucap Sakinah yang sedang berjalan-jalan bersama Arsyi.

"Abah, Aci. Ayo kita campelin!" Sakinah mengangguk menarik tangan Arsyi.

"Kakak!" Arsyi menahan tubuhnya agar tidak bergerak. "Nanti kakak bilang gini ke abah Aci..." Arsyi membisikkan sesuatu pada sepupu nya itu.

"Maknanya apa? Bukan kalau mau minta uang, tinggal minta aja. Tidak usah di tambahkan, agar si–"

"Ayo kakak!" Arsyi menarik sepupu nya agar segera menghampiri Gus Ilham.

"Assalamualaikum!" Salam Arsyi dan Sakinah setelah berhasil tiba dihadapan Gus Ilham.

"Waalaikumsalam." Gus Ilham mengangkat kepalanya serasa tersenyum simpul menatap kedua anak perempuan ini.

"Arsyi sama Sakinah mau kemana? Sudah hampir maghrib loh, ayo pulang."

"Agar Silaturahmi tidak terputus, adakah seratus?" celutuk Sakinah walaupun terbata-bata dalam menyebutkan bahasa yang tidak baku.

Gus Ilham membulatkan matanya. Kedua anak itu tampak tertawa menjulur tangan mereka meminta uang dengan gaya bicara yang lagi tran.

"Astaghfirullah, siapa yang ajarin Sakinah memalak orang tua?"

"Arsyi!" Ucap Sakinah jujur.

Gus Ilham beralih menatap anaknya, yang hanya bisa cengengesan. "Arsyi?"

"Aci liat di hape umi, ada yang minta uang ceperti itu, abah."

Gus Ilham menggeleng-geleng-geleng. Internet dan sosial media, kalau tidak dipergunakan dengan baik jatuhnya menjadi fatal, apalagi untuk anak-anak yang masih lugu seperti Arsyi dan Sakinah. Inilah menjadi salah satu dampak negatif sosial media. Gus Ilham berfikir, lantas bagaimana anak-anak yang sudah diberi gejet dari kecil?

"Nanti abah sita hape, umi kamu." Ucap Gus Ilham menghela nafas gusur. "Arsyi sama Sakinah nggak boleh ucap seperti itu lagi ya, nggak sopan."

"Siap abah!"

"Arsya mana?" Tanyq Gus Ilham.

"Aca nda mau ikut, katanya, laki-laki main sama laki-laki. Kalau perempuan main sama perempuan."

Gus Ilham kembali menggeleng pelan. Sejak kapan ada ketidak selarasan itu, pada anak-anak.

"Ayo pulang." Ajak Gus Ilham menuntun kedua anak perempuan itu menuju ndalem.

*****

"Abah!" Arsya berlari menghampiri abahnya, yang baru saja tiba di ndalem bersama sepupu dan kembarannya.

Aisyah Aqilah || TERBITWhere stories live. Discover now